Jakarta (13/8), www.aman.or.id - Selain bantuan material yang mendesak, seperti makanan, terpal, obat-obatan, kebutuhan pertolongan tekanan mental juga menjadi sangat penting. Faktor trauma akibat gempa bumi yang mengakibatkan korban nyawa melayang sebanyak 367 orang merupakan kerugian nonfisik yang juga teramat penting.

Untuk keperluan tersebut, para relawan pun mencoba segala cara untuk membuat tekanan mental masyarakat terkena gempa terkendali bahkan pulih. Salah satu pertolongan yang dimaksud adalah terapi pemulihan.

Kali ini terapi pemulihan diadakan untuk pengungsi di Paer Daya, Lombok Utara, Jumat (10/8).

Menurut Dodik Sutikno, Ketua BPH AMAN Daerah Paer Daya, terapi healing dilakukan secara natural. “Setelah zikiran adik dan bibi yang meninggal, warga minta nonton bareng pertandingan final Piala AFF U-16 antara Indonesia melawan Thailand. Indonesia menang. Kemenangan itu menambah kebahagian warga pengungsi di posko 1 Getak Gali Desa Sokong yang berjumlah 52 kk dan 182 jiwa,” katanya.

Kemenangan tersebut bisa sedikit menghilangkan kondisi kesedihan warga yang berada di daerah pengungsian. Selama menyaksikan pertandingan, para pengungsi sejenak terfokus dan memberikan semangat kepada Timnas Garuda Muda. Mereka terlihat antusias.

Awalnya terapi pemulihan ini tidak seperti terapi terprogram bahkan tersusun sesuai dalam teori penanganannya. Dodik dan koordinator posko pengungsian iseng-iseng berinisiatif untuk memberikan hiburan ke tengah-tengah pengungsi. Alhasil, inisiatif ini sendiri menjadi bagian dari terapi pemulihan.

“Jadi ceritanya, kami dan para koordinator posko wilayah pengungsian (Musta, Masruri dan Hadi) dadakan mengangkat TV salah satu korban ke pengungsian. Mereka menyetel statisun televisi untuk menangkap stasiun yang menyiarkan pertandingan tersebut,” ujar Dodik.

Jakob Siringoringo - Infokom PB AMAN

Writer : Jakob Siringoringo | Jakarta