Banjir Melanda Hulu Sungai Tengah di Kalsel
18 November 2021 Berita SyahliwanOleh Syahliwan
Banjir kembali melanda Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) pada Selasa (16/11/2021). Sebelumnya, banjir di daerah tersebut pernah terjadi pada 14 Januari 2021.
Banjir terjadi bersamaan dengan curah hujan yang tinggi. Hujan yang turun sejak Minggu (14/11/2021) hingga Senin (15/11/2021) siang di kawasan Pegunungan Meratus, mengakibatkan sebagian Kecamatan Barabai di HST, kembali terendam banjir, termasuk kantor dan pusat pemerintahan. Ketinggian air mencapai sekitar 20 sentimeter hingga satu meter lebih atau setinggi dada orang dewasa.
Rumah AMAN di HST pun tidak luput dari terpaan banjir. Namun, banjir tidak membuat aktivitas di sekretariat kami itu menjadi terganggu. Semuanya masih berjalan seperti biasa, meski intensitas kerja jadi berkurang. Sejumlah pengurus AMAN juga masih berjaga-jaga untuk pengamanan barang-barang jikalau air kembali naik.
Rubi, Ketua Badan Pengurus Harian (BPH) AMAN HST, mengatakan bahwa banjir yang melanda Rumah AMAN di HST itu tidak menimbulkan kerugian seperti yang pernah terjadi pada banjir di Januari 2021 lalu. Menurutnya, hal tersebut telah diantisipasi karena pengurus sudah siap dalam mengamankan barang serta dokumen organisasi.
Rubi menerangkan bahwa dua kecamatan, - di mana terdapat komunitas adat anggota AMAN - yaitu Kecamatan Batang Alai Timur dan Kecamatan Hatakan, sempat terisolasi karena ada beberapa titik tanah longsor yang menutupi jalan dan menyebabkan jembatan putus.
Rubi mengaku bahwa ia bersama Masyarakat Adat, khususnya yang berada di Desa Hinas Kiri, ikut bergotong royong untuk membersihkan tanah longsor di tiga titik yang ditemukan di sepanjang jalan dari kecamatan menuju Desa Hinas Kiri. Pembersihan tanah dilakukan secara swadaya dengan biaya serta alat seadanya berupa cangkul. Tim pemadam kebakaran dari Kecamatan Batang Alai Selatan juga ikut membantu untuk membersihkan lumpur akibat longsor untuk membuka akses dari Desa Hinas Kiri menuju pusat kota di Barabai.
Saat ini, kondisi dan aktivitas masyarakat di Barabai telah kembali normal. Pertokoan sudah mulai buka dan cuaca terpantau cerah
Sedangkan Komunitas Masyarakat Adat Balai Ramang, Balai Paduman, Balai Papagaran, Balai Pantai Uang, dan Balai Mandila di Kecamatan Hantakan, masih terisolasi karena putusnya jembatan penghubung di Sungai Labuan Amas.
Rubi menyatakan kekhawatirannya dengan kondisi banjir yang terjadi. Dalam satu tahun ini, sudah dua kali banjir besar melanda HST. Ia menyatakan bahwa AMAN mendesak pemerintah agar segera mengesahkan Peraturan Daerah (Perda) terkait karena ada ketidaksesuaian tata kelola hutan dan lingkungan di HST dengan kearifan lokal dan hukum adat setempat.
Sementara itu, Sahri Ramadhan, Camat Hantakan, mengatakan bahwa banjir yang melanda wilayah perkotaan di Barabai telah berlangsung selama lebih dari enam jam. Bahkan, sebagian wilayah sampai tulisan dibuat pun masih terendam banjir.
Namun, Sahri mengatakan bahwa penanganan banjir di HST sudah berjalan baik dengan dibangunnya jembatan darurat hasil kerja sama antara Pemerintah Desa Murung B dan Desa Patikalian.
“Aparat desa dari kedua desa tersebut patungan mengumpulkan uang seadanya untuk membangun jembatan darurat,” kata Sahri saat dihubungi pada Selasa (16/11/2021).
Terkait debit air di kawasan Kecamatan Hantakan, Sahri Ramadhan menambahkan kalau hal tersebut sudah terpantau normal dari jam empat sore Senin kemarin (15/11/2021). Sebelumnya, ketinggian air mencapai lebih dari dua meter yang terpantau dari jam dua pagi. Namun, telah berangsur surut pada jam tujuh pagi pada keesokannya (16/11/2021).
***
Penulis adalah warga Masyarakat Adat Balai Sumba di Kecamatan Batang Alai Timur, HST, Kalsel.