Oleh Maskur Hadi

Pawai budaya yang diikuti ratusan orang peserta menjadi pembuka rangkaian kegiatan Musyawarah Besar (Mubes) Sekolah Adat Nusantara di wilayah adat Olehsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur pada Senin, 12 Agustus 2024.

Pawai budaya yang berlangsung sepanjang 1,5 km ini dimulai dari lapangan Kecamatan Glagah dan berakhir di Sekolah Adat Pesinauan, Kecamatan Glagah, yang menjadi tempat berlangsungnya Mubes Sekolah Adat.

Pawai diikuti perwakilan dari sekolah adat di seluruh Indonesia, pengurus AMAN tingkat wilayah dan daerah serta organisasi sayap dan mitra AMAN dari dalam dan luar negeri.

Setiap peserta mengenakan pakaian adat daerah masing-masing yang mencerminkan kekayaan budaya nusantara. Pawai ini memukau warga setempat dan wisatawan.

"This is very beautiful, authentic culture," kata Giacomo dalam bahasa Inggris. Giacomo merupakan wisatawan asal Italia yang turut menyaksikan pawai budaya.

Sementara, Agah, wisatawan asal Bandung mengaku senang melihat iring-iringan peserta pawai budaya yang mengenakan pakaian adat. Menurutnya, kegiatan ini sangat bagus.

“Bagus untuk melestarikan budaya yang ada di nusantara," katanya.

Ketua Pengurus Daerah AMAN Osing Wiwin Indiarti menyampaikan bahwa pawai budaya ini merupakan bagian dari acara pembuka kegiatan Mubes Sekolah Adat Nusantara sekaligus rangkaian dari Peringatan Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia (HIMAS).

Dikatakannya, pawai budaya ini merupakan simbolisasi keberadaan Masyarakat Adat Nusantara.

“Kegiatan pawai budaya ini kita laksanakan sebagai bentuk komitmen melanjutkan hal-hal baik yang diwariskan oleh para leluhur,” ujarnya disela pelaksanaan pawai budaya.

Wiwin menyatakan pihaknya selaku tuan rumah berharap kemeriahan pawai budaya ini dapat menjadi penyemangat bagi peserta Mubes Sekolah Adat Nusantara. Selanjutnya, ia pun berharap pelaksanaan Mubes Sekolah Adat Nusantara berlangsung lancar dan sukses serta tercapainya segala tujuan.

"Kita berharap Mubes Sekolah Adat berjalan lancar, ini penting karena sekolah adat sebagai penyelenggara pendidikan adat memiliki peran yang sangat strategis dalam menjaga kelangsungan adat dan budaya kita," katanya.

Kapolsek Glagah, AKP Pudji Wahyono menjamin keamanan pelaksanaan kegiatan pawai budaya dan Mubes Sekolah Adat Nusantara yang berlangsung selama empat hari ini. Menurutnya, kegiatan ini layak untuk didukung.

"Saya siap menjamin keamanan kegiatan ini karena sangat positif,” katanya.

Ritual adat Kupat Luaran. Dokumentasi AMAN

Ritual

Setelah pawai budaya, acara dilanjutkan dengan pembukaan Mubes Sekolah Adat Nusantara yang diawali dengan ritual adat "Kupat Luaran."

Suhaimi, tokoh Masyarakat Adat Kemiren, menjelaskan ritual ini dilakukan oleh Masyarakat Adat Osing untuk memastikan acara berjalan lancar tanpa hambatan. Prosesi ini dilakukan dengan menarik ujung kupat sehingga anyamannya terlepas dan beras kuning di dalamnya tumpah, sebagai simbol harapan agar acara berlangsung lancar dan mendapat restu dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Selain itu, pembukaan juga diwarnai dengan prosesi "Sembur Utik-Utik," yaitu menebar uang logam yang dicampur beras kuning.

"Uang itu sandang dan beras itu pangan, artinya Tuhan sudah menyebarkan rezeki di dunia ini, tinggal kita mau mengambil atau tidak," jelas Suhaimi sembari menambahkan dalam konteks AMAN, prosesi ini melambangkan usaha dalam memperjuangkan hak-hak dan pengakuan Masyarakat Adat.

***

Penulis adalah Jurnalis Masyarakat Adat dari Komunitas Adat Osing, Banyuwangi.

Writer : Maskur Hadi | Banyuwangi
Tag : Sekolah Adat Osing