Masyarakat Adat Bali Perjuangkan Alas Mertajati Sebagai Hutan Adat
04 Januari 2024 Berita Komang Era PatrisyaOleh Komang Era Patrisya
“Masyarakat Adat Dalem Tamblingan menjaga Alas Mertajati bukan hanya untuk kami, tapi juga untuk Masyarakat Bali.”
Pernyataan ini disampaikan oleh seorang anak muda dari komunitas Masyarakat Adat Dalem Tamblingan dalam diskusi “Mempertahankan Hak dan Ruang Hidup,” di Taman Baca Kesiman, Denpasar, pada 10 Desember 2023.
Anak muda bernama Komang Era Patrisya ini menceritakan bagaimana perjuangan Masyarakat Adat Dalem Tamblingan dalam memperjuangkan Alas Mertajati menjadi hutan adat.
Komang menyatakan kondisi hutan yang disebut Alas Mertajati tersebut meskipun terlihat asri, namun sesungguhnya sedang tidak baik-baik saja. Banyak terjadi penebangan hutan dan juga pemburuan liar di Alas Mertajati. Dikatakannya, Alas Mertajati merupakan sumber kehidupan bagi Masyarakat Adat Dalem Tamblingan.
“Alas Mertajati merupakan bagian dari Cagar Alam Batu Karu yang merupakan penyuplai 1/3 air di Bali,” ungkapnya.
Komang menjelaskan sejak ribuan tahun lalu, Alas Mertajati telah menjadi kawasan yang disucikan dan dijaga kelestariannya oleh leluhur Masyarakat Adat Dalem Tamblingan di Bali.
“Kami ingin Alas Mertajati lestari selamanya,” tandasnya.
Pernyataan Komang ini mendapat dukungan dari perwakilan Masyarakat Adat dari berbagai desa yang hadir di acara diskusi dalam rangka peringatan Hari HAM 2023. Peringatan hari HAM di Bali dilaksanakan selama dua hari yaitu 3 Desember dan 10 Desember 2023, dengan mengambil tema “HAM di Pulau Surga: Rintangan, Perjuangan, dan Harapan”.
Di acara yang melibakan AMAN Bali ini, banyak perwakilan Masyarakat Adat yang menyampaikan pengalaman mereka dalam memperjuangkan ruang hidupnya. Seperti di TWA Gunung Batur Bukit Payang, di mana petani yang telah lama tinggal turun temurun di hutan terancam tergusur oleh pengusaha wisata yang mendapat izin konsesi kawasan hutan.
Selain itu, ada juga cerita dari perwakilan Masyarakat Adat di Desa Bugbug Karangasem yang sedang mempertahankan kawasan suci mereka dari pembangunan resort.
PJ Ketua PW AMAN Bali, Ni Made Puriati menyatakan kegiatan peringatan hari HAM ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran atas kasus pelanggaran HAM dan pentingnya perlindungan HAM di Bali.
Selain itu, melalui kegiatan ini mereka ingin mengajak publik untuk ikut dalam memperjuangkan HAM serta bersolidaritas pada penyintas kekerasan dan pelanggaran HAM di Bali. Kemudian, turut menyuarakan desakan kepada pemerintah, aparat penegak hukum, dan pihak berwenang lainnya untuk menjamin dan memastikan penyelenggaraan pemerintahan untuk kembali pada HAM dan konstitusi.
Ni Made Puriati menerangkan sejak AMAN Bali diaktifkan kembali pada April 2023, berbagai kegiatan telah mereka lakukan, baik sebagai penyelenggara maupun sebagai pihak yang diundang atau berkolaborasi dalam sebuah kegiatan bersama. Ni Made menyebut seperti kegiatan peringatan HAM di bulan Desember 2023.
“Penting bagi AMAN Bali mulai terlibat aktif dalam berbagai kegiatan, terutama yang sejalan dengan visi dan misi AMAN,” terangnya.
***
Penulis adalah Jurnalis Masyarakat Adat di Bali