Oleh Dirga Yandri Tandi

Peserta Konferensi Internasional Masyarakat Adat dari berbagai negara melakukan kunjungan belajar ke wilayah adat Kesu’ di Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan jelang perayaan Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia (HIMAS) pada 9 Agustus 2024.

Kunjungan belajar yang berlangsung selama tiga hari ini dimulai 5 Agustus hingga 7 Agustus 2024.

Kehadiran peserta Konferensi Internasional dari Amerika Serikat, Philipina, Kenya, Thailand, Nepal beserta Sekretaris Jenderal PB AMAN Rukka Sombolinggi ke wilayah adat Kesu’ disambut tarian Pa’papangngan dan penyematan syal motif Toraya oleh Ketua PD AMAN Toraya Romba Marannu Sombolinggi.

Kedatangan peserta turut disambut pemerintah daerah setempat serta Dewan AMAN Toraya, pengurus BPAN, tetua dan tokoh adat dari 32 wilayah adat.

Kunjungan belajar para peserta konferensi Internasional HIMAS ini dibalut dalam bentuk kegiatan diskusi. Berbagai topik dibahas dalam diskusi ini seperti seputar kehidupan, adat istiadat dan kearifan lokal Masyarakat Adat Toraya.  Para tetua adat dan pengurus AMAN Toraya turut memberikan penjelasan dalam diskusi tersebut.

Salah satu yang jelaskan terkait filosopi 'Aluk Tallulolona' yaitu Lolo Tau (Manusia) Lolo Patuoan (Hewan) dan Lolo Tanananan (Tanaman) atau tiga pucuk kehidupan yakni manusia, hewan, dan tanaman.

Aluk Tallulolona merupakan falsafah hidup yang dianut leluhur Masyarakat Adat Toraya dan diwariskan secara turun temurun. Aluk Tallulolona erat kaitannya dengan alam semesta dan hewan yang harus dijaga oleh manusia sebagai sumber kehidupan.

“Falsafah Aluk Tallulolona mengajarkan kita memelihara manusia dengan turunannya supaya hidup sederhana dan makmur,” kata Ketua Masyarakat Adat Kesu’ Layuk Sarungallo.

Peserta Konferensi Internasional belajar soal kearifan lokal Masyarakat Adat di Toraya. Dokumentasi AMAN

Bertahan karena Inovasi

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar AMAN Rukka Sombolinggi mengapresiasi kehadiran para peserta Konferensi Internasional dari luar negeri ke wilayah adat Kesu’ di Toraja Utara. Ia menambahkan meski dalam pertemuan dengan para peserta Konferensi Internasional dari luar negeri ini hanya membahas sebagian kecil tentang pengetahuan tradisional dan inovasi Masyarakat Adat Toraya, namun itu lebih bermanfaat dan bisa mengalahkan cerita seribu satu malam.

Sebagai contoh, Rukka menyatakan kepada peserta Konferensi Internasional HIMAS dari luar negeri bahwa Masyarakat Adat Toraya sampai saat ini bisa bertahan karena inovasi, sesuai tema konferensi HIMAS tahun ini: inovasi dan pengetahuan tradisional.

Rukka mengatakan tidak mungkin kita bertahan untuk mempertahankan yang sudah tidak bisa digunakan, disaat itu perlu dilakukan inovasi. Menurut Rukka, kita harus canggih sebagai Masyarakat Adat karena itulah yang membuat Masyarakat Adat bisa tetap bertahan seperti di Toraya ini.

"Banyak orang bilang, Masyarakat Adat Toraya ini susah, apakah tradisional atau modern.  Saya bilang orang Toraya itu yang paling modern, tetapi juga paling tradisional. Itu yang membuat mereka bertahan," lanjutnya.

Belajar Kearifan Lokal

Ketua PD AMAN Toraya, Romba Marannu Sombolinggi dalam penjelasannya kepada delegasi Konferensi Internasional HIMAS menyatakan bahwa pada 9 Agustus 2024 nanti, AMAN akan merayakan peringatan Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia. Diperayaan tersebut, AMAN akan melaksanakan Konferensi Internasional tentang Masyarakat Adat: Inovasi dan Pengetahuan Tradisional.

Romba menambahkan sebelum kegiatan konferensi internasional, AMAN Toraya mendapat kunjungan belajar dari peserta konferensi guna mengetahui aktivitas Masyarakat Adat Toraya dengan kearifan lokalnya.

“Hasil dari kunjungan belajar ini nantinya menjadi bahan dalam Konferensi Internasional,” kata Romba.

Romba mengungkap Masyarakat Adat Toraya sampai saat ini masih bertahan ditengah gempuran modernisasi karena Masyarakat Adat memiliki inovasi. Ia pun berharap  Masyarakat Adat Toraya dapat dukungan dari pemerintah dan lembaga keagamaan agar tetap eksis sampai kapan pun dengan kearifan lokal yang dimilikinya.

“Pemerintah, Masyarakat Adat dan Lembaga Keagamaan merupakan tiga pilar penting di Toraya. Mari kita bekerjasama untuk kejayaan Masyarakat Adat Toraya," pungkasnya.

***

Penulis adalah Jurnalis Masyarakat Adat dari Tana Toraja, Sulawesi Selatan

Writer : Dirga Yandri Tandi | Toraya
Tag : AMAN Toraya HIMAS 2024 Konferensi Internasional