Oleh Della Azzahra

Direktorat Informasi dan Komunikasi Pengurus Besar Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) memfasilitasi peliputan kolaboratif antara jurnalis media lokal dari berbagai daerah dengan Jurnalis Masyarakat Adat yang berada di daerah rawan konflik perampasan wilayah adat.

Sebelum melakukan peliputan, para jurnalis media lokal dan Jurnalis Masyarakat Adat dibekali dengan pengetahun jurnalistik yang dikemas dalam kegiatan lokakarya bertajuk “Liputan Kolaboratif Jurnalis Masyarakat Adat dan Jurnalis Lokal” di Jakarta pada 25-26 Juli 2024.

Kegiatan lokakarya yang berlangsung selama dua hari ini diikuti 12 orang peserta, terdiri dari 8 laki-laki dan 4 perempuan. Lokakarya dibuka oleh Direktur Infokom PB AMAN, Titi Pangestu.

Dalam sambutannya, Titi ​​menekankan pentingnya kolaborasi antara Jurnalis Masyarakat Adat dengan jurnalis lokal dalam menyampaikan isu-isu Masyarakat Adat kepada publik.

“Kami melihat media lokal punya kedekatan dengan sumber beritanya, sama halnya dengan Jurnalis Masyarakat Adat yang merupakan sumber utama peristiwa Masyarakat Adat yang terjadi di wilayahnya,” katanya.

Titi mengatakan kolaborasi ini merupakan suatu langkah dari AMAN untuk terus memperjuangkan hak-hak Masyarakat Adat melalui penyebaran informasi di media. Ia berharap kolaborasi ini dapat menghasilkan peliputan yang lebih komprehensif dan mendalam tentang isu-isu Masyarakat Adat.

“Biar lebih komprehensif, kami merangkul teman-teman media lokal untuk melakukan peliputan bersama dengan Jurnalis Masyarakat Adat langsung dari sumbernya di komunitas Masyarakat Adat,” ujarnya.

Baca juga: AMAN Region Kalimantan Dilatih Kelola Website  Untuk Memperkuat Perjuangan Masyarakat Adat


Foto bersama peserta dan panitia pelatihan. Dokumentasi AMAN

Lokakarya peliputan kolaboratif menghadirkan beberapa narasumber yang berkompeten di bidangnya. Di hari pertama, Deputi 1 Sekjen AMAN Urusan Organisasi, Eustobio Rero Renggi memberikan materi tentang sejarah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) dan eksistensi Masyarakat Adat. Disesi ini, peserta mendapatkan pemahaman mendalam tentang peran dan fungsi AMAN dalam memperjuangkan hak-hak Masyarakat Adat.

Selanjutnya, materi tentang media dan Masyarakat Adat disampaikan oleh Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia Nani Afrida. Pada kesempatan ini, Nani mengajak peserta lokakarya belajar tentang bagaimana media dapat memainkan peran penting dalam mengangkat isu-isu Masyarakat Adat ke ranah publik.

Hari pertama lokakarya ditutup dengan sesi berbagi pengalaman liputan bersama Sapariah Saturi dari Mongabay. Peserta mendapatkan wawasan berharga dari pengalaman Sapariah dalam meliput isu-isu lingkungan dan Masyarakat Adat.

Di hari kedua,  lokakarya dibuka dengan materi tentang cara mempromosikan tulisan agar mendapatkan banyak pembaca dan berdampak. Materi ini disampaikan oleh Arbi Sumandoyo dari Narasi. Arby memberikan tips dan strategi kepada peserta tentang bagaimana membuat tulisan yang menarik perhatian dan berpengaruh di masyarakat.

Lokakarya ditutup dengan diskusi kelompok. Para peserta membahas tema liputan bersama yang akan dilakukan Jurnalis Masyarakat Adat dengan jurnalis media lokal di daerah masing-masing. Diskusi ini bertujuan untuk mematangkan ide dan strategi liputan yang nantinya akan berwujud tulisan yang siap dipublikasikan di media masing-masing.

***

Penulis adalah volunteer di Infokom PB AMAN

Writer : Della Azzahra | Jakarta
Tag : Masyarakat Adat Jurnalis Masyarakat Adat