Oleh Calvin I. Serondanya

Menjelang Kongres Masyarakat Adat Nusantara Keenam (KMAN VI) di Wilayah Adat Tabi, Jayapura, Papua, telah mendapat dukungan dari berbagai pihak. Kali ini dari pihak kepolisian, khususnya Polsek Heram, yang akan menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat dan lingkungan.

Untuk wilayah Heram, dalam dua minggu terakhir ini, masih kondusif. Walaupun ada gejolak, namun tidak terlalu tampak. Artinya, tidak terlalu besar. Yang saat ini banyak terjadi, yaitu curanmor, ganja, - seperti yang kami ada tahan dua kantong besar, ya - dan miras. Tetapi, untuk keamanan secara keseluruhan, sementara ini aman, ujar Kapolsek Heram AKP Frengky Rumbiak.

Selama ini, untuk menjaga keamanan agar tetap kodusif, Polsek Heram sedang melakukan patroli rutin setiap hari, termasuk dengan menggunakan mobil patroli dengan pengeras suara untuk menyosialisasikan keamanan dan ketertiban masyarakat di Heram, Kota Jayapura. Kapolsek Heram AKP Frenky Rumbiak tidak hanya menggunakan anggotanya untuk menjaga keamanan dan ketertiban, tetapi juga selalu ada di tengah masyarakat dengan bertemu empat mata dengan masyarakat. Ia mengungkapkan bahwa pendekatan persuasif selalu dikedepankan ketika ada masalah, sehingga penyelesaian bisa diselesaikan secara damai.

Untuk mencegah kemungkinan terjadi (masalah atau konflik), pertama, kami selalu melakukan patroli. Kami juga memberi himbauan kepada masyarakat,kata Frengky.

Kehadiran KMAN VI di Jayapura, merupakan harapan dari kami semua untuk bagaimana tokoh adat dan masyarakat bisa sama-sama membersihkan miras di Tanah Papua, khususnya Wilayah Adat Tabi. Ia berharap ke depan akan ada dukungan untuk memberantas miras di Papua, khususnya Wilayah Adat Tabi. Dari data yang dihimpun oleh Polsek Heram, hampi tiga orang meninggal dunia dalam satu bulan terakhir akibat miras. Selama ini, Polsek Heram terus melakukan patroli dan razia, namun berbenturan dengan Perda yang dibuat oleh pemerintah, sehingga pihak Polsek tidak berdaya untuk mengatasi masalah miras.

Saat ini, bisa tiga orang meninggal dalam satu hari,” ujarnya. “Coba kita hitung-hitung, jika dalam satu hari ada tiga orang, maka dalam satu bulan bisa sampai sembilan puluh orang mati karena miras, baik itu orang asli Papua dan juga orang rambut lurus (pendatang) yang tinggal di Papua.

AKP Frengky berharap, dengan hadirnya KMAN VI, akan ada pembahasan dengan para tokoh adat dan Masyakat Adat untuk memberantas miras di Tanah Papua. Menurutnya, KMAN VI ini harus membawa efek jera untuk kita menyelamatkan masyarakat dari bahaya miras, termasuk kematian yang disebabkan oleh miras.

Terima kasih. Selama ini, saya berharap ada yang datang supaya saya bisa sampaikan ini. Tolong dibantu ya untuk sama-sama kita berantas miras ini,” tutup Kapolsek Heram.

***

Penulis adalah jurnalis Masyarakat Adat dari Papua

Writer : Calvin I. Serondanya | Papua
Tag : KMAN VI Jayapura Wilayah Adat Tabi