Bencana Longsor dan Banjir di Komunitas Masyarakat Adat Pattallassang
16 Mei 2014 Berita Andri Febrian[caption id="attachment_3530" align="aligncenter" width="300"] Areal Sawah yang rusak karena longsor dan banjir bandang[/caption] Kabar duka itu datang dari komunitas masyarakat Adat Pattallassang. Pada hari senin tanggal 12 Mei 2014 sekitar pukul 03.00 WITA telah terjadi bencana longsor dan banjir bandang yang terjadi di komunitas masyarakat adat Pattallassang di Dusun Pattallassang, Desa Pao, Kec. Tombolo Pao, Kab. Bulukumba, Sulawesi Selatan. Bencana itu disebabkan oleh hujan deras dan jebolnya bendungan irigasi di Sungai Salassara. Hujan mulai turun tanggal 11 Mei 2014 dari sore hari dan sekitar pukul 21.00 WITA hujan semakin deras disertai dengan petir sehingga menyebabkan terjadinya longsor. Material longsor tersebut masuk ke sungai dan menutup aliran Sungai Salassara sehingga terjadi penumpukan material yang menyebabkan banjir bandang. Koordinat titik terjadinya longsor adalah 05°10’03,9” LS dan 119°57’45,0”BT di ketinggian 1047 Mdpl dengan kemiringan lereng 45°. Menurut informasi salah satu tetua adat (Orang tertua ke-3) di Komunitas Pattallassang, bencana longsor dan banjir bandang baru kali ini terjadi. Selain karena hujan deras dan wilayah Komunitas Pattallassang yang berada di daerah dengan kemiringan yang cukup tinggi, menurut masyarakat longsor dan banjir bandang ini juga disebabkan oleh adanya penggantian vegetasi asli (Bambu, Enau, Kemiri, Beringin) menjadi pohon Pinus di daerah dengan kemiringan yang cukup tinggi. WILAYAH TERDAMPAK Pattallassang adalah salah satu dusun yang berada di Desa Pao, Kec. Tombolo Pao, Kab. Gowa, berjarak sekitar 3 Jam perjalanan dari kota Makassar dan dapat ditempuh dengan 1 jam perjalanan dari Ibu Kota kecamatan Tombolo Pao. Dusun Pattallassang berada di kaki gunung Bowong langi’ yang merupakan jejeran pegunungan Lompobattang-Bawakaraeng, dengan ketinggian 1000 – 1100 Mdpl. Suhu rata-rata di Pattallassang sekitar 23 Derajat Celcius, namun pada malam hari suhu tersebut dapat lebih rendah lagi. Akses menuju kampung Pattallassang masih sulit, infrastruktur jalan ada yang berupa pengerasan (sekitar 1 Km), kemudian akan berganti menjadi jalan Cor (Beton) selebar selembar papan dan kemudian kita akan menemui jalan tanah yang sempit. Dalam kondisi normal (tidak hujan), jalan menuju kampung Pattallassang cenderung baik hanya saja perlu berhati-hati sebab disisi kiri jalan berupa tebing sedanghkan disisi kanan jalan berupa jurang. Dibeberapa titik terdapat jembatan yang masih terbuat dari kayu. Dalam bencana longsor dan banjir bandang kali ini, sedikitnya ada 5 titik longsoran yang menutup sebagian bahkan seluruh badan jalan. Jembatan beton yang menghubungkan kampung Borongparring dengan dengan kampung Jawi-jawi mengalami kerusakan dibagian pondasi dan jebol sehingga tidak dapat dilalui oleh kendaraan. Sedangkan jembatan menuju Borongparring jika dari arah bawah juga mengalami kerusakan, beberapa besi penghalangnya bengkok karena terhantam batu yang dibawa oleh arus. Wilayah terdampak langsung terbagi atas borongparring dan jawi-jawi (puluhan hektar sawah warga tersapu banjir bandang), sedangkan yang tidak terdampak langsung mencakup satu dusun Pattallassang akibat adanya kerusakan pada infastruktur (jembatan, pipa air bersih masyarakat, pembangkit listrik tenaga mikrohydro, dan hilangnya 1 Unit Mobil komunitas). POPULASI TERDAMPAK Jumlah penduduk di Dusun Pattallasang yakni 762 jiwa dari 168 KK (292 laki-laki dan 170 perempuan). RK Borongparring 300 Jiwa, RK Bentengia dan RK Jawi-jawi 462 jiwa. Dampak dari bencana longsor dan banjir bandang terhadap masyarakat di Dusun Pattallasang menyebabkan trauma dan rasa was-was di masyarakat. Sampai saat ini masyarakat masih terus waspada karena hujan masih sering turun setiap hari. Dalam bencana longsor dan banjir bandang ini tidak ada korban jiwa, 1 Unit Rumah rusak hanyut terbawa longsoran (rumah kebun warga) dan 1 Unit lainnya yang merupakan rumah tinggal mengalami rusak ringan. Kerugian terbesar adalah hanyutnya areal persawahan yang diperkirakan ketika panen nantinya bisa menghasilkan 300 karung padi. Hanyutnya 2 buah turbin mikrohydro dan 1 unit mobil komunitas serta rusaknya 3 buah jembatan (1 tidak bisa digunakan). Perkiraan kerugian akibat bencana longsor dan banjir bandang ini adalah sekitar Rp. 125.000.000,- KEBUTUHAN MENDESAK Kebutuhan mendesak/jangka pendek yang dibutuhkan masyarakat Pattallassang saat ini adalah relawan untuk membantu membersihkan bekas material longsoran yang masih terdapat di beberapa titik longsoran dan perbaikan infrastruktur yang rusak. Sehari setelah longsoran sampai hari ini masyarakat terus bergotong royong membersihkan jalan dan memperbaiki jembatan. Berdasarkan hasil musyawarah masyarakat Pattallassang, secara swadaya setiap rumah menyumbang Rp. 20.000,- dan yang punya kendaraan bermotor menyumbangkan satu sak semen untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak. Untuk kebutuhan makanan dan minuman secara swadaya bisa dipenuhi oleh masyarakat di Komunitas Pattallassang, bahkan setelah adanya diskusi di Komunitas, kedepannya mereka bersedia membantu memenuhi kebutuhan bahan pokok untuk 5 anggota komunitas yang areal sawah garapannya habis tersapu longsor dan banjir bandang. Sumber Data : PW AMAN Sul-Sel, PD AMAN Gowa, Komunitas Adat Pattallassang Pelapor : Andri Febrian