20 Tahun AMAN: Melihat Kekayaan Nusantara di Pelataran Taman Ismail Marzuki
09 Agustus 2019 Berita Nestor TambunJakarta (9/8/2019), www.aman.or.id - Sungguh bangga dan haru menyaksikan jajaran puluhan stan yang berjajar di pelataran Taman Ismail Marzuki (TIM). Jajaran stan itu memamerkan aneka produk masyarakat-masyarakat adat dari berbagai pelosok Nusantara. Betapa indah. Betapa kaya Indonesia.
Panitia menyediakan puluhan stan untuk komunitas-komunitas masyarakat adat yang mengikuti perayaan 20 Tahun Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) yang berlangsung bersamaan dengan Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia di TIM, Jakarta, 9-11 Agustus 2019, untuk memamerkan produk-produk mereka.
Dan lihatlah, betapa beraneka produk itu. Di stan ujung, komunitas adat dari Desa Pansor, Kec. Bayan, Lombok Utara, memamerkan kain songket Sasak dan berbagai tenunan lain. Di sebelahnya, Jesral Tambun dari Tano Batak memamerkan ukiran gorga kayu karyanya. Di sebelahnya Letcu Sipatiti, penato tradisional dari Mentawai memamerkan gambar-gambar tato dan gelang dari anyaman rotan.
Di sebelahnya, komunitas Dayak Meratus dari Hulu Sungai Tengah, Kalsel, salipang (tas dari rotan), madu hutan, obat-obat tradisional dari akar tanaman hutan, dan anyaman rotan. Di sebelahnya utusan dari AMAN Tano Batak memamerkan aneka produk budaya dan alam khas Tano Batak, mulai dari kemenyan, andaliman, kopi, tenunan ulos, hingga pedang halasan, bahkan set alat musik gondang.
Bergeser sedikit, Yunus dari Ketekesu memajang ukiran khas Toraja. Di sebelahnya komunitas adat dari Landak, Kalbar, memamerkan tikar khas yang dianyam dari campuran rotan dan kulit kayu. Selain cantik, tikar ini multi-fungsi, jadi alas tempat duduk, taplak meja, bahkan jadi sajadah. Di sebelahnya, masyarakat adat Baduy dari Leuwidamar, Banten, memajang jamang (baju khas Baduy), jarok (tas anyaman dari daun), madu, dan aneka tenunan.
Di sebelahnya lagi, Ibu Yos, dari komunitas adat Moi di Malaumkarta, Sorong, Papua Barat memajang anyaman tikar dari tanaman kaliksintu dan kalikwasan. Juga tas-tas dari anyaman rumput dan kulit kayu. Sungguh begitu kaya, produk budaya komunitas-komunitas masyarakat negeri kita.
Nilai Ekonomi Tinggi
Secara garis besar ada berbagai daerah yang memiliki produk budaya yang memiliki kemiripan. Seperti komunitas-komunitas masyarakat Dayak dari berbagai daerah di Kalimantan yang umumnya menghasilkan aneka jenis produk dari anyaman rotan. Sementara komunitas-komunitas adat dari dari daerah NTT dan NTB didominasi tenunan-tenunan aneka bentuk dengan motif-motif dan warna indah.
Satu hal yang selama ini kurang disadari, selain bernilai seni tinggi, produk-produk komunitas adat ini bernilai ekonomi tinggi. Menurut penelitian ahli dari beberapa perguruan tinggi di 6 komunitas adat, terbukti nilai valuasi ekonomi masyarakat ternyata lebih tinggi dari pendapatan rata-rata daerah.
Letak nilai ekonomi tinggi ini, selain karena nilai seni, juga karena produk masyarakat adat ini umumnya ramah lingkungan. Umumnya pewarnaan produk budaya ini diwarnai dengan pewarnaan alam.
Datanglah ke Taman Ismail Marzuki. Lihatlah kekayaan produk aneka komunitas adat Nusantara. Dan, pasti Anda akan ikut bangga dan terharu, menyadari betapa kaya negeri kita Nusantara.
(Nestor Tambun)