Oleh Febrianus Kori

Musyawarah Wilayah IV AMAN Kalimantan Barat akhirnya menetapkan Tono sebagai Ketua Pelaksana Harian Wilayah AMAN Kalimantan Barat periode 2024-2029.

Melalui proses musyawarah yang dihadiri 184 peserta dari anggota komunitas AMAN ini juga menetapkan Gloria Sanen dari Region Landak sebagai Ketua Dewan AMAN Wilayah (DAMANWIL) Kalimantan Barat, Emi Goreti dari Utusan Perempuan sebagai Wakil Ketua I, Patrisius Yansen dari Region Ketapang sebagai Wakil Ketua II serta empat orang anggota masing-masing Teddy Winardi  dari Region Sintang, Melawi, dan Kapuas Hulu, Lukas Kibas  dari Region Sanggau dan Sekadau, Adventus Jerry  dari Region Bengkayang dan Sambas, Endro Ronianus  dari Utusan Pemuda.

Pemilihan yang berlangsung secara musyawarah mufakat ini turut disaksikan oleh Sekretaris Jenderal AMAN Rukka Sombolingi beserta unsur Pengurus Besar AMAN di Rumah Betang Buah Main, Desa Tapang Semadak, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat pada Rabu (28/8/2024) malam.

Tono menyatakan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya untuk memimpin AMAN Kalimantan Barat lima tahun ke depan. Ia berkomitmen untuk memperjuangkan hak-hak Masyarakat Adat yang belum tuntas dengan berbagai program seperti menyelesaikan Pemetaan Wilayah Adat anggota komunitas AMAN di Kalimantan Barat.

Tono juga akan mendorong terbitnya Peraturan Daerah (Perda) Perlindungan dan Pengakuan Masyarakat Adat di Kalimantan Barat, serta mendorong agar hutan adat mendapatkan ruang dalam pembagian tata ruang di Kalimantan Barat. Kemudian, melaksanakan penguatan dan peningkatan kapasitas bagi pengurus AMAN di Kalimantan Barat.

“Semua program yang akan dilaksanakan itu merupakan bagian dari strategi memperkuat gerakan Masyarakat Adat di Kalimantan Barat selama lima tahun ke depan,” kata Tono usai terpilih menjadi Ketua Pelaksana Harian Wilayah AMAN Kalimantan Barat periode 2024-2029.

Proses terpilihnya Tono sebagai Ketua diawali dari penjaringan calon Damanwil dan Ketua BPH AMAN Kalimantan Barat dari tanggal 10- 20 Agustus 2024. Dari hasil penjaringan, terdapat dua bakal calon Ketua BPH AMAN Kalimantan Barat yang diusulkan oleh komunitas yaitu  Tono dari Dayak Benua Dait Hulu, Dayak Iban Mungguk, Dayak Bekati Benua Sara dan Herkulanus Sutomo Manna dari Menua Kedungkang, Dayak Iban Menua Engrejai, Orang Kalis Mandai.

Kedua nama bakal calon ini selanjutnya dibawa dalam Muswil ke IV AMAN Kalimantan Barat untuk disahkan.

Kemudian, kedua calon Ketua BPH AMAN Kalimantan Barat tersebut melakukan musyawarah didampingi Damanwil. Setelah musyawarah, akhirnya Tono disepakati menjadi Ketua Pelaksana Harian AMAN Kalimantan Barat periode 2024-2029 setelah Herkulanus Sutomo Manna memberikan kepercayaan menjalankan mandat kepada Tono untuk melanjutkan.

Sementara, untuk jabatan Ketua DAMANWIL AMAN Kalimantan Barat periode 2024-2029 dipercayakan kepada Glorio Sanen didamping 6 Damanwil yang diutus oleh region masing-masing.

Herkulanus Sutomo Manna yang telah mengundurkan diri menjadi calon Ketua tetap melanjutkan perjuangan Masyarakat Adat di Kapuas Hulu. Herkulanus kini masih menjabat Ketua PD AMAN Kapuas Hulu. Ia menitip pesan kepada Ketua terpilih Tono akan pentingnya melakukan koordinasi dan komunikasi dalam menjalankan organisasi yang besar ini.

Herkulanus juga mengingatkan Tono agar melaksanakan amanat yang sudah ditetapkan bersama dalam Musyawarah Wilayah IV AMAN Kalimanan Barat.

“Amanat dimaksud adalah memperjuangkan Hak-Hak Masyarakat Adat, terutama untuk anggota komunitas AMAN di Kalimantan Barat,” ujarnya.

Mendapat Apresiasi

Sekretaris Jenderal AMAN Rukka Sombolinggi mengapresiasi proses musyawarah mufakat yang berlangsung dalam Musyawarah Wilayah IV AMAN Kalimantan Barat. Rukka menyatakan musyawarah yang berlangsung ini semakin menegaskan komitmen kuat untuk menjaga nilai-nilai demokrasi adat sekaligus memperkuat organisasi dalam memperjuangkan hak-hak Masyarakat Adat.

Rukka menegaskan inilah pentingnya menjaga tradisi musyawarah mufakat sebagai inti dari Masyarakat Adat. Namun, Rukka mengingatkan bahwa keputusan tertinggi di AMAN diambil dari suara komunitas dengan tetap mematuhi aturan organisasi.

"Di AMAN, keputusan tertinggi memang diambil dari suara komunitas, namun jangan lupa akan roh kita sebagai Masyarakat Adat yang menjunjung tinggi budaya musyawarah mufakat. Kita juga memiliki aturan organisasi yang harus dipatuhi," tegasnya.

Theresia Maretha, salah seorang peserta Muswil dari Komunitas Dayak Bekati Riuk juga

sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan lima tahun sekali ini.  Theresia mengatakan sebagai anggota komunitas AMAN di Kalimantan Barat, kegiatan musyawarah ini jadi kesempatan buat mereka yang hadir untuk mengeluarkan segala permasalahan yang terjadi di komunitas Masyarakat Adat mereka saat ini. Diakuinya, hingga saat ini komunitas mereka belum melaksanakan pemetaan wilayah adat.

“Harapannya, dengan terpilihnya Ketua PH AMAN Kalimantan Barat yang baru dapat membantu kami dalam memfasilitasi dalam menuntaskan pemetaan wilayah ini," pungkasnya.

***

Penulis adalah Jurnalis Masyarakat Adat dari Kalimantan Barat

Writer : Febrianus Kori | Kalimantan Barat
Tag : AMAN Kalimantan Barat Musyawarah Wilayah