Bayan (16/8), www.aman.or.id - Sebelas hari pascagempa 5 Agustus 2018 Masyarakat Adat Bayan, Lombok Utara, NTB kembali ke Berugak Saka Enem. Mereka meninggalkan tenda-tenda pengungsian setelah merasa cukup aman. Berugak, bagi Masyarakat Adat Bayan, sudah cukup sebagai tempat pengungsian sementara di kala terjadi gempa. Berugak, bangunan yang aman dari gempa.

Hanya saja, kebanyakan bangunan atau rumah yang dibangun berdekatan dengan Berugak merupakan bangunan atau rumah modern. Ketika gempa melanda, mereka takut tertimpa rubuhan bangunan rumah. Di situlah mereka memutuskan menyelamatkan diri ke tenda-tenda darurat.

Sebenarnya jika rumah dibangun lebih sederhana atau lebih rendah di samping Berugak, maka masyarakat lebih memilih tinggal di Berugak apabila terjadi gempa.

Meskipun demikian, warga masih banyak yang memilih tinggal di tenda-tenda pengungsian. Hal ini dikarenakan faktor trauma yang masih jadi beban pikiran mereka. “Sebenarnya kami masih memilih tinggal di tenda juga karena trauma. Tiap malam masih gempa,” kata Amak Mitrawan, warga Karang Bajo.

[caption id="attachment_41155" align="alignnone" width="1024"] Warga sedang istirahat di Berugak sekembalinya dari tenda pengungsian[/caption]

Berugak mirip pendopo. Berugak dapat menampung sampai 12 orang atau dua rumah tangga. Biasanya Masyarakat Adat Bayan, di samping rumah utama, juga membangun Berugak. Berugak merupakan bangunan yang terbuat dari kayu bertiang empat dan enam. Jika bertiang empat disebut saka empat dan jika bertiang enam disebut saka enem.

Berugak biasa ditempatkan di depan rumah, menghadap ke selatan. Berugak memiliki banyak fungsi: selain tempat duduk, juga tempat menaruh mayat. Masyarakat Adat Bayan, juga tidak biasa menerima tamu dalam rumah, maka tamu akan ditempatkan di Berugak.

[caption id="attachment_41159" align="alignnone" width="1024"] Warga tengah menonton tivi di Berugak[/caption]

Sejak gempa pertama (29/7), Masyarakat Adat yang memiliki Berugak umumnya cepat kembali ke Berugak setelah beberapa hari di tenda pengungsian.

Kearifan dalam membangun sebuah konstruksi bangunan hunian seperti Berugak patut dipertahankan Masyarakat Adat khususnya di Bayan. Berugak, bangunan dengan konstruksi dasar dari kearifan lokal, sudah terbukti tahan terhadap bencana gempa dan memiliki segudang fungsi.

[caption id="attachment_41154" align="alignnone" width="1024"] Berugak Saka Enem[/caption]

Haryanto - Infokom PB AMAN

Writer : Haryanto | Jakarta