Oleh Nurdiyansah Dalidjo

Setelah 44 hari melakukan Aksi Jalan Kaki Tutup PT Toba Pulp Lestari (Ajak Tutup TPL), 11 orang pegiat lingkungan tiba di ibu kota pada Selasa, 27 Juli 2021. Ketibaan mereka disambut hangat oleh para sahabat dan masyarakat. Tapi, tidak oleh pihak kepolisian yang telah dipersiapkan untuk menghadang mereka bertamu ke Istana Kepresidenan Jakarta

Sekitar jam dua siang itu, Togu Simorangkir, Irwandi Sirait, dan Anita Martha Hutagalung bersama delapan orang pendamping, - kemudian disebut sebagai Tim 11 - tiba di Jl. Sisingamangaraja setelah menempuh perjalanan sekitar 1.700 kilometer dari kawasan Danau Toba, Sumatera Utara sejak 14 Juni 2021. Tokoh di balik nama jalan tersebut, menegaskan makna perjuangan mereka atas kedaulatan wilayah adat. Sisingamangaraja XII yang bergelar Pahlawan Nasional Indonesia itu tak lain adalah kakek Togu Simorangkir.

Misi Tim 11 belum selesai. Mereka masih harus melanjutkan perjalanan menuju titik akhir untuk bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi). Di sekitar Patung Pemuda Membangun, mereka meneruskan Ajak Tutup TPL diiringi rekan-rekan aktivis dan pendukung yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Rakyat Tutup TPL. Pada awalnya, aksi yang dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan di tengah pandemi itu berjalan damai dan tertib, namun terpaksa tertunda ketika ratusan polisi menghalangi mereka memasuki Jl. Sudirman.

“Aksi ini tertunda sementara,” ungkap Abdon Nababan yang turut menemani ketibaan Tim 11 untuk berjalan kaki menuju Istana Kepresidenan Jakarta. “Tim 11 harus menunda perjalanan karena pemeriksaaan Covid-19.”

Abdon mengutarakan bahwa ketika mereka dihadang untuk melanjutkan perjalanan, pihak kepolisian tidak hanya telah membangun barisan, tapi menyiapkan pemeriksaan tes antigen. Saat itu, hanya Togu Simorangkir yang hasil tesnya dinyatakan reaktif.

“Saya bernegosiasi dengan polisi. Kalau memang satu orang yang kena (hasil tesnya reaktif) dan harus (menjalani tes) PCR (polymerase chain reaction), maka satu orang saja yang tinggal. Tapi, polisi ngotot semua harus diangkut, padahal jelas-jelas yang lain negatif dan mestinya bisa lanjutkan perjalanan. Ini polisi memaksa,” jelas Wakil Ketua Dewan AMAN Nasional itu.

Mereka diangkut untuk menuju Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran. Tapi, menurut kronologis yang disampaikan Abdon, setelah mereka tiba di sana, petugas setempat justru tak bersedia menerima karena hasil reaktif Covid-19 sekadar mengacu pada tes antigen dan Togu Simorangkir sendiri tak memiliki gejala. Sehingga, mereka disarankan untuk mengarahkan Togu ke Rusun Pasar Rumput yang telah dijadikan sebagai tempat isolasi. Namun, lagi-lagi mereka tidak lekas mendapatkan pelayanan dan harus menunggu hingga jam setengah enam sore untuk kemudian memberikan pemeriksaan lanjutan terhadap Togu.

Tim 11 Ajak Tutup TPL menjalani tes antigen. Sumber foto: Dokumentasi Aliansi Gerakan Rakyat Tutup TPL.

Sementara seorang dari mereka mengisolasi diri dan menunggu hasil, pihak kepolisian meminta mereka melakukan pendataan.

“Kami disuruh ke Polres untuk pendataan dan kami diangguri dua jam dan tak ada prosesnya,” kata Abdon. “Jadi, kami bilang ini tidak jelas. Asumsinya, mereka ini aksi unjuk rasa, (padahal) saya bilang tak ada (unjuk rasa). Ini cuma jalan kaki untuk sampai ke Istana. Kami juga komunikasi dengan pihak Istana dan sudah beres. Setelah penjelasan itu, kami dipersilahkan pulang.”

Tim 11 Ajak Tutup TPL pun diberangkatkan ke rumah penginapan yang sudah disediakan. Abdon Nababan mewakili Aliansi Gerakan Rakyat Tutup TPL, menegaskan bahwa Ajak Tutup TPL belum berakhir sebab mereka seharusnya menyelesaikan perjalanan dengan bertemu Jokowi di kantornya. Maka, persiapan selanjutnya yang hendak dilakukan, adalah dengan menyambung perjalanan yang terhenti dari Jl. Sisingamangaraja ke Istana Kepresidenan Jakarta.

“Apa pun kejadiannya, kita akan lanjutkan kampanye, penyadaran publik, dan komunikasi dengan pemangku keputusan, termasuk pengaturan pertemuan dengan presiden.”

Abdon berpesan secara khusus untuk keluarga Togu Simorangkir maupun anggota dari Tim 11 bahwa saat ini keadaan mereka terjaga dengan baik di antara rekan-rekan yang menyayangi dan ikut mendukung Aliansi Gerakan Rakyat Tutup TPL.

“Kami pasti akan menjaga mereka dengan sebaik mungkin di Jakarta. Tentu saja, tadi malam begitu ketahuan mereka sampai di sini, banyak sekali yang menawarkan rumah atau akomodasi. Jadi, sambutan warga Jakarta terhadap Tim 11, luar biasa. Tim 11 akan baik-baik saja,” ungkap Abdon. “Saya berpesan pada keluarga yang sudah rindu, bisa bersabar dengan situasi, di mana tim sedang tidak memungkinkan untuk menuntaskan perjalanan ke Istana. Tapi, kita bersama akan menjaga mereka selama di sini.”

Ketika hendak tiba di Jakarta, Togu sempat menuliskan surat untuk presiden terkait aspirasi mereka. Pada suratnya, ia pula menyinggung kehadiran seorang bocah berusia delapan tahun yang kini duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar: Bumi Simorangkir. Sebagai generasi penerus yang kelak mewarisi wilayah adatnya, putra Togu tersebut ikut menemani ayahnya karena didorong oleh keinginan yang sama dari masyarakat di Sumatera Utara, yaitu agar Danau Toba tetap indah dan lestari.

Pada kabar terbaru di siang tanggal 28 Juli 2021, hasil tes PCR Togu Simorangkir pun keluar. Ia dinyatakan negatif Covid-19 dan tengah kembali bergabung dengan Tim 11  untuk rencana melanjutkan Ajak Tutup TPL hingga titik tujuan.

***