Jakarta (6/8), www.aman.or.id - Masyarakat Adat Nusantara tengah berduka. Gempa berkekuatan 7,0 Skala Richter kembali mengguncang Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Minggu (5/8). Masyarakat Adat yang ada di Lombok saat ini berada dalam kondisi trauma. Sebelumnya pada Ahad (29/7), gempa juga sudah menggoncang NTB dengan kekuatan 6,4 SR.

Meskipun tidak ada korban jiwa meninggal dunia, namun rumah-rumah hancur. Salah satu rumah yang hancur akibat gempa tersebut adalah rumah DAMANNAS Bali-Nusra, Kamardi Arif. Kondisi rumah: dapur rata dengan tanah dan sisanya atap roboh.

Diinformasikan juga, semua rumah di Todo, nama dusun di tempat DAMANNAS Region Bali-Nusra ini, roboh. Sementara seisi rumah tersebut dilaporkan selamat dan sudah mengungsi ke lokasi yang lebih tinggi.

Andi Gustaf Lekto, anak Kamardi, menginformasikan bahwa kabar keluargnya baik-baik saja. “Alhamdulillah baru dapat kabar keluarga bahwa di rumah baik-baik saja. Hanya rumah yang rusak dan sekarang mereka berada di posisi yang aman untuk menghindari air laut naik. Kita doakan semua baik-baik saja,” jelas Andi Lekto melalui pesan daring.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika dalam keterangan persnya melaporkan telah terjadi gempa berkekuatan 6,8 SR dengan pusat gempa di darat dengan kedalaman 10 kilometer pada 27 km Timur Laut Lombok Utara, Minggu (5/8) pukul 18:46 Wita. Laporan tersebut menyebutkan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi Tsunami.

Setelah pemutakhiran data, BMKG melaporkan kembali bahwa gempa berkekuatan 7,0 SR pada kedalaman 15 km. Pusat gempa 18 km Barat Laut Lombok Timur. Kali ini berpotensi Tsunami. Namun sampai berita ini diturunkan, peringatan Tsunami sudah dicabut.

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan humas BNPB, melalui laporannya ini menyebutkan bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah memerintahkan masyarakat untuk menjauh dari pantai. Hal itu sebagai peringatan dini antisipasi datangnya Tsunami.

Jakob Siringoringo - Infokom PB AMAN

Writer : Jakob Siringoringo | Jakarta