Oleh Anagret Rosalia Eluay dan Obed Kromsian

Penampilan musik tradisional angklung dari Banyuwangi ikut meriahkan perayaan Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia (HIMAS) di Kasepuhan Guradog, Kecamatan Curugbitung, Kabupaten Lebak, Banten pada 9 Agustus 2025.

Ratusan pasang mata menjadi saksi apiknya pertunjukan alat-alat musik tradisional yang dimainkan oleh sejumlah anak-anak muda dari sekolah adat Osing, Desa Kemiren Banyuwangi.

Pertunjukan seni budaya dari Masyarakat Adat Osing ini sontak membuat  suasana malam perayaan HIMAS di Kasepuhan Guradog menjadi gemuruh dengan riuhnya tepuk tangan penonton. Mereka terkesima dengan penampilan anak-anak muda didikan sekolah adat Osing tersebut.

Alat musik bambu-bambuan yang dikenal sebagai angklung caruk mereka mainkan dari panggung utama dengan penuh semangat.  Sontak saja, alat musik tradisional tersebut  mengeluarkan suara yang sangat indah  pada malam itu.

Aji Milano, menjadi salah satu pemain alat musik tradisional yang mendapat sorotan malam itu. Pemuda asal Desa Kemiren, Banyuwangi ini memainkan alat musik angklung caruk dengan gemilang. Ia pukul-pukul angklungnya hingga mengeluarkan bunyian merdu.  Aji yang merupakan anak didik di sekolah adat Osing terlihat mahir menguasai teknik memainkan alat musik bambu tersebut.

Seorang anak didik sekolah adat Osing sedang memainkan alat musik tradisional angklung caruk dari Banyuwangi. Dokumentasi AMAN

Angklung Caruk adalah instrumen musik khas dari bambu. Angklung Caruk berbeda dengan  angklung lainnya, karena angklung yang satu ini memiliki ciri khas nada yang menyerupai musik khas Banyuwangi. Angklung Caruk ini sering dikaitkan dengan keasliam budaya tradisional Banyuwangi.

Angklung Caruk adalah seni musik khas Banyuwangi yang berasal dari Masyarakat Adat Osing. Alat musik ini perpaduan budaya Jawa dan Bali. Bentuknya mirip dengan calung dengan nada yang khas Banyuwangi, sering disebut juga sebagai Angklung Paglak.

Aji Milano senang bisa memainkan alat musik tradisional Banyuwangi ini di perayaan HIMAS 2025. Ia bersyukur pertunjukan angklung caruk dari Banyuwangi ini bisa membuat penonton terhibur.

“Saya bahagia bisa tampil di panggung perayaan HIMAS ini, Syukurnya, pertunjukan angklung caruk kami bisa membuat penonton senang,” ungkap Aji dengan gembira.

Aji mengaku tidak pernah membayangkan bisa tampil di panggung sebesar perayaan HIMAS ini. Ia menuturkan penampilan ini menjadi pengalaman berharga buat dirinya, sekaligus membanggakan buat anak didik sekolah adat Osing yang bisa tampil di perayaan HIMAS.    

Ketua Pelaksana Harian AMAN Daerah Osing Wiwin Indiarti menyatakan bangga dengan penampilan anak didik sekolah adat Osing.  

Wiwin berharap kegiatan seperti ini bisa  menjadi wadah untuk memperkenalkan musik-musik tradisional dari daerah sehingga nantinya bisa terkenal hingga ke mancanegara dengan berbagai ciri khas Masyarakat Adat.

“Kami yakin masih banyak daerah yang memiliki seni musik dengan ciri khas masing-masing yang bagus-bagus. Semua seni musik ini layak ditampilkan,” ujar Wiwin.

***

Penulis adalah Jurnalis Masyarakat Adat dari Jayapura, Papua

Writer : Anagret Rosalia Eluay dan Obed Kromsian | Jayapura, Papua
Tag : HIMAS 2025 Sekolah Adat Osing Alat Musik Tradisional