[playlist type="video" ids="42330"]

Jakarta (15/10), www.aman.or.id - Masyarakat Adat Kungguma merupakan salah satu komunitas AMAN terdampak gempa Palu. Komunitas yang terdiri dari 3 dusun dengan komposisi penduduk berjumlah 1571 jiwa dan 361 kepala kelaurga, berhenti beraktivitas seketika begitu gempa 7,4 SR mengguncang bumi Sulawesi Tengah.

Menurut data AMAN, komunitas ini satu di antara komunitas lainnya yang kondisinya parah akibat gempa. Kungguma berada di Desa Labuan Kungguma, Kecamatan Labuan, Kabupaten Donggala. Jarak tempuh kendaraan dari Palu ke lokasi ini sekitar 1 jam waktu normal, sebelum bencana.

AMAN yang telah mendirikan posko di beberapa tempat seperti di Palu, termasuk Donggala segera menggalang bantuan kemanusiaan. Hari demi hari bantuan mulai terkumpul dan dengan melewati proses yang sulit melewati medan karena jalur lintasan ada tertutup karena longsor atau aspal retak, bantuan logistik mulai tiba di posko utama AMAN di Palu.

Sejurus dengan beberapa bantuan yang datang, tim cepat tanggap darurat AMAN segera mendata komunitas yang akan menerima logistik. Salah satunya adalah komunitas Kungguma.

Sabtu (13/10), tim relawan AMAN mengantar logistik ke Kungguma. Andri Sutan Sati dan Rainny Situmorang turut serta dalam rombongan membawa bantuan ke Kungguma, Donggala.

Mereka tiba jelang cahaya matahari terhalang. Petang. Marolop menulis dalam aplikasi AMAN “Sore ini, tim relawan AMAN mendatangi komunitas Kungguma, di Kabupaten Donggala untuk memberikan bantuan logistik berupa beras, pakaian layak pakai, alat kebutuhan anak dsb”.

Malam menyelimuti Donggala. Dalam kesempatan ini juga, AMAN menyerahkan secara langsung bantuan logistik yang sudah dibawa dari Palu. Andri Sutan Sati atau biasa dipanggil Andri Cheng melaporkan lewat AMAN apps: “Penyerahan bantuan AMAN oleh Ikhwal dan Kak Rainny kepada Pak Harun (perwakilan komunitas Masyarakat Adat Kungguma)."

Ya, Masyarakat Adat Kungguma telah menerima beberapa bantuan logistik yang dikumpulkan tim tanggap darurat AMAN. Adel, anak Ketua Lembaga Adat Kungguma, Alm. Musudero, membenarkannya.

Ia merinci logistik yang diterima sesuai yang dia ingat: “Beras 5 karung, susu dancow 1 kardus, pampers (popok bayi) 2 karung, tenda terpal 5 buah, gula 1 karung (50 kg), pakaian bayi 1 karung, anak dan dewasa dan pria dan wanita, aqua botol besar 2 dus”.

Adel juga kemudian menceritakan kesemua logistik tersebut telah dibagikan ke sesama warga terdampak. “Ya kami sudah dibagikan semua,” ungkapnya saat saya hubungi, Senin (15/10).

Akibat gempa yang terjadi Jumat (28/9), Masyarakat Adat Kungguma kehilangan pekerjaan karena rata-rata mereka bekerja di Mamboro yang juga terkena dampak bencana. Selain itu ada juga yang pekerja batu, pasir, kelapa, kopra, kakao, kemiri, kapuk dan madu.

Jauh sebelum bencana gempa dan tsunami, pemukiman mereka berada di pinggir Sungai Takorova. Namun sekitar 2002 atau 2003 sebanyak 30 rumah hanyut akibat banjir. Mereka akhirnya pindah ke bukit. Sekarang, tiba di bukit, gempa 7,4 SR tetap mengungtit.

Jakob Siringoringo

Writer : Jakob Siringoringo | Jakarta