AMAN Tana Luwu Salurkan Bantuan Logistik Untuk Korban Banjir di Kabupaten Luwu
15 Mei 2024 Berita Andre TandigauOleh Andre Tandigau
Pengurus Wilayah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Tana Luwu menyalurkan bantuan logistik untuk komunitas Masyarakat Adat anggota AMAN yang menjadi korban banjir dan longsor dibeberapa daerah Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
Selain komunitas Masyarakat Adat anggota AMAN, Pengurus Wilayah AMAN Tana Luwu juga menyalurkan bantuan logistik kepada korban lainnya yang terdampak banjir dan longsor di Kabupaten Luwu.
Ketua PW AMAN Tana Luwu Irsal Hamid mengatakan penyaluran bantuan berupa makanan, tikar dan perlengkapan dapur ini telah disalurkan sebanyak dua kali kepada korban bencana banjir dan longsor di Tana Luwu. Irsal mengatakan penyaluran bantuan tersebut tidak hanya diberikan kepada komunitas Masyarakat Adat anggota AMAN yang terdampak, namun juga kepada daerah lainnya yang terdampak di Kabupaten Luwu.
“AMAN Tana Luwu telah menyalurkan bantuan sebanyak dua kali kepada korban banjir dan longsor. Penyaluran bantuan ini akan kami lanjutkan hingga tiga kali,” kata Irsal Hamid disela penyerahan bantuan kepada korban banjir dan longsor di Kabupaten Luwu, Senin (13/5/2024).
Irsal menjelaskan bantuan logistik yang mereka salurkan menyasar tiga titik di Kelurahan Lindajang, Desa Salubua dan Larandu di Kecamatan Suli Barat serta beberapa titik lainnya di Kecamatan Bajo Barat.
Irsal mengatakan semua bantuan yang mereka salurkan tersebut sumber dananya berasal dari Pengurus Besar AMAN, The Samdhana Institute dan donatur.
Penyerahan logistik dari AMAN Tana Luwu untuk komunitas Masyarakat Adat dan masyarakat lainnya. Dokumentasi AMAN
Banjir-Longsor Diduga Akibat Aktivitas Tambang
Irsal Hamid menuturkan bencana alam yang dialami masyarakat Tana Luwu diduga akibat aktivitas tambang yang ada di wilayah hulu, tepatnya di Kecamatan Latimojong atau gunung Latimojong. Irsal menambahkan di wilayah tersebut ada aktivitas tambang yang dilakukan PT Masmindo.
“Kita mendesak kepada pemerintah untuk segera menghentikan aktivitas tambang yang ada di sekitaran pegunungan Latimojong,” tegas Irsal.
Menurutnya, aktivitas pertambangan didaerah tersebut tidak memberi dampak kepada masyarakat, justru menitipkan bencana dengan kerugian yang besar.
Bencana banjir dan longsor melanda Tana Luwu pada 3 Mei 2024. Sebanyak 14 orang dilaporkan meninggal dan berbagai fasilitas umum rusak.
Irsal menyebut ada 8 komunitas adat yang terdampak langsung dengan bencana banjir dan longsor di Tana Luwu, 18 rumah diantaranya terseret arus banjir.
Korban Banjir Berterimakasih ke AMAN
Baso, salah seorang pemangku adat yang menjadi korban banjir dan longsor di Tana Luwu. Ia mengucapkan terimakasih yang tak terhingga atas kehadiran AMAN di komunitas Masyarakat Adat mereka yang saat ini sedang berduka akibat dilanda banjir dan longsor. Baso menyebut ada delapan rumah Masyarakat Adat di komunitas Masyarakat Adat mereka yang hanyut disapu banjir. Selain itu, ada sembilan rumah yang rusak berat.
“Kami berterima kasih kepada AMAN yang telah menyalurkan bantuan ke komunitas Masyarakat Adat kami, setidaknya bantuan ini meringankan penderitaan korban banjir disini,” kata Baso.
***
Penulis adalah Jurnalis Masyarakat Adat di Tana Luwu