BPAN Gelar Pelatihan Kesetaraan Gender
19 Mei 2022 Berita Apriadi GunawanOleh Apriadi Gunawan
Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) menggelar workshop (pelatihan) bertema kesetaraan gender selama lima hari di Joglo Keadilan di Kota Bogor, Jawa Barat pada 9-13 Mei 2022. Pelatihan yang berlangsung atas kerja sama dengan TINTA (The Invisible Thread) itu bertujuan untuk meningkatkan partisipasi pemuda adat perempuan.
Ketua Umum BPAN Michelin Sallata mengatakan bahwa pelatihan diikuti oleh 18 peserta dari utusan pemuda adat perwakilan tujuh region dari wilayah pengorganisasian BPAN dan Pengurus Nasional BPAN periode 2022-2026. Pelatihan pun berjalan sukses.
“Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung pelaksanaan workshop. Harapannya, workshop ini dapat meningkatkan partisipasi pemuda adat perempuan di BPAN,” katanya usai workshop pada Sabtu (14/5/2022).
Michelin menjelaskan, pelatihan terselenggara atas kerja sama dengan TINTA yang merupakan organisasi pendukung gerakan Masyarakat Adat secara global serta penguatan perempuan adat dalam pengambilan keputusan. Ia mengatakan bahwa pelatihan yang difasilitasi oleh Blanca Lagunas itu, mengusung rencana-rencana strategis yang diharapkan dapat diterapkan ke dalam program kerja BPAN dalam jangka waktu setahun ke depan.
“Banyak rencana strategis yang diharapkan bisa dilakukan, terutama dalam menjalin kerja sama dengan organisasi yang relevan dengan isu gender dan kesetaraan, supaya di masa yang akan datang jumlah anggota BPAN yang berasal dari gender perempuan dan gender lain, bisa muncul dan berpartisipasi aktif,” ungkap perempuan dari Toraja itu.
Menurutnya, pelatihan tersebut cukup menantang karena para peserta harus mempelajari pengetahuan dasar gender dan pengaruhnya terhadap gerakan pemuda adat secara khusus dan gerakan Masyarakat Adat secara luas. Selain itu, pemuda adat juga berusaha memahami fenomena yang terjadi di komunitas Masyarakat Adat masing-masing menggunakan analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, ancaman, dan peluang) untuk mengidentifikasi rencana strategis mengenai penerapan kesetaraan dan isu gender ke dalam berbagai bentuk kegiatan. Kemudian yang tidak kalah penting, peserta mendapat motivasi untuk menggalakkan gerakan pulang kampung di semua komunitas Masyarakat Adat. Tentu saja, hal-hal terkait dengan peningkatan partisipasi perempuan untuk menjadi anggota BPAN, turut dibahas.
“Saat ini, persentase keanggotaan perempuan di BPAN hanya 30 persen. Sisanya laki-laki,” kata Michelin.
Menurutnya, fakta itu menunjukkan bahwa keseteraan di dalam organisasi BPAN belum maksimal dan perlu terus ditingkatkan.
"Untuk menjadi seorang Ketua Umum pertama di BPAN dari perempuan, bukan hal yang mudah untuk dijalani,” paparnya.
Menurutnya, masih banyak stigma dan diskriminasi berbasis gender yang melekat terhadap seorang perempuan yang memimpin.
“Ini tantangan yang harus kita jalani dengan penuh optimistis,” kata Michelin Sallata.
***