Oleh : Simon Welan

Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk korban bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur belum lama ini.

Bantuan kemanusiaan yang disalurkan melalui Pengurus Harian Daerah AMAN Flores Bagian Timur ini ditujukan kepada Masyarakat Adat Suku Tukang di desa Pululera dan Masyarakat Adat Nian Ue Wari Tana Kera Pu dari desa Boru Kedang. Kedua komunitas Masyarakat Adat ini mengungsi secara mandiri ke kebun-kebun dan rumah warga.

Ketua Pelaksana Harian Daerah AMAN Flores Bagian Timur, Antonius Toni mengatakan bantuan yang disalurkan AMAN ini lebih dikhususkan kepada pengungsi yang ada di komunitas-komunitas Masyarakat Adat anggota AMAN yang saat ini sedang mengalami kesulitan hidup akibat erupsi gunung Lewotobi Laki-Laki. Dikatakannya, AMAN punya tanggungjawab yang besar untuk membantu mereka.

“Ada dua komunitas Masyarakat Adat anggota AMAN yang terkena dampak langsung dari erupsi gunung Lewotobi Laki-Laki. Kedua komunitas adat tersebut telah kita bantu,” kata Antonius Toni usai menyerahkan bantuan AMAN kepada pengungsi erupsi gunung Lewotobi Laki-Laki, Minggu (17/11/2024).

Antonius menyebut dua komunitas Masyarakat Adat yang terkena dampak langsung dari erupsi gunung Lewotobi Laki-Laki adalah Masyarakat Adat dari Suku Tukang di desa Pululera dan Masyarakat Adat Nian Ue Wari Tana Kera Pu dari desa Boru Kedang. Kedua komunitas Masyarakat Adat tersebut kini sedang mengungsi secara mandiri di kebun-kebun milik mereka sendiri.  

Antonius mengatakan AMAN telah menyalurkan bantuan untuk para pengungsi Masyarakat Adat tersebut dengan tujuan untuk meringankan penderitaan mereka usai ditimpa bencana. Selain kedua komunias Masyarakat Adat tersebut, kata Antonius, AMAN juga telah menyalurkan bantuan untuk komunitas Masyarakat Adat Belobesi karena mereka menampung pengungsi mandiri yang datang ke kampung mereka.

“Kita prihatin dengan kondisi pengungsi Masyarakat Adat ini karena minim sekali mendapatkan bantuan dari pemerintah,” ujarnya.

Antonius mengatakan pemerintah lebih fokus menyalurkan bantuan ke posko utama sehingga para pengungsi dari Masyarakat Adat ini seperti dianaktirikan. Mereka jarang tersentuh bantuan dari pemerintah. Oleh karena itu, sebutnya, bantuan dari AMAN diarahkan ke Masyarakat Adat agar bisa meringankan penderitaan mereka selama berada di pengungsian.

Bantuan kemanusiaan dari AMAN untuk korban erupsi gunung Lewotobi Laki-Laki. Dokumentasi AMAN

Kebutuhan Pengungsi

Antonius menjelaskan sebelum menyalurkan bantuan kepada para pengungsi, tim AMAN Flores Bagian Timur telah melakukan survey kebutuhan yang diperlukan para pengungsi sehingga pihaknya tidak salah dalam menyalurkan bantuan dan tepat sasaran.

“Kami punya tim lapangan yang ada di komunitas masing-masing untuk mendata kebutuhan para pengungsi. Setelah semua kebutuhan didata, kami belanja sesuai permintaan mereka di pengungsian,” ungkapnya.

Antonius menambahkan barang-barang yang disalurkan AMAN kepada pengungsi mandiri dari Masyarakat Adat terdiri dari sembako, bumbu dapur, sayur, ikan kering, telur ayam, air minum, selimut, handuk, pakaian anak dan dewasa, terpal, susu dan snack untuk anak-anak.

Koordinator relawan pengungsi, Adolfus ‘Opung’ Wada menyatakan bantuan yang disalurkan AMAN ini sangat dibutuhkan oleh Masyarakat Adat yang saat ini sedang mengungsi secara mandiri.  Dikatakannya, bantuan ini nantinya akan disalurkan kepada para pengungsi mandiri di Palu’e desa Nileknoheng.

“Bantuan AMAN ini akan kita bagikan kepada semua anggota komunitas Masyarakat Adat Suku Tukang yang mengungsi mandiri di kebun-kebun maupun rumah warga,” kata Opung sembari  berharap erupsi gunung Lewotobi Laki-Laki segera berakhir agar para pengungsi bisa kembali ke rumah dan beraktivitas kembali dengan normal.

Opung menerangkan pada umumnya, Masyarakat Adat Suku Tukang bekerja sebagai petani. Sejak erupsi, mereka tidak berani pergi bertani ke ladang.

Gunung Lewotobi Laki-Laki Masih Erupsi

Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur erupsi pada Senin, 4 November 2024. Akibatnya, ratusan Masyarakat Adat dari beberapa desa mengungsi ke tempat aman.

Hingga kini, gunung Lewotobi Laki-laki masih terus erupsi dengan intensitas yang fluktuatif. Pada saat yang sama, para pengungsi masih belum berani pulang ke rumah. Mereka memilih untuk bertahan di tenda pengungsian. 

Berdasarkan data yang dihimpun oleh AMAN Flores Bagian Timur, jumlah pengungsi Masyarakat Adat akibat erupsi gunung Lewotobi Laki-Laki mencapai 441 orang. Mereka sebagian besar dari komunitas Masyarakat Adat Sukutukan.

***

Penulis adalah Jurnalis Masyarakat Adat di Nusa Bunga

Writer : Simon Welan | Nusa Bunga
Tag : Flores Timur Bantuan Untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki