Oleh Muhammad Alfath

Pengurus Wilayah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Bengkulu akan memaksimalkan terealisasinya program mendirikan sekolah adat di kampung-kampung dalam menjaga pengetahuan leluhur sebagai jati diri Masyarakat Adat.

Program mendirikan sekolah adat ini telah disahkan dalam Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) yang dilaksanakan Pengurus Wilayah AMAN Bengkulu di Pusat Pendidikan dan Bisnis Masyarakat Adat, Lembak Bulang pada Kamis, 19 September 2024. Sebanyak 25 orang Pengurus Daerah dan Dewan AMAN Daerah (DAMANDA) ikut dalam Rakerwil ini.

Ketua Pelaksana Harian Wilayah AMAN Bengkulu Fahmi Arisandi menerangkan Rakerwil ini merupakan forum penyusunan program kerja serta rencana strategis yang nantinya akan menjadi pijakan organisasi dalam menjalankan roda organisasi ke depan. Sehingga kerja organisasi bisa berjalan terencana, terstruktur dan sistematis.

Fahmi mengatakan salah satu program kerja yang telah disepakati dalam Rakerwil ini adalah mendirikan sekolah adat. Dikatakannya, sekolah adat adalah konsep pendidikan yang syarat dengan nilai-nilai yang dianut Masyarakat Adat. Oleh karenanya, sebut Fahmi, AMAN Bengkulu ke depan akan aktif menginisiasi berdirinya sekolah adat yang akan mengajarkan sejarah dan kearifan lokal dalam menjaga pengetahuan leluhur.

“Sekolah adat ini menjadi salah satu program kerja strategis AMAN Bengkulu ke depan,” kata Fahmi disela kegiatan Rakerwil AMAN Bengkulu baru-baru ini.

Fahmi menerangkan sekolah adat ini nantinya bisa bersinergi dengan kelompok kebudayaan dan instansi yang bergerak di bidang pendidikan. Menurutnya, sinergisitas ini perlu dibangun guna membangun masa depan sekolah adat yang lebih baik.

"Kita ingin sekolah adat ke depan menjadi lebih baik, yang nantinya dapat melahirkan anak-anak didik yang handal,” imbuhnya.

Fahmi menambahkan bagi AMAN, sekolah adat ini punya peran yang strategis sebab dari sekolah adat ini nantinya AMAN dapat mengidentifikasi dan melakukan perlindungan kekayaan intelektual Masyarakat Adat. Disebutnya, beranjak dari peran yang strategis ini maka AMAN Bengkulu dalam waktu dekat akan mendirikan sekolah adat di komunitas Masyarakat Adat Semende Ulu Nasal di desa Muara Dua, Kecamatan Nasal, Kabupaten Kaur.

“Sekolah adat kita di Bengkulu saat ini masih ada tiga, kita mau tambah lagi,” katanya penuh semangat.

Fahmi menyebut tiga sekolah adat yang sudah berdiri di Bengkulu adalah Sekolah Adat Penjaga Mandat Leluhur di Kabupaten Lebong, Sekolah Adat Tebo Leceak di Kabupaten Rejang Lebong, Sekolah Adat Jungku Tigo di Kabupaten Seluma.

Dijelaskannya, selain menginisiasi berdirinya sekolah adat, AMAN Bengkulu melalui Rakerwil juga telah menyepakati selama lima tahun ke depan akan memfokuskan kegiatan dan kerja-kerja organisasi untuk peningkatan ekonomi Masyarakat Adat serta mendorong percepatan beberapa produk hukum Masyarakat Adat.

Fahmi menyebut salah satu kegiatan peningkatan ekonomi Masyarakat Adat yang mau didorong adalah pembentukan Kelompok Usaha Masyarakat Adat (KUMA) atau Badan Usaha Milik Masyarakat Adat (BUMMA).  Setelah terbentuk, kemudian akan dikoneksikan dengan Pusat Bisnis Masyarakat Adat Bengkulu yang akan menjadi sentra pemasaran dan membantu mempromosikan produk yang dihasilkan KUMA dan BUMMA.

"Kita ingin Pusat Bisnis Masyarakat Adat menjadi rumah untuk meng-upgrade skill, inovasi dan manajemen penguatan ekonomi Masyarakat Adat, menjembatani KUMA dan BUMMA ke pasar yang lebih luas," kata Fahmi di acara Rakerwil AMAN Bengkulu.

***

Penulis adalah Jurnalis Masyarakat Adat dari Bengkulu

Writer : Muhammad Alfath | Bengkulu
Tag : Sekolah Adat