Silat Pangean Talang Mamak: Mengikuti Aturan Adat
17 November 2023 Berita Wira SuniaOleh Wira Sunia
Sebuah tengkalang (tepak sirih) disorong kepada batin, sebutan untuk pimpinan adat di komunitas adat Talang Mamak. Di dalam tengkalang sudah berisi sirih, pinang, tembakau, kapur, gambir. Seketika, pimpinan adat memakan sirih tersebut. Tak lama kemudian, manti atau mangku (anggota komunitas adat) mengajak batin untuk turun ke halaman gawai atau pesta. Di halaman gawai sudah disediakan tikar oleh tuan rumah. Di atas tikar ada kain sarung, songkok (peci), alat musik untuk silat yaitu tawak-tawak, gendang dan calimpung. Lalu batin, manti dan ninik mamak duduk di atas tikar yang sudah disediakan. Saat itu, pertunjukan silat Pangean atau Bepemakai dimulai.
Darwin selaku pimpinan Komunitas Adat Aurcina menerangkan silat Pangean ini artinya silat yang mengikuti aturan adat. Silat Pangean merupakan tradisi seni pencak silat dari Talang Mamak dan Melayu Tua, terkhusus Masyarakat Adat Melayu yang ada di Provinsi Riau. Darwin menambahkan silat Pangean ini sebuah kesenian yang menonjolkan keindahan dan seni bela diri Masyarakat Adat Riau.
“Silat Pangean adalah tarian silat yang dipakai dalam adat Talang Mamak, biasa digunakan di acara gawai sunat rasul, gawai mengokos, gawai gedang, bayar kaul pengobatan atau bayar kaul menjemput padi serta penyambutan tamu,” kata Darwin di wilayah Kebatinan Pembubung, desa Aurcina, Kecamatan Batang Cenaku, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau baru-baru ini.
Darwin menjelaskan gawai artinya pesta. Gawai sunat rasul itu adalah pesta untuk menyunat anak laki-laki yang telah cukup umur untuk di sunat ajaran kepercayaan adat Talang Mamak.
Sementara, Gawai Mengokos adalah sebuah pesta pernikahan, dimana pada saat itu yang punya acara akan memasak pulut dalam jumlah banyak. Jika tidak dalam jumlah banyak disebut pesta masak tambul, dan tidak diwajibkan memainkan silat Pangean atau Bepemakai.
Gawai Gedang adalah pesta pernikahan besar yang dilakukan oleh Masyarakat Adat Talang Mamak yang melibatkan seluruh batin (pimpinan) adat di suku Talang Mamak.
Bayar Kaul Pengobatan adalah sebuah ritual yang dilakukan oleh salah satu orang dari suku Talang Mamak yang sakit dan telah sembuh, setelah dia meminta atau berdoa kepada leluhur untuk diberi kesembuhan.
Bayar Kaul Menjemput Padi adalah ritual rasa syukur saat panen padi yang sukses setelah sebelumnya meminta atau berdoa kepada leluhur untuk diberi panen padi yang berlimpah.
Terakhir, tari silat Pangean atau Bepemakai juga digunakan pada penyambutan tamu kehormatan di suku Talang Mamak.
Darwin menyatakan bagi Masyarakat Adat Talang Mamak, pencak silat bukan hanya sebagai alat untuk membela diri melainkan juga sebagai ritual dan hiburan layaknya sebuah pertunjukan seperti sejenis tarian.
“Kita sekarang tinggal menjalankan yang sudah ada, makanya penerus yang ada sekarang ini: kembangkan lah silat ini, jangan sampai hilang,” ujar Darwin.
Pertunjukan Silat Pangean untuk pembukaan acara Kebangkitan Masyarakat Adat Talang Mamak. Dokumentasi AMAN.
Terhubung dengan banyak hal
Asjum selaku pemangku adat di wilayah adat Batin Pembubung menjelaskan silat Pangean ini sangat berhubungan dengan hutan karena saat bermain silat sangat banyak membutuhkan benda-benda yang ada di hutan. Ia mencontohkan balai-balai silat terbuat dari bahan material kayu dan rotan serta atap dari daun rumbia. Asjum melanjutkan alat musik yang mengiringi silat juga terbuat dari kayu seperti gendang.
“Kalau kita ingin melestarikan budaya silat Pangean, itu artinya kita juga perlu menjaga hutan. Cara menjaga hutan harus kuatkan hukum adat. Jadi antara hutan, budaya dan hukum adat saling berkaitan,” tuturnya.
Selain terhubung dengan hutan, Asjum menerangkan tarian silat Pangean juga ada hubungannya dengan sumber ekonomi. Contoh, saat acara silat butuh sayur-sayuran, rempah-rempahan, beras dari ladang Masyarakat Adat Talang Mamak. Kemudian, untuk perlengkapan ritual juga wajib disediakan sirih, pinang, tembakau, gambir, kapur, kemenyan.
Karena itu, sebut Asjum, silat Pangean di Talang Mamak tidak bisa hilang karena bersangkutan dengan ekonomi, adat, budaya, hutan, lembaga adat, hukum adat.
Asjum menerangkan pakaian ketika main silat di halaman, kita harus pakai kain samping (soken) yang terbuat dari Belacu (kain putih) dan pakai Songkok (Peci).
“Tujuan pakai kain samping (soken) ketika ada musuh, bisa sebagai senjata untuk melawan,” terangnya sembari menyebut nama pemainan silat ini disebut “beselantik jari, besalamah pingang, beseringkas kaki, besecapat tangan”
***
Penulis adalah Jurnalis Masyarakat Adat dari Indragiri Hulu, Propinsi Riau