Jakarta (28/4), www.aman.or.id - Bengkulu berduka. Banjir menerpa provinsi ini sejak kemarin (27/4/2019). Kepala Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengumumkan bahwa di Bengkulu telah terjadi longsor.
“Banjir dan longsor landa 10 kabupaten/kota di Bengkulu. Dua anak meninggal dan ribuan jiwa terdampak banjir,” cuitnya di Twitter. Selain itu, beberapa jembatan dan jalan juga rusak.
Ia meneruskan bahwa daerah terparah adalah Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu Selatan, Bengkulu Utara, Kepahiang, Curup, Lebong, dan Kota Bengkulu.
[caption id="attachment_43649" align="alignnone" width="1024"] Peta indikatif sebaran komunitas AMAN Bengkulu yang terkena bencana[/caption]
Bencana ini juga berdampak bagi komunitas adat. Menurut Ketua BPH AMAN Bengkulu, Deff tri, sejauh ini komunitas AMAN yang terkena bencana dengan kondisi terparah terindentifikasi ada dua, yaitu Sambat dan Muara Dua Ulu Nasal.
Dua komunitas adat ini terletak di Kabupaten Kaur. Bencana di Sambat sendiri yaitu banjir dan longsor. Sedangkan di Muara Dua Ulu Nasal terjadi banjir, jembatan putus, longsor, dan beberapa rumah hancur.
Sementara itu terjadi juga longsor di komunitas adat Lubuk Kembang, Kabupaten Rejang Lebong. Di Pasar Seluma, Kabupaten Seluma diidentifikasi terjadi banjir dan gempa.
Saat ini, AMAN Tanggap Darurat (AMAN emergency response) langsung merespons situasi bencana dengan mendirikan posko di Rumah AMAN Bengkulu dan AMAN Kaur.
Posko Rumah AMAN Bengkulu beralamat di Jl. Merapi Raya no 14 RT/RW 03/09 Kel. Panorama, Kec. Singgaran Pati, Kota Bengkulu.
Posko AMAN Kaur beralamat di Jl. Lintas Barat, Desa Linau, Kec. Maje, Kabupaten Kaur, 38563.
[caption id="attachment_43650" align="alignnone" width="1024"] Informasi Posko Tanggap Darurat[/caption]
Jakob Siringoringo