Oleh Imanuel Kaloh

Sejumlah komunitas anak muda yang tergabung dalam pegiat alam dan lingkungan Sulawesi Utara mendeklarasikan dukungan mereka untuk Masyarakat Adat yang termarginalisasi oleh serangkaian aksi intimidasi dan kriminalisasi. 

Para pegiat alam dan lingkungan yang terdiri dari Forum Komunitas Anak Muda Hobby Gunung (KAMHG) dan Pendaki Gunung Tanpa Batas (PGYB) ini menegaskan komitmen mereka untuk berjuang bersama Masyarakat Adat melawan segala bentuk kekerasan dan perampasan wilayah di Sulawesi Utara.

Moh. Tegar Bugis dari Komunitas Pendaki Gunung Tanpa Batas menyatakan hingga saat ini tindakan kriminalisasi terhadap Masyarakat Adat masih terus terjadi di Manado, Sulawesi Utara. Aktivitas perampasan lahan Masyarakat Adat juga masih berlangsung di sejumlah wilayah Sulawesi Utara.

Tegar mencontohkan pengambilalihan lahan milik Masyarakat Adat (petani) Langowan di Minahasa yang diduga dijadikan sebagai lokasi latihan menembak aparat. Kemudian, perampasan tanah perkebunan Masyarakat Adat di desa Kalasey Minahasa oleh aparat  serta reklamasi di pantai Karang Ria Manado.

Sampai saat ini, kata Tegar, perampasan lahan adat masih terus berlangsung sehingga berdampak pada aktivitas keseharian Masyarakat Adat di Sulawesi Utara.

“Kami mengecam segala bentuk kekerasan dan perampasan wilayah adat di Sulawesi Utara. Tindakan ini tidak boleh dibiarkan, kami bersama Masyarakat Adat akan melawannya,” kata Tegar disela penutupan kegiatan Educamp Pegiat Alam di desa Kalasey Dua, Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa pada Minggu, 16 Februari 2025.

Tegar menjelaskan segala bentuk perbuatan yang mengarah pada pengancaman, perampasan wilayah adat serta intimidasi tidak boleh terjadi lagi pada Masyarakat Adat, apalagi dilakukan oleh aparat penegak hukum. Menurutnya, tindakan tersebut menunjukan ketidakberpihakan pemerintah dan aparat terhadap Masyarakat Adat.

“Kami mengecam keras segala bentuk intimidasi dan kriminalisasi terhadap Masyarakat Adat,” katanya sembari menegaskan komitmen mereka mendukung perjuangan Masyarakat Adat.


Suasana kegiatan Educamp. Dokumentasi AMAN

AMAN Apresiasi Dukungan Pegiat Alam dan Lingkungan

Ketua Pelaksana Harian AMAN Wilayah Sulawesi Utara Kharisma Kurama mengapresiasi dukungan para pegiat alam dan lingkungan terhadap perjuangan Masyarakat Adat. Kharisma menambahkan dukungan ini sangat berarti bagi perjuangan Masyarakat Adat di Sulawesi Utara.

“Kita apresiasi dukungan ini. Semoga dukungan ini dapat menguatkan perjuangan Masyarakat Adat dalam melawan segala bentuk praktik intimidasi dan kriminalisasi,” kata Kharisma usai menyaksikan deklarasi dukungan para pegiat alam dan lingkungan di acara Educamp Pegiat Alam.

Puluhan orang hadir dalam kegiatan Educamp Pegiat Alam. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari mulai 14-16 Februari 2025 ini dilaksanakan oleh Komunitas Anak Muda Hobby Gunung bekerjasama dengan AMAN Sulawesi Utara. Dalam kegiatan ini, para peserta belajar dan berdiskusi tentang hak atas lingkungan, partisipasi publik serta gerakan Masyarakat Adat.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami generasi muda untuk mendukung perjuangan Masyarakat Adat,” ujar Khaffaraela Puasa, salah seorang peserta Educamp.

Ketua panitia Educamp, Gabriel Watugigir menuturkan kegiatan yang dikhususkan bagi pegiat alam dan lingkungan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan anak muda tentang persoalan yang dihadapi Masyarakat Adat.

“Kegiatan ini edukasi bagi generasi muda, menyangkut dukungan perjuangan Masyarakat Adat dalam melindungi hak-haknya,” kata Watugigir.

***

Penulis adalah Jurnalis Masyarakat Adat dari Sulawesi Utara

Writer : Imanuel Kaloh | Sulawesi Utara
Tag : Masyarakat Adat Sulawesi Utara Pegiat Alam dan Lingkungan Dukung Perjuangan