Potret Masyarakat Adat Todo
16 Agustus 2018 Berita Jakob SiringoringoJakarta (14/8), www.aman.or.id - Kondisi Masyarakat Adat di Todo sampai hari ini secara fisik tampak sehat. Hal ini itu disampaikan Syahadatul Khaira, relawan AMAN dari Mataram. Namun pada dasarnya, mereka mengalami kepanikan. Mereka kaget dengan gempa yang masih terus susul-menyusul.
Singkatnya, trauma masih menyelimuti pikiran para warga. Anehnya trauma tidak hanya disebabkan gempa besar maupun susulan. Mereka juga trauma akan tangan-tangan jahil yang mencoba memanfaatkan kesempatan dalam kesusahan.
Dalam pantauan Nura Batara, relawan PB AMAN, di Todo berdiri tiga posko utama guna menampung pengungsi yang masih trauma kembali ke rumahnya. Di sisi lain, lebih ke dalam, terdapat posko-posko kecil yang dihuni sebanyak 50 orang.
Tidak hanya sampai di situ. Posko-posko individu berupa tenda ternyata turut pula didirikan warga. Pemandangan inilah yang menurut Nura terasa janggal. Setelah dicari tahu, para warga yang mendirikan tenda di sekitar rumahnya bermaksud untuk memastikan barang-barang mereka tidak disatroni maling.
Selain menjaga barang-barang tidak disatroni maling, masyarakat juga kadang kembali ke rumah untuk mengambil beberapa barang yang layak dan bisa mereka gunakan di posko. Barang dimaksud antara lain alat-alat masak, pakaian dan beberapa surat penting. Sekalipun demikian masyarakat tetap hati-hati kalau mengambil barang di rumah mereka.
Secara umum, kata Nura, kebutuhan di perkampungan yang masih minim adalah tenda layaknya milik BNPB. Sedangkan keperluan bahan makanan dan obat-obatan hingga sejauh ini sudah cukup mereka dapatkan.
Meskipun demikian, banyaknya anak-anak, ibu-ibu terutama ibu hamil atau baru menyusui tetap memerlukan pelayanan tim medis. Untuk anak-anak, mereka membutuhkan arena dan bahan bacaan dan bermain. Seperti diketahui sejak gempa terjadi pada 29 Juli kemarin, sekolah-sekolah sudah diliburkan.
Praktis anak-anak perlu terus mendapatkan pendidikan. Mereka harus diperhatikan sehingga tidak juga larut dalam suasana duka yang menyelimuti. Tumbuh kembang anak juga harus jadi prioritas. Kelak berangkat dari kondisi saat ini, mereka akan tumbuh sebagai masa depan Lombok yang terdidik, sehat dan kuat.
Jakob Siringoringo - Infokom PB AMAN