wwwr.ntb.aman.or.id, Gempa Lombok – Gerusan zaman modernisasi ditambah lagi kekuatan era digitalisasi saat ini, tak ubahnya menggerus sifat dan perilaku manusia kini menjadi lebih statis dalam konteks sosial dan kemanusiaan. Tapi tak semuanya itu benar. Ternyata masih banyak individu manusia saat ini yang masih berperilaku sosial dan bahkan mengedepankan kemanusiaan secara manusiawi, meski tak terhitung banyak.

Siapa dia? Relawan. Siapa pun dari kita bisa menjadi relawan. Dan sekecil apa pun tindakan itu selagi untuk kemanusiaan dan sosial, adalah Relawan. Dalam definisinya, Relawan atau Sukarelawan adalah, orang yang tanpa dibayar menyediakan waktunya untuk mencapai tujuan organisasi, dengan tanggungjawab yang besar atau terbatas, tanpa atau dengan sedikit latihan khusus. Atau dapat pula dengan latihan yang sangat intensif dalam bidang tertentu, untuk bekerja sukarela membantu tenaga profesional.

Benarkah Relawan tak dibayar? Benar. Berikut bincang-bincang Infokom Aman Ntb kepada para Relawan dari BPAN yang tergabung dalam barisan Baralosa dan Perempuan Aman (AMAN NTB) di sela-sela kesibukan di lokasi gempa Lombok.

BPAN dan Perempuan AMAN merupakan organisasi sayap AMAN. Yang saat ini rela menghabiskan waktu menjadi Relawan gempa lombok sejak dua pekan lalu.

“Dituturkannya, menjadi seorang Relawan tidaklah mudah. Harus bisa mengalahkan sifat egoisme diri sendiri. Baik itu ego terhadap kehidupan pribadi, keluarga, teman dan lainnya. Disamping itu harus siap siaga selama 24 jam saat ini.

Ditanya apa yang dirasakan menjadi seorang Relawan saat ini.? Ia menjelaskan, dari pengalaman lapangan, telah menempa insting nuraninya menjadi individu yang peka terhadap kondisi sosial atau kemanusiaan. Selain itu, ia meyakini bahwa dari apa yang ia perbuat tanpa pamrih, tanpa materi dan tanpa balas jasa itu, suatu hari jika kesusahan melanda dirinya, akan dipermudahkan oleh Allaah SWT.

Dia mengambil satu contoh, saat gempa lombok yang pertama, pada saat itu belum menimpa tempat tinggalnya. Ia rutin melakukan penggalagan dana dan mengumpulkan apa yang di butuhkan oleh korban gempa di pengungsian. Namun tanpa disadari, diluar kemampuan manusia, gempa kembali datang memporak porandakan tempat tinggal warga termasuk disekitarnya yang mengakibatkan ribuan korban harus mengungsi.

Dari permasalahan baru yang kita hadapi tentu sangat membutuhkan bantuan . Dan tanpa meminta lanjut Perempuan AMAN ini, Banyak orang yang datang membantu kami disaat seperti ini dan bukanlah orang yang dikenal atau bukanlah orang-orang yang ia tolong sebelumnya.

Ia juga menjelaskan, meski satu sisi berat menjadi seorang Relawan, sisi lainnya banyak hal positif yang ia dapatkan. Ia juga merasakan bisa memanajemen waktu.

“Berada dibawah garis kerja AMAN., BPAN dan Perempuan AMAN NTB, sedari awal gempa lombok sampai saat ini telah berjuang keras tanpa pamrih membantu masyarakat dilokasi pengungsian.

“Komunikasi inten kondisi terkini dilapangan menjadi tugas Infokom masing Pengurus Daerah untuk terus berjuang sampai kondisi kembali normal.***

Sumber : http://ntb.aman.or.id/2018/08/13/bpan-dan-perempuan-aman-menjadi-relawan-tanpa-pamrih/