Oleh Irsal Hamid

Pelaksana Harian Wilayah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Tana Luwu bersama perkumpulan Wallacea menggelar konsolidasi “Selamatkan Jantung Sulawesi Seko dan Rampi” di Uraso, Kecamatan Mappedeceng, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

Konsolidasi yang diberi nama SERAM ini berlangsung selama dua hari mulai 15-16 Oktober 2024. Sebanyak 50 orang lebih dari berbagai komunitas adat dan mahasiswa hadir dalam konsolidasi ini, termasuk Pengurus Besar AMAN, KPA, Walhi, perkumpulan HuMa.

Konsolidasi diawali dengan mengeksplorasi tentang Seko dan Rampi.  Perwakilan kedua daerah menyampaikan kondisi terakhir di masing masing wilayah adatnya. Perwakilan dari Masyarakat Adat Rampi menyampaikan kasus ancaman aktivitas  PT Kalla Aribamma, konsesi PT Citra Palu Mineral, pergeseran tapal batas hutan lindung dan tambang rakyat yang beroperasi ilegal.

Sedangkan, perwakilan dari Masyarakat Adat Seko menyampaikan potensi pertambangan rakyat menjadi ancaman di komunitas adat. Ancaman dimulai dari jual beli lahan sampai  rencana dijadikan sebagai tambang rakyat diatas lahan konsesi PT Citra Palu Mineral yang dikhawatirkan akan menuai konflik baru.

Taufik Manjulang, salah seorang fasilitator dalam konsolidasi ini mengajak seluruh peserta untuk menyusun perencanaan dalam menindaklanjuti hasil ekplorasi kasus di Seko dan Rampi. Selanjutnya, membuat perencanaan termasuk pembagian tugas kepada lembaga yang akan mengerjakannya.

Baca juga AMAN Gelar Pendidikan Kader Pemula di Humbang Hasundutan dan Luwu Utara

Kemudian, menetapkan model advokasi dan jenis kasusnya. Lalu diklasifikasi kepada siapa kasus per kasusnya dilaksanakan, baik yang dilakukan secara kelembagaan maupun lewat koalisi SERAM. Termasuk, mengidentifikasi darimana resource didapatkan untuk tindaklanjutnya.

Ketua Pelaksana Harian AMAN Wilayah Tana Luwu Irsal Hamid menyatakan kondisi terakhir yang terjadi di Seko dan Rampi saat ini perlu segera disikapi, karenanya AMAN Tana Luwu berinisiatif menggelar konsolidasi.  Menurutnya, konsolidasi ini bertujuan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya konflik di wilayah adat Seko dan Rampi. 

Irsal menyebut Seko memiliki potensi konflik dengan adanya eks HGU Seko Fajar Prima dan Bank Tanah. Sementara, ancaman lain datang dari PT Kalla Aribamma, PT CItra Palu Mineral (CPM) dan Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid di wilayah adat Seko dan Rampi

“Ancaman ini yang sedang kita konsolidasikan, semoga tidak menjelma menjadi konflik yang merugikan Masyarakat Adat Seko dan Rampi,” kata Irsal.

Direktur Perkumpulan Wallacea, Hamsaluddin menyatakan senang acara konsolidasi berjalan lancar. Ia mengajak seluruh peserta dan elemen Masyarakat Adat untuk menjaga kekompakan dalam mengawal keutuhan wilayah adat di Seko dan Rampi.

“Mari kita bersama sama menjaga rencana baik kita ini, yang muaranya untuk penyelamatan jantung Sulawesi di wilayah adat Seko dan Rampi,” tutur pria yang akrab dipanggil Ancha.

Writer : Irsal Hamid | Tana Luwu
Tag : Seko Tana Luwu Rampi