Aman SS-Makassar, Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Tolak Tambang Bonto Katute (GERTAK-Makassar), Kamis (13 September 2012) melakukan aksi unjuk rasa menolak adanya pertambangan di Desa Bonto Katute, (wilayah Adat Barambang Katute), Kec. Sinjai Borong, Kab. Sinjai. Aksi yang berlangsung di pertigaan jalan AP. Pettarani – Sultan Alauddin Makassar ini diwarnai dengan pembakaran Ban bekas. Aksi tersebut bertepatan dengan pendaftaran Bupati Sinjai, Andi Rudiyanto Asapa menjadi calon Gubernur dalam Pil-Gub 2013 mendatang. GERTAK-Makassar merupakan satu-kesatuan jaringan kerja dengan GERTAK-Sinjai dalam upaya penolakan tambang Emas dan Timah hitam yang akan di buka di Sinjai Borong. Dalam penuturannya, Salah satu Orator dalam aksi tersebut dengan tegas menyatakan bahwa: “Tambang dibawah rezim agen imperialisme tak akan memberi apa-pun kepada rakyat selain penderitaan berkepanjangan, oleh sebab itu hanya ada satu solusi: Cabut izin eksplorasi tambang Bonto Katute Karena wilayah tersebut adalah wilayah masyarakat adat Barambang katute dan biarkan masyarakat menentukan masa depannya sendiri”. Selain tambang menjadi alat para borjuasi menindas rakyat, tambang di Sinjai juga akan menimbulkan dampak sangat buruk bagi lingkungan dikarenakan daerah yang akan ditambang adalah daerah yang merupakan hulu 3 sungai besar di Sinjai yaitu Aparang, Bihulo dan Barehangang. Sedangkan partisipan aksi yang lain dengan tegas menyatakan bahwa aksi mereka hari ini adalah awal dari aksi kampanye dan solidaritas berkelanjutan atas kegigihan masyarakat Adat Barambang katute dan GERTAK-Sinjai untuk tetap bertahan menolak tambang meskipun terus- menerus diintimidasi oleh aparat pemerintahan. Usai berorasi secara bergantian, kemudian pengunjuk rasa membubarkan diri secara tertib dan berjanji akan kembali melakukan aksi kampaye dan solidaritas dengan kapasitas massa yang lebih banyak jika izin eksplorasi tambang di Sinjai borong tak segera di cabu.

Writer : Infokom AMAN | Jakarta