Perkuat Regenerasi, AMAN Intensifkan Pendidikan Kader Pemula di Nusa Tenggara Barat
26 Maret 2024 Berita Mohamad Hajazi, Ihsan Hadi, dan Muhtar An NafiiOleh Mohamad Hajazi, Ihsan Hadi, Muhtar An Nafii
Pengurus Harian Daerah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) di sejumlah wilayah Nusa Tenggara Barat menggelar pendidikan kader pemula untuk mencetak sekaligus memperkuat generasi penerus Masyarakat Adat yang tangguh dan mandiri di setiap komunitas adat.
Pendidikan kader pemula yang sebagian besar diikuti kelompok pemuda ini dilaksanakan secara marathon di berbagai komunitas Masyarakat Adat yang ada di masing-masing daerah.
Di Kabupaten Dompu, pendidikan kader pemula dilaksanakan di komunitas Masyarakat Adat yang ada di Kecamatan Dompu. Sebanyak 22 orang perwakilan pemuda adat dari tujuh komunitas Masyarakat Adat ikut dalam pendidikan kader pemula yang berlangsung selama satu hari pada 7 Maret 2024.
Para kader pemula diberikan pengetahuan tentang sejarah perjuangan dan visi organisasi AMAN, manajemen organisasi dan keanggotaan, menyusun profil komunitas Masyarakat Adat serta sekolah adat AMAN. Selain itu, para kader juga diberikan pengetahuan cara mengidentifikasi persoalan yang terjadi di wilayah adat masing-masing
Ketua Pengurus Harian Daerah AMAN Dompu Wahyudin menyatakan pendidikan kader pemula bagi para pemuda adat ini dilaksanakan untuk memahami dirinya sebagai bagian dari Masyarakat Adat yang memahami persoalan di komunitasnya. Wahyudin juga menekankan melalui pendidikan kader pemula ini, para pemuda adat diharapkan memiliki pengetahuan dan siap bekerja secara sukarela untuk komunitas.
Pendidikan kader pemula PD AMAN Dompu. Dokumentasi AMAN
Karena itu, Wahyudin menegaskan bahwa pendidikan kader pemula ini sangat penting bagi pemuda adat.
“Pemuda adat perlu mengikuti pendidikan kader pemula ini sebagai upaya kita mencetak kader yang tangguh dan intelektual di komunitas masing-masing,” kata Wahyudin di sela kegiatan pendidikan kader pemula di Dompu.
Abdul Masjid dari Biro Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan PW AMAN Nusa Tenggara Barat menambahkan bahwa pemuda adat sebagai generasi penerus kelak jadi tumpuan dan harapan Masyarakat Adat untuk mengembangkan komunitasnya masing-masing. Karenanya, pemuda adat sebagai kader pemula harus mengetahui sejarah terbentuknya AMAN serta visi dan tujuan organisasi.
Pendidikan Kader Pemula di Lombok Tengah
Setelah dari Dompu, pendidikan kader pemula bergeser ke Lombok Tengah. Sebanyak 27 perutusan komunitas Masyarakat Adat ikut dalam kegiatan pendidikan kader pemula yang dilaksanakan di komunitas adat Tanak Awu oleh Pengurus Daerah AMAN Lombok Tengah pada Minggu, 9 Maret 2024.
Pendidikan kader pemula PD AMAN Lombok Barat. Dokumentasi AMAN
Ketua PH AMAN Daerah Lombok Tengah, Baiq Muliati dalam sambutannya menerangkan AMAN adalah wadah perjuangan Masyarakat Adat untuk membela segala kepentingan dan hak-hak Masyarakat Adat. Karenanya, sebut Baiq Muliati, organisasi ini butuh kader-kader militan yang mampu mewujudkan cita-cita AMAN yang berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi, dan bermartabat secara budaya.
Hal senada disampaikan oleh Ketua Pengurus Harian Wilayah AMAN Nusa Tenggara Barat, Lalu Prima Wiraputra bahwa jauh sebelum negara ini lahir, Masyarakat Adat sudah ada dengan segala pranata dan aturan-aturan adatnya.
“Lantas jika negara saat ini tidak mengakui keberadaan Masyarakat Adat serta tidak menghormati hak-haknya, maka negara terlalu zolim kepada Masyarakat Adat," ungkap Lalu Prima.
Ia pun menjelaskan terkait pengakuan Masyarakat Adat ini, PW AMAN Nusa Tenggara Barat bersama Majelis Adat Sasak (MAS) dan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Mataram sedang berjuang untuk mendesak Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat agar segera menerbitkan Peraturan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai implementasi dari Peraturan Daerah tentang Masyarakat Adat Nomor 11 tahun 2021.
Lalu Fauzan Hakim, salah seorang peserta pendidikan kader pemula dari komunitas adat Jelantik mengaku sangat senang mengikuti pendidikan kader ini. Pemuda yang akrab di panggil Ojan Jelantik ini juga sangat serius menerima materi pendidikan kader pemula dari para narasumber.
"Sebelum saya mengikuti pendidikan kader pemula, saya mengira AMAN adalah organisasi yang hanya berbicara tentang budaya semata, namun ternyata lebih dari itu. AMAN lebih pada sebuah organisasi yang menekankan pada perjuangan Masyarakat Adat dalam membela hak-haknya, terutama wilayah adat sebagai sumber kehidupan Masyarakat Adat,” ungkap Ojan.
Pendidikan Kader Pemula di Lombok Barat
Sebanyak 18 orang perwakilan dari berbagai komunitas Masyarakat Adat mengikuti kegiatan pendidikan kader pemula yang diselenggarakan oleh Pengurus Harian Daerah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Kabupaten Lombok Barat di Bumi Aditya Hotel, desa Senggigi, Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari pada 9-10 Maret 2024 ini diikuti oleh perwakilan dari komunitas Masyarakat Adat Karang Bage'an, Mondok, Medain, Kahuripan, Karang Bayan, dan Gerung.
Dalam kegiatan ini, Ketua Pengurus Harian Wilayah AMAN Nusa Tenggara Barat, Lalu Prima Wiraputra menyampaikan bahwa untuk menjadi kader AMAN dibutuhkan keberanian. Sebab, menjadi kader AMAN memiliki tantangan dan kesulitan tersendiri karena harus memiliki komitmen berjuang bersama Masyarakat Adat.
"Jadi kader AMAN harus berani karena memiliki tantangan dari sisi kedaulatan sebagai warga negara, sisi kemandirian secara ekonomi, serta sisi kemartabatannya secara budaya," ujarnya.
Lebih jauh, Prima menyatakan sudah 78 tahun lebih negara ini merdeka, namun Undang-Undang Masyarakat Adat belum disahkan. Terkesan, Masyarakat Adat kurang diperhitungkan oleh pemerintah.
“Stigma ini harus kita lawan," ungkap Prima.
Ketua Pengurus Harian Daerah AMAN Lombok Barat Safwan AR menyampaikan bahwa pendidikan kader pemula ini dilaksanakan untuk memperkuat regenerasi di setiap komunitas Masyarakat Adat yang ada di Kabupaten Lombok Barat. Pendidikan kader ini juga untuk memberikan pengetahuan bagi para kader tentang AMAN.
"Ini untuk mendorong terjadinya regenerasi serta mampu meneruskan cita-cita besar AMAN dari tingkat lokal hingga nasional," terang Safwan.
Ia menambahkan bahwa dengan adanya kegiatan pendidikan kader pemula ini dapat memberikan dampak positif bagi setiap komunitas yang diwakili. Oleh sebab itu, penting sekali memahami materi-materi yang diberikan oleh para narasumber.
"Para peserta harus paham tentang apa AMAN itu, jadi hal ini bisa mendorong para kader memberikan dampak positif bagi komunitas, baik itu di bidang ekonomi, budaya, politik bahkan hingga teknologi informasi," kata Safwan sembari berharap para peserta yang mengikuti pendidikan kader pemula ini dapat menjadi generasi yang kritis serta mampu menjaga nilai-nilai budaya yang ada.
"Semoga generasi ini dapat menjadi generasi yang kritis terhadap berbagai hal serta mampu menjadi perisai bagi ketidakadilan terhadap Masyarakat Adat," pungkasnya.
***
Penulis adalah Jurnalis Masyarakat Adat di Nusa Tenggara Barat