Oleh Muhammad Hajazi

Abdul Majid kini bisa tidur pulas. Masalah kesehatan susah tidur yang dialaminya selama bertahun-tahun, hilang seketika setelah ia mandi dengan air yang bersumber dari Mata Air Suci Kemalik Ranget di Desa Suranadi, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kemalik Ranget merupakan tempat yang selama ini disakralkan oleh Masyarakat Adat Sasak. Mata air suci di sana pun dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Abdul Majid yang telah merasakan khasiat mata air tersebut, mengaku tubuhnya menjadi lebih baik.

“Saya sekarang sudah bisa tidur pulas, tidak gelisah lagi. Itu saya rasakan seminggu ini setelah mandi dengan air yang bersumber dari mata air suci,” katanya pada Senin (4/7/2022).

Pria yang bertugas di Biro OKK AMAN NTB itu, menyatakan bahwa ia awalnya tidak percaya dengan khasiat air di Mata Air Suci Kemalik Ranget, akan bisa menghilangkan penyakit susah tidur dan gelisahnya. Namun, setelah mencoba langsung dengan mandi di tempat suci tersebut, penyakitnya pun sembuh.

Juru kunci dari Kemalik Ranget, yakni Septori Wirawan, mengaku bahwa sudah ada banyak orang yang mendapatkan khasiat dari mata air suci sebagai media penyembuhan. Septori mencontohkan, baru-baru ini, terdapat warga dari kampung lain yang mengalami gangguan penglihatan sekitar 20 tahun. Tapi, sekarang ia bisa melihat.

“Warga tersebut dapat isyarat untuk mencuci matanya yang buta itu dengan air dari Mata Air Suci Kemalik Ranget. Alhamdulillah, sekarang sudah bisa melihat,” ungkap Septori.

Ia juga menceritakan kalau pernah ada warga yang tak sadarkan diri selama beberapa hari setelah mengalami kecelakaan, kemudian tiba-tiba terbangun usai dibasuh dengan air dari sana.

Sebagai generasi ketujuh dari penemu dan penjaga Mata Air Suci Kemalik Ranget, Septori mengatakan, selain untuk penyembuhan, air yang bersumber dari mata air tersebut juga digunakan oleh Masyarakat Adat Sasak sebagai tempat untuk kegiatan-kegiatan sakral, seperti tafakur dan roah (selamatan) atas hasil panen di Komunitas Masyarakat Adat Karang Bayan, anggota komunitas Masyarakat Adat dari AMAN Lombok Barat. Menurutnya, Kemalik Ranget telah diyakini oleh Masyarakat Adat sebagai tempat suci yang menjadi penghubung antara manusia dan Sang Pencipta. Tempat suci seluas 2,7 hektar itu ditemukan pertama kali oleh Embiq Alisah atau dikenal dengan Embiq Deneq. Meski belum diketahui pasti asal-usulnya, tetapi keluarga keturunannya masih menyimpan peninggalannya berupa sebuah keris. 

Septori menceritakan bahwa Mata Air Suci Kemalik Ranget kerap digunakan oleh Embiq Deneq sebagai material untuk pengobatan maupun kegiatan spiritual, misalnya ritual Nunas Sari, selamatan, sunatan, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan tersebut sampai sekarang masih berlangsung secara turun-temurun. Dahulu, selepas Embiq Deneq tiada, acara-acara di sana dilanjutkan oleh anak laki-lakinya yang bernama Amaq Rimin. Kini, penerus Embik Deneq telah sampai pada garis keturunan ketujuh.

Raden Moh. Rais dari BPH AMAN Lombok Barat menyatakan kalau Kemalik Ranget diduga ditemukan sekitar abad ke-19 oleh Embiq Deneq yang merupakan warga dari Komunitas Masyarakat Adat Karang Bayan. Menurutnya, selain dipakai untuk pengobatan, air dari sana juga digunakan untuk memandikan barang-barang pusaka milik leluhur.

Raden mengungkapkan Mata Air Suci Kemalik Ranget banyak dikunjungi orang pada hari-hari tertentu. Ia berpesan, jika pengunjung ingin mengambil air, maka orang itu terlebih dahulu harus izin ke juru kunci. 

“Kemalik Ranget ini merupakan jati diri dari Komunitas Masyarakat Adat Karang Bayan.  Saya berharap pemerintah setempat bersama komunitas, bisa menjaga dan merawatnya,” ujar Raden yang pula berharap agar pengelolaan Kemalik Ranget dapat dilindungi dan diatur dalam Peraturan Desa.

Hal senada disampaikan juga oleh Raden Wira Satriaji selaku Ketua Pemuda Adat Lombok Barat yang berharap pemerintah setempat dapat ikut berperan aktif untuk lebih memperhatikan warisan leluhur Masyarakat Adat Sasak yang kini terkesan kurang terawat dengan baik.

“Ini penting untuk menjaga kelestarian peninggalan budaya dan sejarah yang hampir punah, seperti Kemalik Ranget yang selama ini menjadi tempat yang disakralkan oleh Masyarakat Adat,” kata Raden Wira Satriaji.

***

Penulis adalah jurnalis rakyat dari NTB.                       

Writer : Muhammad Hajazi | NTB
Tag : AMAN NTB Komunitas Masyarakat Adat Karang Bayan Kemalik Ranget