.jpeg)
GATC Menyelenggarakan Perencanaan Strategis 2025 di Brazil
17 Februari 2025 Berita Eustobio Rero RenggiOleh Eustobio Rero Renggi
Global Alliance Territorial Communities (GATC) atau Aliansi Global Komunitas Teritorial menyelenggarakan konsolidasi global tahunan di Brazil pada 16-21 Februari 2025.
Pertemuan tahunan ini dilaksanakan sebagai bentuk dari refleksi perjalanan gerakan aliansi global selama tahun 2024 dan membangun perencanaan strategis gerakan politik regional bagi Masyarakat Adat dan komunitas lokal yang berada dibawah payung GATC untuk tahun 2025.
Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Rukka Sombolinggi hadir dalam pertemuan tahunan GATC ini. Di hari pertama pembukaan, Rukka Sombolinggi yang juga anggota pemimpin utama GATC menyampaikan tidak terasa GATC telah berusia 10 tahun.
“Hari ini, kita mengakui spirit dan perjuangan kita dari seluruh dunia, khususnya anggota GATC. Kita juga sebagai Masyarakat Adat harus mengingat bahwa kita berdaulat atas wilayah adat kita, walaupun saat ini ada wilayah-wilayah adat kita diambil oleh orang dan pihak lain,” kata Rukka di acara pertemuan tahunan GATC di Brazil.
“10 tahun GATC harus menjadi refleksi bersama, banyak hal yang sudah terjadi tapi banyak juga hal yang harus kita benahi. Terima kasih kepada APIB, sebagai tuan rumah pertemuan tahunan GATC yang telah menerima kami dengan baik,” lanjut Rukka.
Foto bersama GATC. Dokumentasi AMAN
Konsolidasi Pemuda Adat Tingkat Global
Sehari sebelum pertemuan tahunan GATC, para pemuda adat anggota GATC menyelenggarakan konsolidasi kepemimpinan tingkat global. Rukka yang juga hadir pada pertemuan tersebut diberikan kesempatan untuk menyampaikan banyak hal, mulai dari sejarah panjang pembentukan GATC, gerakan politik GATC untuk memperkuat peran pemuda dan perempuan, hingga tantangan global yang akan dihadapi Masyarakat Adat dan komunitas lokal di dunia, termasuk oleh GATC.
“Kita sadar bahwa kelompok pemuda merupakan bagian dari GATC. Oleh karena itu, kita berpandangan untuk terus memperkuat kepemimpinan organisasi di dalam GATC. Secara organisatoris, kepemimpinan mutlak ada di lima pimpinan anggota GATC, dimana setiap dua tahun sekali terjadi pergantian kepemimpinan di tingkat chair dan co-chair dari para anggota GATC,” jelas Rukka.
Di dalam pertemuan pemuda adat anggota GATC ini, Rukka pun menyampaikan bahwa satu-satunya keterbatasan pemuda dan perempuan di dalam GATC ini adalah pembagian kepemimpinan di GATC, tapi perwakilan pemuda dan perempuan akan menjadi bagian dari pemimpin GATC itu sendiri.
Rukka juga menyampaikan bahwa tantangan pemuda di tingkat global saat ini jauh lebih besar. Oleh karena itu, untuk melanjutkan perjuangan ini, peran pemuda sangat penting.
“Menjadi kewajiban GATC untuk terus mengingatkan pentingnya partisipasi pemuda dan perempuan sebagai bagian dari gerakan aliansi global,” terang Rukka.
Pada pertemuan ini, dilakukan pergantian kepemimpinan pemuda anggota GATC. Dari APIB sebagai Chair dan AMPB sebagai Co-Chair digantikan oleh AMPB sebagai Chair dan REPALEAC sebagai Co-Chair.
Sekilas tentang GATC
GATC merupakan sebuah wadah politik bagi Masyarakat Adat dan komunitas lokal di tingkat global yang bersatu untuk melindungi bumi demi kebaikan semua manusia, sekarang maupun di masa yang akan datang.
GATC dibentuk oleh 5 organisasi besar di dunia, yakni Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Aliansi Masyarakat dan Hutan Meso-Amerika (AMPB), Aliansi Masyarakat Adat Brasil (APIB), Koordinator Organisasi Masyarakat Adat Lembah Amazon (COICA) dan Jaringan Masyarakat Adat dan Lokal untuk Pengelolaan Berkelanjutan Ekosistem Hutan Afrika Tengah (REPALEAC). GATC mewakili 35 juta populasi Masyarakat Adat dan komunitas lokal dari 24 negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
***
Penulis adalah Deputi Sekjen AMAN