
Sekjen AMAN Kunjungan ke Wilayah Adat Comboios Brazil : Perkuat Spirit Perjuangan Masyarakat Adat
21 Februari 2025 Berita Eustobio Rero RenggiOleh Eustobio Rero Renggi
Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Rukka Sombolinggi melakukan kunjungan ke wilayah adat Comboios di Negara Bagian Espirito Santo, Brazil disela rangkaian agenda konsolidasi Aliansi Global Komunitas Teritorial atau Global Alliance of Territorial Communities (GATC) pada 16-21 Februari 2025.
Rukka Sombolinggi yang juga anggota pemimpin Aliansi Global dalam pidato sambutannya saat mengunjungi komunitas tersebut menegaskan gerakan Masyarakat Adat tidak akan kuat, jika tidak dipimpin oleh para pemimpin Masyarakat Adat yang kuat.
Rukka menggambarkan situasi umum Masyarakat Adat yang ada di Asia, terkhusus di Indonesia.
“Di Indonesia, kami memiliki lebih dari 300 pengurus, dan beranggotakan 2.596 komunitas Masyarakat Adat. Dari ratusan pengurus tersebut, kami melayani 21 juta jiwa Masyarakat Adat,” sebutnya.
Rukka menambahkan di Indonesia juga, kami memiliki kelompok Masyarakat Adat yang diambang kepunahan. Dan, ada juga kelompok Masyarakat Adat kami yang wilayah adatnya dikuasai oleh perusahaan pabrik kertas, sama seperti yang terjadi di Brazil. Kemudian, ada juga wilayah adat di Indonesia yang dihabisi oleh sawit.
Rukka menerangkan situasi yang terjadi di Masyarakat Adat seperti itu bukanlah merupakan hal yang baru, melainkan sudah terjadi sejak Indonesia Merdeka. Bahkan, jauh sebelum itu (Indonesia Merdeka).
Pada kesempatan ini, Rukka juga menjelaskan situasi Masyarakat Adat yang sering menghadapi militerisme dan gempuran pembangunan. Padahal, Masyarakat Adat di Asia merupakan rumah bagi 70 persen populasi Masyarakat Adat di dunia yang berpotensi sangat rentan dari kriminalisasi dan lain-lain.
“Oleh karena itu, penting untuk kita saling berbagi dan saling mendukung sesama kita Masyarakat Adat,” katanya sembari menyatakan di Aliansi Global, kita bersyukur karena mendapat dukungan dari para pendukung dan sahabat kita.
Rukka mengatakan Aliansi Global tidak akan berhasil sejauh ini, jika tidak ada dukungan dari para pendukung dan sahabat kita di tingkat global.
“Secara khusus, kita perlu berterima kasih kepada mereka,” lanjut Rukka.
Pada penutup sambutannya, Rukka menegaskan sekaligus memperkuat spirit perjuangan Masyarakat Adat setempat yang mendiami wilayah Comboios dan para pemimpin Gerakan Masyarakat Adat yang hadir pada kesempatan itu.
“Nasib kita tidak ditentukan oleh pemerintah dan perusahaan, tapi ditentukan oleh genggaman tangan kita sendiri sebagai Masyarakat Adat. Kita harus terus berjuang agar mereka tunduk pada keputusan kita, karena ini adalah masa depan kita dan masa depan bumi yang kita cintai,” tegas Rukka.
“Itulah sebabnya, para pemimpin kita harus terus dijaga agar bisa memimpin kita dan generasi muda kita bisa terus melanjutkan perjuangan kita di masa depan,” lanjutnya.
z
Penyambutan dengan tarian khas wilayah adat. Dokumentasi AMAN
Wilayah Adat Comboios
Wilayah adat Comboios (Terra Indigena Comboios) merupakan teritori yang dikuasai dan dihuni oleh kelompok Masyarakat Adat Tupinikim dan Masyarakat Adat Guarani. Wilayah adat ini pernah terkena dampak langsung dari jebolnya bendungan (dam) Mariana di Brazil pada tahun 2015. Tragedi ini membuat ribuan orang kehilangan tempat tinggal, membanjiri hutan, hingga mencemari sepanjang sungai Doce yang dianggap sakral oleh Masyarakat Adat di tempat itu.
Jebolnya bendungan Mariana juga telah mengakibatkan lumpur tebal dan beracun melanda wilayah adat Comboios di Negara Bagian Espirito Santo.