Membangun Konsolidasi Lewat Pelatihan Jurnalis Masyarakat Adat di Sorong
04 Juni 2024 Berita gamaliel M. KalieleOleh Gamaliel M. Kaliele
Pengurus Daerah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Sorong Raya dan Malamoi menggelar pelatihan Jurnalis Masyarakat Adat untuk memperkuat semangat perjuangan Masyarakat Adat sekaligus meningkatkan kapasitas jurnalistik Masyarakat Adat.
Pelatihan yang berlangsung selama tiga hari mulai 27 Mei hingga 29 Mei 2024 ini mengusung tema “Kabar dari Masyarakat Adat kepada Dunia”. Pelatihan yang terselenggara atas kerjasama Direktorat Infokom Pengurus Besar AMAN dengan PH AMAN Sorong Raya dan PH AMAN Sorong Malamoi ini berlangsung di Hotel Derefan Kota Sorong, Papua Barat Daya.
Ketua PHD AMAN Sorong Raya, Vecky W Mubalen menyatakan pelatihan Jurnalis Masyarakat Adat ini sangat penting untuk meningkatkan kapasitas peserta dalam menyuarakan hak-hak Masyarakat Adat di Sorong Raya dan Malamoi, Papua Barat Daya. Dikatakannya, pelatihan ini sebagai sarana konsolidasi bersama bagi Pengurus Daerah AMAN Sorong Raya dan Sorong Malamoi di Papua Barat Daya.
“Kita ingin pelatihan Jurnalis Masyarakat Adat ini jadi ajang konsolidasi bersama untuk membangun Masyarakat Adat yang lebih baik di Sorong Raya dan Malamoi,” kata Vecky disela pelaksanaan pelatihan Jurnalis Masyarakat Adat di Kota Sorong.
Vecky menjelaskan kegiatan pelatihan Jurnalis Masyarakat Adat ini merupakan salah satu dari sekian banyak program yang dilakukan oleh AMAN Sorong Raya dan Malamoi untuk memperkuat kapasitas Masyarakat Adat. Dengan meningkatnya kapasitas Masyarakat Adat, sebut Vecky, harapannya mereka akan dapat lebih mandiri dan mampu memperjuangkan hak-hak Masyarakat Adat.
Vecky menceritakan banyak sekali permasalahan sosial, ekonomi, hukum, politik yang perlu mendapat perhatian di tanah adat Papua, terkhusus di Papua Barat Daya. Permasalahan-permasalahan itu selalu mewarnai cerita pilu di tanah adat Papua. Sayangnya, kata Vecky, sebagian besar permasalahan yang terjadi di tanah adat Papua tersebut tidak terpublikasi di media.
Vecky berharap melalui kegiatan pelatihan Jurnalis Masyarakat Adat ini muncul penulis-penulis berita yang handal dari Sorong Raya dan Sorong Malamoi.
“Banyak orang muda yang ikut pelatihan ini. Kita berharap mereka kelak akan menjadi penulis-penulis komunitas yang tajam dan kreatif, juga setia menceritakan kisah pilu dan tragis yang terjadi di komunitas Masyarakat Adat,” katanya.
Sebanyak 20 orang peserta yang berasal dari berbagai komunitas Masyarakat Adat di Sorong Raya dan Malamoi ikut dalam pelatihan Jurnalis Masyarakat Adat. Para peserta mendapatkan pelatihan tentang berbagai materi jurnalistik, seperti dasar-dasar penulisan berita, teknik wawancara. Selain itu, para peserta juga mendapatkan pelatihan tentang bagaimana menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi tentang isu-isu yang dihadapi oleh Masyarakat Adat.
Yahaya Blesmargi, salah seorang peserta pelatihan dari Suku Tehit Teminabuan, Kabupaten Sorong Selatan mengatakan bahwa dirinya sangat senang dan bersyukur bisa mengikuti pelatihan jurnalistik ini. Menurutnya, pelatihan ini sangat bermanfaat bagi dirinya dan peserta lainnya.
“Di pelatihan ini, saya banyak belajar tentang bagaimana menulis berita dan menggunakan media sosial untuk menyebarluaskan informasi tentang aktivitas komunitas Masyarakat Adat di kampung,” kata Yahaya.
Ia berharap setelah mengikuti pelatihan ini, dirinya dapat membantu komunitasnya untuk mendapatkan akses informasi yang lebih baik soal kerusakan hutan adat Papua di wilayah Sorong Raya.
“Ini saatnya untuk memberitakan semua yang terjadi di komunitas, termasuk perampasan tanah adat oleh investor. Ini harus kami publikasikan,” kata Yahaya penuh semangat.
Penulis adalah Jurnalis Masyarakat Adat di Sorong, Papua Barat Daya