Tolak Bala Bepenti’ adalah ritual yang dilakukan oleh Masyarakat Adat Dayak Seberuang, Kabupaten Sintang, untuk menangkal pandemik Covid-19. Ritual ini dilakukan di Desa Landau Panjang, Dusun Entajak, Kabupaten Sintang. Proses awal ritual yang dilakukan adalah membentuk kayu (kumpang, buah) menjadi berbentuk manusia. Mengapa yang dipilih adalah kayu kumpang atau kayu buah? Kerena kedua jenis kayu ini dianggap memiliki mata, kaki, kepala dan nyawa sehingga menyerupai manusia. Kayu penti’ ini kemudian diikat menggunakan kain merah dan putih pada bagian kepala dan pinggang. Proses pembuatan kayu dilakukan sehari sebelum upacara adat dimulai. Kayu penti’ yang telah dibuat, tidak boleh dibiarkan begitu saja, harus ada yang menunggunya. Keesokan harinya ritual adat dimulai. Ritual ini disebut dengan Besampi Sempata kepada Petara Puyang Gana, dengan menggunakan seokor ayam sebagai media perantara Besampi Sempata.

Semua kayu penti’ yang dibuat, mewakili setiap individu di Kampung Entajak. Tujuan ritual ini adalah untuk melindungi setiap orang agar semengat (jiwa) menjadi lebih kuat, nai mudah pedih (tidak mudah sakit) dan terhindar dari pandemik virus covid-19 yang tengah melanda dunia. Ada pantang dan puasa selama tiga hari, selama ritual dilakukan. Contohnya, masyarakat anggota komunitas tidak boleh keluar kampung, tidak boleh memakan makanan yang mengandung miang (tubuk), tidak boleh menoleh ke belakang saat pulang ke rumah (setelah penanaman penti’/kayu) dan harus ada ritual khusus yang dilakukan jika ada masyarakat yang akan berangkat ke kota.

Writer : Novi Soanti | Kalimantan Barat
Tag : AMANkanCovid19