Berbagai Kampung Adat di Danau Sentani Siapkan Rumah untuk Peserta KMAN VI
05 September 2022 Berita Apriadi GunawanOleh Apriadi Gunawan
Kampung-kampung adat yang berada di tepian Danau Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, terus berbenah jelang pelaksanaan Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI yang akan digelar di Wilayah Adat Tabi pada 24-30 Oktober 2022. Berbagai persiapan sedang lakukan, termasuk penyiapan rumah-rumah warga yang akan dijadikan sebagai tempat tinggal peserta KMAN VI.
Yakob Ibo dari Kampung Atamali menyatakan bahwa mereka telah siap menyambut kedatangan peserta KMAN VI. Ia bilang, rumah warga dan sarana pendukung lainnya yang disiapkan sebagai tempat tinggal peserta KMAN VI, sudah mulai dibenahi, terutama fasilitas toilet atau MCK.
“Kalau di sini, sekitar dua rumah yang kami sediakan. Rumahnya besar dan bisa (menampung) untuk sekitar 20-30 orang,” katanya kepada Tim Bidang Infokom (Informasi dan Komunikasi) KMAN VI saat mengunjungi Kampung Atamali pada akhir Agustus 2022 lalu.
Yakob mengaku kalau panitia KMAN VI telah datang ke kampung-kampung adat yang ada di sekitar Danau Sentani untuk mendata rumah warga yang kelak dijadikan penginapan peserta KMAN VI. Ia mengatakan, semua fasilitas rumah yang menjadi penginapan peserta KMAN VI, akan pula disiapkan dukungannya oleh Pemerintah Kabupaten Jayapura.
Ia mengatakan bahwa Masyarakat Adat di kampungnya sangat antusias menyambut KMAN VI karena berdampak positif bagi mereka.
“Di kampung ini, penduduknya ada sekitar 300 jiwa lebih. Semuanya mendukung KMAN VI,” ujarnya.
Menurutnya, mereka telah mempersiapkan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk menyambut peserta KMAN VI selama berada di Papua. Yakob menyebut kalau salah satu kegiatan itu, adalah penyambutan adat bagi peserta KMAN VI.
“Setiap kontingen (peserta KMAN VI) yang turun di satu kampung, maka kampung tersebut secara adat akan menyambut mereka dengan iringan musik. Setelah itu, makan bersama,” kata Yakob sembari mengaku kalau Masyarakat Adat di kampung mereka bangga bisa menerima saudara sesama Masyarakat Adat dari Nusantara.
Yakob menjelaskan, semua Masyarakat Adat di sana sangat mendukung kegiatan KMAN VI. Untuk itu, katanya, mereka telah membentuk panitia untuk menyambut kedatangan para peserta untuk tinggal sejenak dan makan bersama. Panitia di sana akan menjamu para peserta dengan makanan khas Papua, yaitu papeda.
“Papeda bagus dan itu makanan khas di Sentani, Papua,” katanya.
Yakob menambahkan, selain papeda, peserta KMAN VI juga akan dimanjakan dengan menu hidangan ikan. Menurutnya, ikan tidak perlu ragu untuk dimakan. Stoknya melimpah di kampung yang berada di tepian danau itu. Ada mujair, gabus, nila, dan lain-lain.
“Kita tinggal menjaringnya (di danau). Sentani tidak ragu untuk kita, di sini sumber ikan. Semua ikan yang dijual di pasar, asalnya dari Danau Sentani,” ungkap Yakob.
Bagi para tamu yang muslim, kampung-kampung adat juga telah mengondisikan kampung. Di sana, mereka hanya akan menghidangkan makanan halal. Para peserta juga tak perlu khawatir dengan keberadaan babi karena hewan ternak itu tidak dibiarkan berkeliaran di kampung dan memiliki kandang khusus.
Ester Pele memegang helay, kerajinan berupa tembikar tanah liat khas Kampung Abar. Sumber foto: Dokumentasi AMAN.
Ester Pele, perempuan adat dari Kampung Abar, juga mengutarakan bahwa kaum perempuan adat mendukung pelaksanaan KMAN VI. Atamali dan Abar adalah dua kampung adat di Distrik Ebungfauw.
Ia mengatakan bahwa semua tamu yang datang ke kampung adatnya pada saat pelaksanaan KMAN VI, akan mereka tangani sendiri. Perempuan adat itu menyadari tamu yang datang ke kampungnya, bukan hanya dari Papua, tapi berbagai pelosok Nusantara.
“Kita sendiri yang tangani. Ini tamu bukan Papua saja, satu Nusantara. Kita harus tahu makannya apa,” kata Ester.
Namun, sejauh ini, Masyarakat Adat di sekitar Danau Sentani belum tahu pasti berapa jumlah peserta KMAN VI yang akan menginap di rumah mereka.
Cornelis Pele, ondofolo (pemimpin adat) dari Kampung Abar, pun belum tahu akan ada berapa tamu yang direncanakan untuk menginap di kampungnya.
“Saya belum tahu dapat tamu berapa orang. Di sini, satu kamar bisa diisi dua orang, satu rumah bisa muat empat orang,” katanya sembari menyebut bahwa di kampungnya terdapat 22 rumah yang dapat disediakan untuk menampung peserta KMAN VI.
**