Oleh Umbu Remu Ch Nusa Mesa

Sebanyak tujuh orang Perempuan Adat mengikuti pelatihan menjahit di Rumah AMAN Sumba Jalan Jenderal Soedirman, Desa Wairasa, Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur.

Pelatihan yang digelar selama dua kali pertemuan ini bertujuan untuk menambah kapasitas Perempuan AMAN Sumba agar mahir dalam menjahit. Pelatihan pertama dilaksanakan pada 9-12 April 2024, kemudian pelatihan kedua pada 29 April-1 Mei 2024.

Para peserta pelatihan mengaku efek dari pelatihan menjahit ini sangat terasa bagi mereka. Mereka telah mahir menjahit. Ada peserta yang saat ini sudah tidak lagi menggunakan jasa jahit, ada pula peserta yang saat ini menerima jasa jahitan. Fantastisnya, ada juga peserta yang sekarang mengembangkan hasil pelatihannya dengan membuat pakaian dengan kain tenun.

Lestari Rambu Boba (Ambu), salah seorang peserta pelatihan menyatakan saat ini dirinya telah mahir menjahit. Bahkan, Lestari mengaku bisa membuat desain pakaian sendiri. Kini, Lestari coba mengembangkan kemampuan menjahitnya dengan membuat kolaborasi kain tenun dengan pakaian modern menjadi pakaian yang menarik dan bisa digunakan untuk kegiatan formal dan nonformal.

“Semua ini bisa terwujud dari pengalaman saya mengikuti pelatihan menjahit yang diinisiasi oleh AMAN,” kata Lestari Rambu Boba di Sumba Tengah belum lama ini.

Rambu Ana Intan Tamu Ina selaku pelatih dalam kegiatan menjahit yang diselenggarakan AMAN mengatakan dalam pelatihan peserta diajarkan dasar-dasar dalam menjahit. Kemudian, peserta juga diajarkan dalam mengelola kain motif tradisional menjadi pakaian modern.

Rambu Ana menambahkan dalam pelatihan tersebut juga para peserta diberitahu tentang perkembangan dunia pertekstilan yang terjadi saat ini di tanah air. Hal ini bertujuan untuk mendorong Perempuan AMAN Sumba untuk lebih menambah kapasitasnya agar dapat berkreasi dengan kain tradisional yang kelak dapat bersaing di pasar domestik maupun mancanegara.

Rambu Ana mengaku bangga telah dipercaya sebagai pelatih sekaligus narasumber dalam kegiatan pelatihan menjahit ini. Menurutnya, kegiatan pelatihan menjahit ini adalah salah satu jalan terang untuk menambah kapasitas dan mendorong Perempuan AMAN Sumba untuk memanfaatkan sumberdaya yang sudah ada dan mengkreasikannya dengan pakaian modern.

“Perempuan Adat di Sumba ini punya potensi, tinggal dilatih secara intens agar kelak dapat berkreasi dengan pakaian modern,” katanya.

Ketua Pengurus Wilayah AMAN Sumba, Debora Rambu Kasuatu sangat mendukung kegiatan pelatihan menjahit bagi Perempuan AMAN. Debora menerangkan bahwa selama ini Perempuan AMAN Sumba, khususnya Perempuan Adat Sumba jarang yang memiliki kemampuan untuk menjahit. Bahkan, jarang pula Perempuan Adat yang memiliki minat di bidang menjahit. Padahal, sebut Debora, Sumba ini terkenal dengan kain tenunnya yang khas.

“Kita berharap dengan adanya pelatihan menjahit ini, Perempuan AMAN Sumba dapat mengkreasikan kain dengan cara mengkolaborasikannya dengan pakaian modern. Bukan tidak mungkin kelak akan ada desainer dari Perempuan AMAN Sumba,” ungkap Debora.

Debora menerangkan menjahit adalah pekerjaan sederhana, tapi tidak sesederhana dalam pengucapan. Menjahit butuh ketelitian dan keuletan dalam mengerjakannya. Untuk itulah, sebut Debora, AMAN menggelar pelatihan menjahit ini sebagai salah satu kegiatan yang nantinya memberi manfaat bagi Masyarakat Adat, khususnya perempuan adat di AMAN Sumba.

“Kita lihat satu per satu peserta pelatihan menjahit sudah mahir, bahkan diantara mereka sudah ada yang membuka usaha,” katanya.

***

Penulis adalah Jurnalis Masyarakat Adat dari Sumba, Nusa Tenggara Timur

Writer : Umbu Remu Ch Nusa Mesa | Sumba
Tag : AMAN Sumba