Pelatihan Konvergensi Media bagi Biro Infokom AMAN
13 Oktober 2016 Berita Titi PangestuMakassar, 29 Agustus 2016 – Pengurus Besar Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) menggelar Pelatihan Kapasitas Infokom AMAN Berbasis Konvergensi Media pada 29 Agustus hingga 2 September 2016 lalu. Melibatkan 15 peserta Biro Infokom yang berasal dari Region Sulawesi, Maluku dan Papua serta dua organisasi sayap AMAN : Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) dan Persekutuan Perempuan Adat Nusantara (PEREMPUAN AMAN) kegiatan ini digelar di Hotel Tree, Makassar – Sulawesi Selatan. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk mengoptimalkan peran dan pengaruh media masyarakat adat dalam gerakan masyarakat adat di nusantara serta juga untuk meningkatkan kapasitas infokom AMAN dalam mengelola dan memproduksi berbagai informasi yang dimiliki dengan memahami cara kerja konvergensi media. Pengenalan terhadap konvergensi media ini akan membantu masyarakat adat untuk membentuk media sendiri dan mengakses segala bentuk media tanpa diskriminasi, yang sesuai dengan Deklarasi PBB mengenai Hak-hak Masyarakat Adat pasal 16. Ditambah lagi dengan semakin berkembangnya konvergensi media ini di Indonesia yang ditandai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi menjadikannya peluang bagi setiap orang sebagai konsumen teknologi. Wahyu Chandra, salah satu narasumber dalam pelatihan ini memaparkan bahwa pengembangan informasi menjadi penting sebagai konten jurnalis warga untuk mendorong kontrol publik terlibat aktif dalam mendorong kebijakan. “pada era saat ini, sekeliling kehidupan manusia dapat dijadikan referensi. Realita tersebut merupakan acuan bahwa menulis menjadi penting, sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan untuk menyampaikan ke publik. Beberapa kejadian pernah dialami oleh media mainstream, jurnalis tersebut menulis dan menggunakan foto orang lain yang karena tidak ada konfirmasi akhirnya menimbulkan hal-hal yang harus diluruskan, “ ujarnya. Selain wahyu Chandra, narasumber lain yang terlibat dalam pelatihan ini adalah Andreas Harsono dan Nanang Syarifudin. Masing –masing dari mereka membahas tekait cara penulisan berita dan pemngetahuan seputar media sosial yang berkembang saat ini. –Titi Pangestu-