Ternate, 14 November 2013 - Akibat banjir dan limbah PT Tekindo Energi luber mengalir ke kebun warga pada 6-7 September 2013, komunitas adat Suku Sawai mengalami gagal panen padi dan tanaman lainnya. Pula, ribuan ekor ikan mas dan nila mati karena limbah mengalir hingga masuk ke tambak-tambak ikan warga. Produksi tanaman berupa kelapa dan ubi menurun drastis, ungkap Biro Advokasi AMAN Maluku Utara Masri Anwar saat memfasilitasi Gelar Konsolidasi Kasus Pencemaran PT Tekindo Energi di Kantor AMAN Maluku Utara di Ternate, Selasa (12/11). Jika PT Tekindo Energi dibiarkan terus beroperasi di wilayah Suku Sawai, maka krisis air bersih dan kerawanan pangan akan timbul di Suku Sawai. Sungai Saloi telah tercemar limbah PT Tekindo Energi sejak tahun 2010 dan sekarang warga kesulitan air bersih. Persediaan air bersih diangkut oleh perusahan dari Woe Snah yang berjarak sekitar 8 km dari kampung. Pengisian air bersih pada dua profil tank dilakukan dua kali dalam seminggu, sedangkan untuk pengisian jerigen dilakukan tiap hari, namun warga merasa itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup hari-hari. Menurut Masri, derita ini disebabkan oleh jebolnya tanggul PT Tekindo Energi. Sebagai bukti terjadinya pencemaran adanya perubahan warna air. Kondisi ini sebenarnya sudah diketahui oleh Pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah. “Namun terjadi pembiaran,” kata Ketua LBH Maluku Utara Yahya Mahmud. “Logikanya, untuk apa perusahaan menyediakan profil tank di depan rumah penduduk Lokulamo? Tentu ada kaitannya dengan pencemaran yang telah terjadi,” tegas Yahya. Amirullah, aktivis Liga Mahasiswa untuk Demokrasi (LMND) Maluku Utara, mengungkapkan bahwa konsolidasi ini merupakan tahapan advokasi untuk melihat secara langsung bahwa aktivitas dan eksploitasi hutan dan sumber daya alam oleh perusahan tambang dimaksud sangat merugikan masyarakat adat karena merekalah penerima dampak. “Ke depan, harus ada pendampingan terhadap warga dan mengalang dukungan sebayak-banyaknya,” ujar Amirullah. Konsolidasi ini juga dihadiri oleh Ilham Sabuddin dari PRD Maluku Utara, Bram dari Gerakan Mahasiswa Pemerhati Sosial (GamHas) Malut, dan Walhi Maluku Utara.***Ubaidi Abdul Halim

Writer : Ubaidi Abdul Halim | Maluku Utara