Oleh Riyan Saputra dan Sepriandi

Alunan musik tradisional Suku Rejang terdengar cukup lembut saat  mengiringi sejumlah penari anak-anak membawakan Tarian Kejei. Tarian sakral Masyarakat Adat Rejang Lebong ini dipertunjukan saat menyambut kedatangan peserta Rapat Kerja Nasional (Rakernas) AMAN VII di Desa Kutei Lubuk Kembang pada Kamis (16/3/2023).

Ketua Badan Musyawarah Adat Lubuk Kembang, M. Adensyah mengatakan tarian Kejei ini merupakan tarian sakral yang hanya dilakukan oleh anak-anak yang masih dalam keadaan suci.  Anak perempuan yang masih gadis, sementara anak laki-laki tidak ada halangan untuk melakukannya.

Adensyah menerangkan tarian Kejei ini hanya dilakukan saat penyambutan tamu agung, bimbang besak dan pertemuan antar suku di Rejang Lebong. Tari Kejei ini jarang ditampilkan, kecuali acara besar dan penyambutan tamu agung seperti kedatangan peserta Rakernas AMAN VII.

“Peserta Rakernas AMAN yang datang ke Bengkulu ini tamu agung yang layak disambut dengan Tarian Kejei,” kata Adensyah disela penyambutan peserta Rakernas AMAN VII di Desa Kutei Lubuk Kembang.  

Ratusan peserta Rakernas AMAN VII tiba di Desa Lubuk Kembang, Kamis (16/3/2023). Mereka disambut langsung oleh Camat Curup Utara, Budiman serta Ketua Pengurus Harian Daerah AMAN Rejang Lebong, Khairul Amin.

Budiman menyatakan sangat  terhormat ditunjuk sebagai tuan rumah Rakernas AMAN VII.  Ia bangga desanya dikunjungi Masyarakat Adat dari seluruh nusantara.

"Kami sangat senang dan bangga kegiatan Rakernas AMAN VII dipusatkan di Desa Lubuk Kembang. Kami berharap nantinya desa kami bisa dikenal oleh seluruh Masyarakat Adat di tanah air,” katanya.

Rukmini Tuheke, salah seorang peserta Rakernas AMAN dari Sulawesi Tengah menyatakan terima kasih telah disambut dengan acara adat saat datang ke acara Rakernas AMAN di Kutei Lubuk Kembang.  Rukmini menyebut Masyarakat Adat Bengkulu sangat baik dan ramah. Ia dan peserta Rakernas AMAN lainnya diperlakukan seperti saudara sendiri setibanya di Propinsi Bengkulu.

“Ini luar biasa, kita tidak merasa seperti orang lain disini. Kami disambut seperti saudara sendiri,” katanya dengan nada haru bercampur bahagia.

Rukmini berharap momentum Rakernas AMAN kali ini dapat dijadikan sebagai penguatan kedaulatan ekonomi untuk Masyarakat Adat.  Kemudian, Rakernas juga bisa menyatukan pemikiran dan bergerak bersama untuk mendorong pemerintah bersama DPR RI segera  mengesahkan Rancangan Undang-Undang Masyarakat Adat.

"Ini sangat penting, RUU Masyarakat Adat harus segera disahkan, karena itu merupakan payung hukum untuk kita melaksanakan aktivitas,” ungkapnya.

***

Penulis adalah Jurnalis Masyarakat Adat Bengkulu

Writer : Riyan Saputra dan Sepriandi | Bengkulu
Tag : Rakernas AMAN VII Bengkulu Kutei Lubuk Kembang Tari Kejei