Seniman Mendapat Kado Penghargaan dari AMAN Jelang HUT Pesinauan Sekolah Adat Osing di Banyuwangi
20 Januari 2025 Berita Zenba Bimbi Galuh PermataOleh Zenba Bimbi Galuh Permata
Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) memberikan kado penghargaan “Anugerah Weluri” kepada empat orang seniman Gandrung dari Komunitas Adat Osing jelang puncak perayaan Hari Ulang Tahun Pesinauan Sekolah Adat Osing ke 4 yang akan diperingati pada Selasa, 21 Januari 2025.
Pemberian penghargaan dalam bentuk sertifikat dan uang ini diberikan oleh PD AMAN Osing usai pertunjukan pentas seni di desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (18/1/2025) malam. Penghargaan ini sebagai wujud kepedulian AMAN terhadap para seniman yang sudah mengabdikan hidupnya untuk terus melestarikan kesenian Gandrung.
Keempat seniman yang menerima anugerah Weluri tersebut adalah Gandrung Dartik, Gandrung Tulan, Sanawi, Supeno.
Sanawi, salah seorang penerima anugerah Weluri, mengaku senang menerima penghargaan dari AMAN ini. Pria yang lebih dikenal dengan nama Awik Badut ini tidak menduga jika dirinya memperoleh penghargaan Weluri dari AMAN Osing.
"isun yo seneng yo ngenes, senenge sing nyongko dung mageh ono hang enget nyang isun, ngenes e isun saiki sing biso paran-paran, sing biso nguruki njuged maning (saya merasa senang ya sedih, senangnya karena tidak disangka masih ada yang ingat dengan saya, sedihnya saya sekarang tidak bisa apa-apa, tidak bisa mengajar tari lagi," kata Sanawi saat ditemui di rumahnya di desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Minggu (19/1/2025)
Sanawi merupakan seorang Penggedhog Kesenian Gandrung. Penggedhog adalah orang yang membawa selendang untuk kemudian diantar ke tamu yang hadir saat pertunjukan Gandrung. Selain bertugas membawa selendang, Penggedhog juga bertugas untuk mengatur jalannya pentas Gandrung selama satu malam suntuk.
Kini, tugas-tugas itu tidak bisa lagi dijalankan Sanawi karena alasan kesehatan. Ia terkena stroke. Beberapa hari lalu, Sanawi baru bisa berjalan tapi harus memakai alat bantu tongkat.
Sanawi berharap Pesinauan Sekolah Adat bisa mencetak bibit -bibit Penggedhog agar regenerasi terus ada. Ia juga ingin Sekolah Adat berdiri di tempat tinggalnya saat ini agar sama-sama bisa menjaga tradisi, adat, dan kesenian budaya.
“Mugoalah lare-lare ning Pesinauan biso terus telaten belajar nggandrung (Semoga anak-anak di Pesinauan bisa konsisten belajar Gandrung),” katanya penuh harap.
Ketua Pelaksana Harian AMAN Daerah Osing Wiwin Indiarti menjelaskan anugerah Weluri adalah bentuk penghargaan yang diberikan kepada para seniman Gandrung yang sudah mengabdikan hidupnya untuk terus melestarikan kesenian ini. Wiwin menambahkan pemberian anugerah Weluri ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan perayaan Hari Ulang Tahun Pesinauan Sekolah Adat Osing ke 4.
Dikatakannya, ada dua kategori yang layak menerima anugerah Weluri ini yaitu pewaris Weluri dan perawat Weluri. Wiwin menerangkan penghargaan pewaris Weluri diberikan kepada orang yang sudah mengabdikan ilmu dan hidupnya, serta sudah puluhan tahun bergelut ke dalam kesenian Gandrung. Ia menyebut penghargaan kategori pewaris Weluri adalah Gandrung Dartik, Sanawi dan Supeno.
Sementara, untuk kategori perawat Weluri diberikan kepada Gandrung Tulan. Ia masih menjaga dan menjalankan pakem-pakem Gandrung. yang dibuktikan hingga saat ini hanya Gandrung Tulan yang melakukan Mupuh (pengobatan gurah tradisional). Gandrung generasi dibawah Gandrung Tulan sudah tidak ada yang melakukan Mupuh, dan cenderung menganggap Mupuh hanya mitos belaka.
Wiwin menyampaikan ucapan terima kasih kepada para seniman Gandrung yang hingga kini masih mengabdikan dirinya untuk melestarikan Gandrung.
"AMAN Osing memberikan penghargaan setinggi- tingginya kepada semua seniman Gandrung yang sudah mengabdikan dirinya," kata Wiwin Indiarti.
***
Penulis adalah Jurnalis Masyarakat Adat dari Osing, Banyuwangi