Oleh Taufik Rama Wijaya dan Wahyu

“Pelatihan Jurnalis Masyarakat Adat ini sangat berarti bagi kami, semoga ilmunya bisa kami terapkan untuk mengabarkan perjuangan Masyarakat Adat kepada dunia,” demikian kata Monita saat dimintai kesannya selama mengikuti Pelatihan Jurnalis Masyarakat Adat di Kota Makassar, Sulawesi Selatan pekan lalu.

Monita salah seorang peserta pelatihan Jurnalis Masyarakat Adat dari komunitas Masyarakat Adat Sendana, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Ia bersama peserta lainnya dari Sulawesi Selatan ikut pelatihan Jurnalis Masyarakat Adat yang dilaksanakan oleh Pengurus Wilayah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Sulawesi Selatan.

Sebanyak 19 orang peserta, tujuh diantaranya perempuan ikut dalam pelatihan ini. Mereka berasal dari utusan Pengurus Daerah AMAN Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat serta organisasi sayap AMAN seperti BPAN dan Perempuan AMAN.

Pelatihan yang mengusung tema “Kabar dari Masyarakat Adat kepada Dunia” ini berlangsung selama tiga hari mulai 26-28 Juni 2024 di salah satu hotel Jalan Pengayoman, Kota Makassar.

Para peserta sangat antusias mengikuti pelatihan. Dalam pelatihan ini, para peserta dibekali teori dasar jurnalistik sekaligus praktek liputan hingga membuat berita sesuai dengan kaidah jurnalistik.

Padatnya materi yang disampaikan oleh narasumber dari TempoWitnees dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) tidak membuat peserta jenuh, sebaliknya mereka tetap bersemangat mengikuti pelatihan hingga sampai acara berakhir pada Jum’at, 28 Juni 2024.

Monita mengaku ini pertama kali mengikuti pelatihan jurnalistik. Ia menyebut di komunitasnya, belum ada Masyarakat Adat yang pernah mendapat pelatihan jurnalistik kecuali dirinya. Menurutnya, pelatihan jurnalistik ini sangat bermanfaat sekali buat Masyarakat Adat.

“Saya beruntung bisa ikut pelatihan jurnalistik ini,” kata Monita sambil tersenyum. 

Muh. Ma’ruf Akbar, peserta lainnya dari Komunitas Masyarakat Adat Bamba Puang, Kecamatan Angge Raja, Kabupaten Enrekang juga menyatakan hal yang sama. Ma’ruf mengaku senang ikut pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan oleh AMAN ini, Ia berharap pelatihan ini memberi manfaat bagi Masyarakat Adat. 

“Saya berharap pelatihan ini membawa dampak positif bagi kami dalam mengabarkan tentang kebudayaan Masyarakat Adat pada dunia,” ujarnya.

Foto bersama. Dokumentasi AMAN

Ketua Pengurus Wilayah AMAN Sulawesi Selatan, Sardi Razak menyambut baik pelaksanaan Jurnalis Masyarakat Adat yang difasilitasi oleh Infokom PB AMAN ini. Ia berharap pelatihan ini menghasilkan jurnalis-jurnalis handal yang dapat membantu memperluas daya publikasi Pengurus Harian Wilayah AMAN Sulawesi Selatan ke masyarakat.

“Ini sangat penting agar masyarakat tahu perjuangan kita,” kata Sardi Razak dalam sambutannya di acara pembukaan pelatihan Jurnalis Masyarakat Adat di Makassar pada Rabu, 26 Juni 2024.

Pria yang akrab dipanggil Iyan ini mencontohkan dalam tiga tahun terakhir ini, capaian perjuangan Masyarakat Adat di AMAN Sulawesi Selatan belum terpublikasi dengan baik. Misalnya, sudah ada 10 Peraturan Daerah (Perda) Masyarakat Adat dan 12 Surat Keputusan Hutan Adat yang telah ditetapkan di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Sayangnya, kata Sardi Razak, kabar baik ini belum terpublikasi ke masyarakat.

“Saya yakin setelah pelatihan ini semuanya akan jadi lebih baik. Para Jurnalis Masyarakat Adat yang ikut pelatihan bisa jadi andalan bagi masing-masing pengurus di daerah dalam menyebarluaskan informasi,” terangnya.

Kepala Newsroom infokom PB AMAN Apriadi Gunawan dalam sambutannya menyatakan bahwa jurnalistik sebagai bagian dari ilmu komunikasi punya peran penting dalam membentuk, mengolah dan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat. Untuk itu, kata Apriadi, jurnalistik perlu dipelajari oleh setiap orang termasuk Masyarakat Adat. Sebab, Masyarakat Adat kita saat ini membutuhkan informasi yang akurat dan terpercaya sebagai dasar mereka untuk mengambil keputusan yang berkualitas.

“Dalam konteks ini, belajar jurnalistik itu sangat penting. Namun, jurnalistik yang kita pelajari disini bukan sekedar untuk pandai menulis berita. Tapi, yang lebih penting dari itu bisa memahami dan mempraktekkan nilai-nilai kejujuran yang menjadi pondasi dari jurnalisme itu sendiri,” papar Apriadi.

Apriadi menambahkan belajar jurnalistik yang didasari dengan nilai-nilai kejujuran ini perlu dimiliki oleh Jurnalis Masyarakat Adat. Karena dengan demikian, semua informasi yang disampaikan oleh Jurnalis Masyarakat Adat dalam bentuk tulisan dapat dipertanggungjawabkan dan berkualitas.

“Disinilah, perlunya pelatihan jurnalistik itu,” jelasnya.

Apriadi menerangkan dalam beberapa tahun terakhir ini, Infokom PB AMAN telah melaksanakan pelatihan jurnalistik bagi pengurus dan kader AMAN di berbagai daerah. Tujuannya, untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan Jurnalis Masyarakat Adat dalam menggarap potensi wilayahnya masing-masing.

“Potensi ini yang mau kita kabarkan kepada dunia,” imbuhnya.

***

Penulis adalah Jurnalis Masyarakat Adat dari Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan.

Writer : Taufik Rama Wijaya dan Wahyu | Sulawesi Selatan
Tag : Sulawesi Selatan Jurnalis Masyarakat Adat