AMAN Toraya Bentuk Kelompok Usaha Masyarakat Adat di Wilayah Adat Bau
25 September 2024 Berita Arnold Prima Burara'Oleh Arnold Prima Burara’
Pengurus Daerah Aliansi Masyarakat Adat Nsuantara (AMAN) Toraya membentuk Kelompok Usaha Masyarakat Adat (KUMA) di wilayah adat Bau, desa Lembang Bau, Kecamatan Bonggakaradeng, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
Pembentukan KUMA yang diberi nama “KUMA Mesa Indo’na” ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi Masyarakat Adat, terutama di bidang peternakan.
Zebulon Dedi dari AMAN Toraya mengatakan pembentukan KUMA di wilayah adat Bau ini merupakan bagian dari program kerja AMAN. Dikatakannya, Bau menjadi salah satu wilayah adat yang dinilai mempunyai potensi yang besar untuk pengembangan KUMA, khususnya dibidang peternakan sapi.
Zebulon menjelaskan wilayah adat Bau menjadi penyuplai sapi terbesar untuk daerah Endrekang dan sekitarnya. Namun, Masyarakat Adat Bau mengeluhkan harga yang sangat murah sehingga Masyarakat Adat Bau merasa tidak puas dengan harga yang ditawarkan oleh para pedagang.
Melihat kondisi yang ada ini, sebut Zebulon, Ketua Masyarakat Adat Bau Maksi Balalembang meminta kepada AMAN untuk segera membentuk KUMA di wilayah adat Bau agar dapat membantu para peternak mendapatkan harga pasar yang sesuai.
“Permintaan tersebut langsung kita realisasikan. Hari ini kita bentuk KUMA di wilayah adat Bau,” kata Zebulon usai pembentukan KUMA di kantor desa Lembang Baru pada Rabu, 12 September 2024.
Sejumlah tokoh Masyarakat Adat hadir dalam pembentukan KUMA di wilayah adat Bau, termasuk Ketua Masyarakat Adat Bau Maksi Balalembang, pengurus BUMMA dan para peternak sapi.
Zebulon menerangkan KUMA yang dibentuk ini nantinya tidak hanya mengelola potensi peternakan yang ada di wilayah adat Bau, tapi semua sumber daya alam yang lain seperti hasil dari pertanian, perkebunan dan lain-lain. Namun, kata Zebulon, semua itu akan dikerjakan secara bertahap dan dikelola dengan harga yang tidak merugikan masyarakat.
“Ini semua akan kita kerjakan secara bertahap,” katanya sembari berharap pengurus KUMA yang terbentuk nantinya bekerja sungguh-sungguh demi untuk kemajuan Masyarakat Adat Bau ke depan.
Brian Carlon dari pengurus BUMMA dalam pemaparanya menyatakan wilayah adat Bau mempunyai potensi yang sangat besar untuk menjadi penyuplai daging sapi ke Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara. Karenanya, Brian berharap KUMA di wilayah adat Bau bisa menjadi penyuplai daging sapi untuk dua kabupaten tersebut.
“Ini peluang untuk pengembangan KUMA di wilayah adat Bau,” terangnya.
Silwanus Rengo, salah seorang peternak sapi di wilayah adat Bau menyatakan salah satu tantangan yang kerap mereka hadapi dalam mengembangkan peternakan di wilayah adat Bau adalah musim kemarau. Disebutnya, kemarau yang berkepanjangan sangat merugikan peternak karena membuat sungai mengering. Akibatnya, membuat rumput di area pelepasan ternak menjadi kering dan mati.
“Kondisi ini mengakibatkan banyak ternak kami yang mati kelaparan," ungkap Silwanus Rengo.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Desa Lembang Bau, pada saat kemarau panjang tahun lalu ada sekitar 300 ekor sapi yang mati akibat kekeringan. Kerugian ditaksir mencapai miliaran rupiah.
Ketua Masyarakat Adat Bau Maksi Balalembang mengatakan dengan terbentuknya KUMA ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi Masyarakat Adat Bau. Ia berharap pengurus yang telah terpillih betul-betul bekerja secara maksimal agar kiranya dapat jadi penyuplai lauk khususnya daging sapi untuk Kongres AMAN tahun 2027 nanti di Toraya.
Ketua KUMA Mesa Indo’na, Bartholomeuz Patola berharap dukungan dari segenap lapisan masyarakat, termasuk AMAN dan jaringan pendukungnya agar ke depan bisa bekerjasama dalam membantu kerja-kerja KUMA di wilayah adat Bau.
“Kami berharap dukungan dan kerjasama dari semua stakeholder yang ada guna bahu-membahu meningkatkan kesejahteraan Masyarakat Adat,” pintanya.
***
Penulis adalah Jurnalis Masyarakat Adat dari Toraya