
Rakernas AMAN VIII Meninggalkan Kesan dan Harapan Bagi Masyarakat Adat di Kedang Ipil
22 April 2025 Berita Komang Era PatrisyaOleh Komang Era Patrisya
Masyarakat Adat Kutai Adat Lawas Sumping Layang di desa Kedang Ipil, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur bangga sekaligus terhormat bisa melayani peserta Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) VIII.
Kegiatan yang dihadiri ratusan pengurus AMAN dari seluruh nusantara ini meninggalkan kesan dan juga harapan bagi Masyarakat Adat Lawas Kutai Sumping Layang di Kedang Ipil.
Ketua komunitas Masyarakat Adat Kutai Adat Lawas Sumping Layang, Murad menyatakan terima kasih kepada AMAN yang telah memberi kepercayaan kepada desa Kedang Ipil sebagai tuan rumah pelaksanaan Rakernas AMAN VIII. Ia mengaku hingga kini tidak menyangka Kedang Ipil dipilih menjadi tempat kegiatan sebesar Rakernas AMAN
“Ini pertama kali Desa Kedang Ipil dipercaya menjadi tuan rumah kegiatan skala nasional, maka dari itu kami merasa bangga dan terhormat,” kata Murad usai penutupan Rakernas AMAN VIII di Kedang Ipil pada Rabu, 16 April 2025. Rakernas AMAN berlangsung selama tiga hari mulai 14-16 April 2025.
Murad bercerita dulunya, Desa Kedang Ipil sering mendapat diskriminasi dari desa lain. Mereka dianggap udik dan kuno karena masih mempertahankan adat lawas.
Namun, sebutnya, dengan adanya kegiatan Rakernas AMAN ini menjadi bukti bahwa Desa Kedang Ipil telah menjelma menjadi desa yang luar biasa dan bisa menjadi contoh desa-desa lain dalam mempertahankan dan melestarikan adat budaya.
Murad mengatakan selain memiliki adat budaya yang masih kental, Desa Kedang Ipil juga memiliki sumber daya alam yang melimpah. Akan tetapi, saat ini Masyarakat Adat di Kedang Ipil mendapat berbagai ancaman dari pihak luar, salah satunya adalah perambahan hutan.
Dikatakannya, hutan menjadi sumber kehidupan bagi Masyarakat Adat Kutai Adat Lawas Sumping Layang. Oleh karenanya, Masyarakat Adat berharap adanya dukungan dan pendampingan dari AMAN setelah berakhirnya kegiatan Rakernas.
“Ini penting agar kami bisa melerstarikan adat budaya dan juga mempertahankan wilayah adat Kedang Ipil,” pungkasnya.
Pengalaman Berharga
Murad menuturkan berbagai persiapan telah dilakukan warga Desa Kedang Ipil dalam mempersiapkan kegiatan Rakernas AMAN VIII agar berjalan sukses, mulai dari gotong royong membersihkan lingkungan desa, menyiapkan kamar menginap untuk para peserta sampai melakukan ritual adat yang disebut dengan ngasi makan pejawatan benua.
“Ritual ini sudah dilakukan pada 5 April 2025, bertujuan untuk memohon agar seluruh warga Desa Kedang Ipil dan peserta Rakernas AMAN dijaga dan dilindungi oleh alam semesta,” tuturnya.
Arniwati, salah seorang warga Desa Kedang Ipil mengaku sangat senang dengan adanya kegiatan Rakernas AMAN ini. Ia mengaku keseharian lebih sering pergi ke ladang, tapi selama ada kegiatan Rakernas memilih untuk membantu mempersiapkan konsumsi peserta Rakernas.
“Senang bisa membantu kegiatan Rakernas AMAN, ini pengalaman berharga yang tidak pernah saya dapatkan sebelumnya di Kedang Ipil,” kata Arniwati.
Kecerian peserta Rakernas dengan Masyarakat. Dokumnetasi AMAN
Wadah Memperkenalkan Adat dan Budaya
Jipok, salah seorang pemuda Desa Kedang Ipil juga mengaku senang bisa ambil peran membantu kegiatan Rakernas AMAN. Jipok mengatakan dengan adanya kegiatan Rakernas ini, sejatinya bisa menjadi wadah untuk memperkenalkan adat dan budaya yang ada di Desa Kedang Ipil. Jipok menegaskan adat istiadat Desa Kedang Ipil sangat dijunjung tinggi oleh Masyarakat Adat. Selain itu, Masyarakat Adat di Kedang Ipil juga memiliki tingkat toleransi yang sangat tinggi.
“Meski pun berbeda agama, tapi kami disatukan oleh adat,” ujarnya.
Menurut Jipok, kegiatan Rakernas AMAN ini telah memberikan berkah bagi warganya. Sebab dengan adanya Rakernas ini, penjualan produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) warga Desa Kedang Ipil meningkat. Ditambahkannya, warga juga merasa sangat terhibur dan senang dengan adanya panggung budaya yang menjadi bagian dari kegiatan Rakernas AMAN VIII.
“Panggung budayanya sangat menghibur sekali, warga bisa melihat kekayaan budaya yang ada di Indonesia,” terangnya.
***
Penulis adalah Jurnalis Masyarakat Adat dari Bali yang hadir di Rakernas AMAN VIII