Jakarta (5/10), www.aman.or.id - Andri Sutan Sati dan Kenny menjadi tim pertama relawan AMAN yang berangkat dari ibukota. Keduanya lepas landas dari Soekarno Hatta dengan penuh kesiapsiagaan demi membantu para korban terdampak gempa-tsunami di Sulawesi Tengah.

Andri Sutan Sati yang biasa dipanggil Cheng itu langsung melaporkan kondisinya begitu tiba di Palu-Sulawesi Tengah, kemarin sore. Penerbangan mereka berjalan lancar.

“Saya dan Kenny sekarang sudah mendarat di bandara Palu, kondisi baik,” katanya.

Cheng melanjutkan, dari bandara akan langsung bergabung ke basecamp LPTP di posko Karsa Institut yang tidak jauh dari bandara. Di sana mereka bergabung untuk mendiskusikan terkait kegiatan Penilaian Kebutuhan Bersama Tanggap Darurat Berbasis Komunitas atau Joint Need Assessment/JNA Emergency Response Community Base/ERCB.

“Setelah mendarat, kita ke basecamp kawan-kawan LPTP dulu untuk diskusi JNA ERCB dengan teman-teman jaringan (Pusaka, Bina Swadaya, Perdhaki dan Karina),” kata Cheng.

Berikut adalah hasil-hasil diskusi dengan jaringan ERBC di Posko Karsa Institut.

1. Peserta diskusi terdiri dari CRS, Pusaka, Bina Swadaya, LPTP, Perdakhi, AMAN, Karsa Institut, Yayasan Merah Putih.

2. Kegiatan JNA sdh dilaksanakan selama dua hari dengan menggunakan tools aplikasi CommCare dan sudah 50 data (desa) yang diinput.

3. Pengumpulan data JNA dilakukan sampai Minggu 7 Oktober 2018; Selasa 9 Oktober 2018 data hasil JNA akan dibagikan guna mengetahui strategi respons depannya.

4. Basis data kegiatan JNA yang dilakukan jaringan & NGO adalah daftar desa terpapar bencana BNPB.

5. Kawan-kawan jaringan & NGO dalam dua hari ini akan lebih terkonsentrasi di Palu & Sigi (yang dekat), sementara Sigi (yang jauh seperti Kulawi, Donggala, Parigi Moutong belum dilakukan JNA.

6. Belum ada data demografi dan data dampak/korban dari pemerintah.

7. Temuan hasil dua hari terakhir JNA, kebutuhan mendesak adalah: mandi, cuci, kakus (MCK), air bersih, pelayanan kesehatan, tenda & alas tidur.

8. Kawan-kawan NGO yang melakukan kegiatan tanggap darurat harus mendaftar dulu ke pos Penas (di Bappeda).

9. Info dari pos Penas, NGO internasional sudah boleh melakukan tanggap darurat, namun tidak dengan ekspatriat.

10. Info dari pos Penas ada 141 titik sebaran pengungsi dengan perkiraan 6000 lebih pengungsi.

11. Belum ada data sebaran relawan dari BNPB. Kawan-kawan NGO bergerak sendiri.

12. Tidak ada peta desa-desa yang sudah dilakukan JNA dan desa apa yag akan dilakukan JNA ke depannya

13. Wilayah yang akan dilakukan JNA oleh jaringan ERCB 5 Oktober adalah Kab. Sigi (Kec. Giromaru ada 14 desa, Kec. Dolo ada 11 desa, Kec. Tanambulava ada 4 desa), Kab. Donggala (Kec. Banawa ada 14 desa, Kec. Sirenja ada 14 desa).

14. Posko jaringan ERCB adalah di posko Karsa Institut di Jalan Karaja Lemba.

15. Jaringan ERCB menunjuk sate orang untuk koordinasi pertemuan di Bappeda & Korem, yaitu Agung dari Bina Swadaya.

Setelah diskusi JNA, mereka lanjut bergabung dengan tim relawan di posko AMAN. Mereka bertemu dan koordinasi dengan Ketua Tim Relawan AMAN, Mahir Takaka.

Jakob Siringoringo

Writer : Jakob Siringoringo | Jakarta