Warga desa Pelawe, Kecamatan Batukuning Lakitan Ulu (BTS Ulu), Sumatera Selatan melakukan pemortalan terhadap pipa PT MEDCO Indonesia Industries, Selasa (25/10). Ini adalah kali kedua warga menghentikan aktivitas PT MEDCO dalam dua bulan terakhir. Pemortalan pertama dilaksanakan pada bulan lalu. Ketika itu, warga direspon oleh Asisten I Pemkab Musi Rawas dan Assisten I Provinsi Sumatera Selatan. Pemkab Musi Rawas berjanji akan membentuk tim untuk menindaklanjuti ke pihak PT MEDCO dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Tetapi hingga saat ini, menurut Pengurus Wilayah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara di Sumatera Selatan (PW AMAN Sumsel), belum ada realisasi janji tersebut. Asisten I Pemkab Musi Rawas beralasan kalau SKK Migas belum merespon surat mereka. Warga Pelawe melakukan pemortalan karena sepanjang tahun 2016 ini, pipa PT MEDCO bocor empat kali. Selama tigapuluh tahun ini, pipa PT MEDCO dipasang di permukaan tanah. Sejak 2013, pipa selalu bocor namun tidak pernah diperbaiki. Selain itu, walaupun desa Palawe adalah penghasil migas, infrastruktur desa masih buruk. Warga desa yang bekerja di PT MEDCO pun berstatus tenaga kerja outsourcing. Sesuai laporan yang diterima AMAN, sekitar delapanpuluh kendaraan pengangkut minyak dan alat berat melewati desa Pelawe setiap hari. Ini menyusahkan warga desa karena debu di kala kemarau dan lumpur di kala musim hujan, akibat kondisi jalan yang buruk. Syafarudin Yassa, salah seorang tokoh adat Pelawe, pada 2013 mengirimkan surat keluhan ke Presiden dan Komnas HAM. Melalui surat itu, Yassa menyampaikan bahwa PT MEDCO tidak ramah lingkungan dan tidak peduli masyarakat sekitar. Perwakilan Komnas HAM pernah mengunjungi lokasi tersebut, namun tidak ada resolusi.

Writer : Infokom AMAN | Jakarta