[caption id="attachment_314" align="alignnone" width="1024"]IMG-20170822-WA0012 Siswa siswi Sekolah Adat Dayeq Lewangan dari Komunitas Adat Jumetn Tuwoyatn di Kampung Sembuan, Kecamatan Nyuatatn, Kabupaten Kutai Barat, kaltim[/caption] Kaltim.aman.or.id Saat ini bahasa Dayeq Lewangan semakin jarang dipakai oleh genderasi muda baik dari �anak � anak maupun remaja di Komunitas Adat �Jumetn Tuwoyatn yang berada di Kampung Sembuan, Kecamatan Nyuatatn, Kabupaten Kutai Barat, Kaltim. Padahal bahasa daerah merupakan salah satu bentuk jati diri sebuah komunitas di masyarakat adat. Kemajuan modernisasi dan media informasi membuat banyak generasi muda di komunitas yang mulai meninggalkan bahasa daerahnya dan beralih menggunakan bahasa Indonesia sehingga bahasa daerah mereka sendiri �jarang digunakan bahkan tidak lagi dipakai. Ini yang mendasari didirikannya Sekolah Adat Dayeq Lewangan. Menurut Ketua Sekolah Adat Dayeq Lewangan, Ratnaty �Kalau kami mengingat di kampung kami ini, anak � anak sudah mulai meninggalkan bahasa daerahnya sendiri karena memang di sekolah formal mengharuskan untuk memakai bahasa Indonesia. Akan tetapi dikehidupan sehari � hari di� rumah misalnya, mereka juga tidak menggunakan bahasa daerah kami lagi yaitu bahasa Dayeq Lewangan, bahkan ada diantara anak � anak di kampung kami yang sudah tidak mengerti sama sekali bahasa daerahnya sendiri. Dari itu kami mencoba mengembalikan jati diri dari anak � anak ini supaya mereka mengenal bahasanya sendiri.� Ini hal yang sederhana dulu kami lakukan.�Tegas Ratnaty. [caption id="attachment_315" align="alignnone" width="1024"]IMG-20170822-WA0006 Belajar dasar - dasar menyanyam untuk membuat anyaman tradisional khas Dayeq Lewangan[/caption] Ratnaty juga menambahkan bahwa keberadaan Sekolah adat ini juga sudah sesuai dengan perundang - undangan yang ada yaitu Undang � Undang No. 72 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Layanan Khusus. Selain bahasa daerah, Sekolah Adat Dayeq Lewangan juga mengajarkan banyak hal terkait kearifan lokal dan budaya di komunitas adat ini mulai dari mempelajari sejarah kampung dan sisilah keluarga, Belajar mengukir dan melukis patung, belajar memainkan alat musik tradisional daerah, pengenalan obat - obatan tradisional, mendengarkan Intotn (dongeng khas Dayeq Lewangan), pengenalan dan pembelajaran teknik dasar menganyam dan menyulam tumper (Sulaman Khas Dayeq Lewangan) yang nantinya akan menghasilkan anyaman khas komunitas ini, Kembali memainkan permainana - permainan tradisional, serta juga beberapa tarian daerah yang diajarkan seperti Tarian Ritual Beliatn dan Tari Gantar dan beberapa tarian tradisional lainnya serta belajar membuat kuliner tradisional. [caption id="attachment_316" align="alignnone" width="1024"]IMG-20170822-WA0013 Tarian Ritual Pengobatan Beliatn juga menjadi materi pembelajaran di Sekolah Adat Dayeq Lewangan[/caption] Sekolah Adat Dayeq Lewangan mulai aktif melakukan aktifitas belajar mengajar sekitar bulan Juli 2017 dengan jadwal masuk sekolah dua kali dalam seminggu yaitu pada hari Sabtu dan Rabu dari pukul 15.00 hingga 17.00 sore hari. Sumber : kembalikan-jati-diri-masyarakat-adat-anak-anak-dayeq-lewangan-belajar-di-sekolah-adat