Jakarta, www.aman.or.id-Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) menerima Anugerah Kebudayaan tahun 2018, untuk kategori komunitas (Sekolah Adat), dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI di Jakarta (26/9). Penghargaan diberikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy kepada Sekretaris Jenderal AMAN, Rukka Sombolinggi. Rukka Sombolinggi menyatakan bahwa anugerah ini sebagai pendorong semangat. "Ternyata apa kami kerjakan, meskipun jalannya kadang-kadang sunyi, sangat sepi, tidak banyak dukungan, tertapi ternyata bisa dianggap bermakna. Bagi kami itu sangat penting untuk memberi semangat buat AMAN," terang Rukka. Dalam kesempatan tersebut, hadir lima orang pendiri perwakilan dari sekolah-sekolah adat, antara lain Yayasan Sekolah Adat Punan Semeriot Kalimantan Utara, Sekolah adat Rengganis NTB, Sekolah Adat Samabue Kalimantan Barat, Sekolah Adat Benakat Sumatera Selatan, Sekolah Adat Sianjur Mulamula, Sumatera Utara. Sri Taniawati dari Yayasan Sekolah Adat Punan Semeriot menyambut gembira penghargaan tersebut. "Saya sangat bahagia sekali, apalagi para pendiri sekolah adat dapat hadir menyaksikan sendiri bahwa AMAN mendapatkan pernghargaan itu, kemudian saya berharap AMAN lebih merespon ke pendidikan adat, kita di daerah bener-benar mengalami kesulitan akan buku-buku tulisan dan bacaan, karena donasi yang diterima selama ini kadang tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah adat," pungkas Sri. Tim penilai Kemendikbud yang terdiri dari kalangan akademis, budayawan dan cendikiawan menilai bahwa AMAN memiliki kontribusi yang sangat besar dalam memajukan kebudayaan melalui pendidikan adat yang digagas oleh inisiator-inisiator masyarakat adat dari kalangan pemuda adat, perempuan adat dan pihak-pihak yang terafiliasi dengan AMAN yang membentuk sekolah-sekolah adat. Marolop Gorga Manalu, Staf Pendidikan Kedeputian IV PB AMAN, melihat bahwa sekolah adat adalah salah satu jalan pulang generasi muda untuk mengenali kembali jati diri sebagai masyarakat adat. "Kondisi kita sekarang, mengalami krisis kebudayaan dan krisis jati diri, karena kita bisa lihat pemuda-pemuda malu menggunakan atribut-atribut kebudayaan, bahkan untuk berbahasa ibunya sendiri malu atau enggan. Kalau ini dibiarkan terjadi, budaya kita akan semakin habis, pendidikan adat ini salah satu bentuk jalan pulang bagi generasi yang akan datang, supaya bisa kembali mengenali dirinya sendiri," tegas Marolop. Penghargaan Anugerah Kebudayaan telah diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI sejak tahun 2012, dengan sembilan kategori penghargaan yang diberikan. Eka Hindrati - Direktur Infokom PB AMAN Foto : Agus Sunardi - Direktur Kebudayaan, Kedeputian IV PB AMAN

Writer : Eka Hindrati | Jakarta