AMAN Gelar Pelatihan Jurnalis Masyarakat Adat di Nusa Tenggara Barat
23 Mei 2023 Berita Mohamad Hajazi dan Raden BambangOleh Mohamad Hajazi dan Raden Bambang
Dalam rangka meningkatkan kapasitas dibidang jurnalistik, Pengurus Harian Wilayah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Nusa Tenggara Barat menggelar pelatihan Jurnalis Masyarakat Adat pada 17-19 Mei 2023.
Pelatihan yang difasilitasi oleh Infokom Pengurus Besar AMAN ini berlangsung selama tiga hari di Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Pelatihan yang diikuti 18 orang peserta dari berbagai komunitas adat di NTB ini turut dihadiri Koordinator Infokom PB AMAN Titi Pangestu, Alfa Gumilang, Kepala Newsroom AMAN Apriadi Gunawan, Ketua Pengurus Harian Wilayah (PHW) AMAN NTB Lalu Prima Wiraputra.
Selain dari Infokom PB AMAN, diundang pula perwakilan dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI ) Kota Mataram Patih sebagai narasumber. Qudus Jaelani dan Muhammad “Cem” Kasim sebagai narasumber.
Para peserta dibekali ilmu jurnalistik dan strategi peliputan di lapangan oleh para narasumber yang sudah berpengalaman di dunia jurnalistik. Seperti pengetahuan dasar tentang jurnalisme warga, teknik penulisan, dll. Dalam acara tersebut, peserta juga diminta secara langsung melakukan peliputan di sekitar lokasi acara dan langsung dikoreksi hasil liputannya oleh narasumber.
Ketua PHW AMAN NTB Lalu Prima Wiraputra menyatakan pelatihan Jurnalis Masyarakat Adat sangat penting sekali. Selain jadi garda terdepan bagi perjuangan AMAN, sebutnya, pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kawan-kawan komunitas adat yang berada di pelosok kampung untuk berbagi informasi terkait kondisi dan ritual yang terjadi di Masyarakat Adat Nusa Tenggara Barat.
"Jurnalis Masyarakat Adat harus menjadi garda terdepan untuk memberikan pembaruan informasi jika terjadi konflik-konflik di komunitasnya,” kata Lalu Prima Wiraputra dalam sambutannya pada acara Pelatihan Jurnalis Masyarakat Adat di Hotel Bumi Aditya, Lombok Barat pada Rabu (17/05/2023).
Lalu Prima mencontohkan konflik yang terjadi antara komunitas adat di Sembalun dengan PT. SKE yang hingga saat ini masih diperjuangkan. Menurutnya, di sini peran jurnalis Masyarakat Adat sangat dibutuhkan untuk memberikan informasi dan berita guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, sekaligus media perjuangan untuk membela kepentingan Masyarakat Adat.
Senada dengan hal ini, Koordinator Infokom PB AMAN Titi Pangestu juga mengajak kawan-kawan Jurnalis Masyarakat Adat yang ikut pelatihan untuk menulis apa saja yang terjadi di komunitas melalui media AMAN.
"Silahkan ditulis, karena apa yang kita anggap biasa mungkin saja dianggap luar biasa oleh kawan-kawan di komunitas lain," ungkapnya saat memberikan sambutan dan sekaligus membuka Pelatihan Jurnalis Masyarakat Adat.
Salwa Mahdafika Putri dari komunitas Pejarakan yang merupakan peserta termuda dari Pelatihan Jurnalis Masyarakat Adat menyatakan sangat terkesan dengan pelatihan ini. Menurutnya, pelatihan ini sangat bermanfaat untuk memberitakan segala aktifitas yang terjadi di komunitas ke depannya.
Peserta termuda yang di dalam kelas kerap dipanggi “si bungsu” ini juga mengungkapkan bahwa pelatihan ini berbeda dengan pelatihan yang sebelumnya pernah diikutinya, karena langsung terjun untuk praktik ke lapangan melakukan peliputan.
"(Pelatihan) ini mengesankan, banyak ilmu yang kita peroleh di pelatihan ini,” kata Salwa dengan nada riang.
Perempuan yang masih duduk di bangku SMA ini berjanji akan menerapkan semua ilmu yang diperolehnya dari para narsumber untuk diterapkan demi kemajuan komunitas dan Masyarakat Adat di Nusa Tenggara Barat.
“Saya akan menulis cerita-cerita menarik untuk kemajuan komunitas dan masyarakat Adat disini,” ujarnya.
Saprol, salah seorang peserta lainnya juga menyatakan senang ikut pelatihan. Pria yang mewakili Infokom PD AMAN Lombok Tengah ini menyatakan bahwa dalam pelatihan ini banyak mendapat ilmu jurnalistik dari para narasumber. Ia berjanji akan menerapkan semua ilmu yang diperoleh untuk kemajuan komunitas dan Masyarakat Adat di Lombok Tengah khususnya dan Nusa Tengara Barat umumnya.
“Pelatihan ini sangat bermanfaat, banyak hal yang kita pelajari, apalagi konsep pelatihannya santai jadi mudah dipahami,” Sambungnya.
Lalu Kesuma Jayadi dari Biro Ekonomi Sosial Budaya PW AMAN NTB, yang hadir mewakili Ketua PHW AMAN NTB pada saat penutupan kegiatan pelatihan jurnalis Masyarakat Adat berharap pelatihan semacam ini dapat menggugah minat dari kawan-kawan Infokom dan jurnalis Masyarakat Adat yang ada di NTB untuk senantiasa menulis dan terus menceritakan berita-berita yang ada di komunitas mereka.
Sehingga kedepannya, kawan-kawan yang ikut pelatihan ini bisa mengelola berita-berita yang ada di komunitas, selanjutnya dipublish di media sosial seperti Facebook, Instagram, maupun media yang dikelola AMAN. “Ini penting untuk perjuangan AMAN,” katanya singkat.
***
Penulis adalah Jurnalis Masyarakat Adat di Nusa Tenggara Barat