Oleh Pauzan Azima

Gendang Beleq adalah sebuah simbol kekayaan budaya Indonesia. Alat musik tradisional ini berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Nama 'Beleq' dalam bahasa Sasak berarti 'besar',  merujuk pada ukuran gendang yang cukup besar.

Ketua Komunitas Adat Batu Rentek, Zainuddin Amin mengatakan selain memiliki arti besar, nama Beleq juga mencerminkan suara yang dihasilkan oleh gendang ini.  Zainuddin menerangkan suara Gendang Beleq memiliki karakteristik yang kuat, dalam, dan menggelegar. Ketika dimainkan, sebutnya,  gendang ini menghasilkan suara yang khas dan memenuhi ruangan dengan getaran yang kuat. Jadi, dinamai Gendang Beleq karena ukurannya yang besar dan punya suara yang menggelegar serta khas.

“Gendang Beleq menjadi identitas dan ciri khas dari alat musik tradisional Masyarakat Adat Sasak,” kata Zainuddin saat ditemui di kediamannya  desa Aikmel, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat pada 4 Desember 2023.

Zainuddin menjelaskan Gendang Beleq biasanya dimainkan dalam acara-acara adat dan upacara keagamaan. Alat musik ini terbuat dari kayu yang diukir dengan indah dan ditutupi dengan kulit Kambing. Suara yang dihasilkan oleh Gendang Beleq sangat khas dan menjadi ciri khas musik Sasak.

Dikatakannya, Gendang Beleq ini punya filosofi yang sangat mendalam. Alat musik ini melambangkan semangat kebersamaan dan keharmonisan dalam Masyarakat Adat Sasak. Dari cara memainkan dan menstabilkan tubuh saat membawa gendang melambangkan keseimbangan dan harmonisasi tubuh dengan gendang.

“Ini menggambarkan dua elemen penting dalam kehidupan masyarakat,” ujarnya.

 Zainuddin menambahkan Gendang Beleq juga melambangkan hubungan antara manusia dan alam. Kayu dan kulit Kambing yang digunakan untuk membuat Gendang Beleq berasal dari alam, dan proses pembuatannya menyimbolkan penghormatan kepada alam dan menjaga keseimbangan alam.

“Jadi, Gendang Beleq bukan hanya alat musik, tetapi juga simbol filosofi hidup Masyarakat Adat Sasak,” katanya sembari menerangkan alat musik ini mengajarkan kita tentang pentingnya kerjasama, keseimbangan, dan hubungan harmonis dengan alam.

Asal-Usul Gendang Beleq

Zainuddin menyatakan asal-usul Gendang Beleq memiliki banyak versi . Namun yang pasti, katanya,  Gendang Beleq berasal dari suku Sasak di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.

“Alat musik ini telah ada sejak zaman dahulu dan menjadi bagian integral dari kehidupan Masyarakat Adat Sasak,” terangnya.

Dikatakannya, Gendang Beleq biasanya digunakan dalam berbagai upacara adat dan ritual keagamaan. Misalnya, dalam upacara perkawinan, upacara khitanan, dan upacara adat lainnya. Selain itu, sambungnya, Gendang Beleq juga sering dimainkan dalam acara-acara hiburan dan pesta rakyat.

Zainuddin menerangkan menurut cerita rakyat setempat, Gendang Beleq diciptakan oleh seorang pemuka adat yang ingin menciptakan alat musik yang dapat menggambarkan kehidupan sosial dan budaya Masyarakat Adat Sasak.

Dengan ukurannya yang besar dan suara yang khas, lanjutnya, Gendang Beleq berhasil mencerminkan semangat kebersamaan dan keharmonisan Masyarakat Adat Sasak.

Namun, tegasnya, perlu diingat bahwa sejarah asal-usul Gendang Beleq ini sebagian besar berdasarkan cerita rakyat dan tradisi lisan, sehingga mungkin ada variasi dalam cerita tentang asal-usulnya.

Gendang Beleq Ngiring Reme, Montong Baan Selatan. Dokumentasi AMAN

Peran Gendang Beleq

Zainuddin menerangkan Gendang Beleq memiliki peran penting dalam sejarah Lombok, termasuk dalam masa perang antara Bali dan Lombok.

Pada masa lalu, sebut Zainuddin, Gendang Beleq digunakan sebagai alat komunikasi dalam perang. Suara gendang yang besar dan keras bisa didengar dari jarak jauh, sehingga bisa digunakan untuk mengirimkan pesan atau sinyal kepada pasukan. Misalnya, untuk memberi tahu tentang serangan mendatang, memanggil bala bantuan, atau memberikan instruksi lainnya.

Selain itu, katanya, Gendang Beleq juga digunakan untuk membangkitkan semangat dan moral pasukan. Dalam situasi yang tegang dan penuh tekanan seperti perang, musik dari Gendang Beleq bisa memberikan semangat dan energi kepada para pejuang.

Zainuddin menjelaskan dalam perang, suara Gendang Beleq digunakan untuk memberikan berbagai instruksi kepada pasukan. Beberapa instruksi yang bisa diberikan melalui suara Gendang Belek antara lain:

Serangan: Suara Gendang Beleq yang cepat dan kuat bisa digunakan untuk memberikan sinyal serangan kepada pasukan. Ini bisa menjadi tanda bagi pasukan untuk melancarkan serangan terhadap musuh.

Mundur: Jika situasi perang tidak menguntungkan atau pasukan perlu mengubah taktik, suara Gendang Beleq dengan pola tertentu bisa digunakan untuk memberikan instruksi kepada pasukan untuk mundur atau mengubah posisi.

Bala Bantuan: Jika pasukan membutuhkan bala bantuan atau bantuan dari pasukan lain, suara Gendang Beleq bisa digunakan untuk memberikan sinyal dan memanggil bala bantuan.

Perubahan Formasi: Suara Gendang Beleq dengan pola yang berbeda-beda bisa digunakan untuk memberikan instruksi kepada pasukan untuk mengubah formasi atau taktik dalam pertempuran.

Koordinasi: Suara Gendang Belek juga bisa digunakan untuk menjaga koordinasi antara pasukan yang sedang berperang. Misalnya, memberikan sinyal untuk menyerang bersama-sama atau menarik diri secara bersamaan.

Zainuddin menyatakan instruksi-instruksi ini akan disesuaikan dengan sistem komunikasi dan strategi yang digunakan oleh pasukan pada masa itu. Namun, katanya, perlu diingat bahwa informasi ini didasarkan pada tradisi lisan dan mungkin ada variasi dalam cerita dan praktik yang sebenarnya.

“Sejarah ini sebagian besar berdasarkan cerita rakyat dan tradisi lisan,” tutupnya.

***

Penulis adalah Jurnalis Masyarakat Adat dari Lombok, Nusa Tenggara Barat

Writer : Pauzan Azima | NTB
Tag : Masyarakat Adat Sasak Tradisi Sasak Gendang Beleq