Eliza Kissya tokoh inspiratif penanggulangan bencana 2012
11 Desember 2012 Berita Eliza KissyaJakarta, 14 November 2012 - Eliza Kissya raih penghargaan kategori “Reka Utama Anindha” dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Pria yang akrab dipanggil Om Eli ini menerima penghargaan sebagai tokoh inspiratif penanggulangan bencana. Selain Eliza Kissya, ada 3 orang yang mendapatkan penghargaan sebagai tokoh inspiratif penanggulangan bencana yaitu; Sukiman Mochtar Pratomo dari Solo, I Ketut Sugata dari Gianyar, Bali, dan Bejo dari Kebumen.Penganugerahan ini dari “Anugerah Penghargaan Dalam Bidang Kebencanaan 2012” yang diadakan oleh BNPB di Hotel Millenium, Jakarta. Ada beberapa kategori dalam penganugerahan penghargaan ini yaitu; Reka Utama Anindha untuk tokoh inspiratif penanggulangan bencana, Citra Adiluhung untuk foto jurnalistik, Citra Leka Birawa untuk Film Dokumenter, Citra Carita Parama untuk Karya Tulis Jurnalistik, Citra Dharma Bhakti untuk media massa yang memiliki program kebencanaan terbaik. Selain itu juga ada penghargaan Adarma Widya Argya kepada Drs Subandriyo, M.Si atas dedikasi dan jasa-jasanya menerapkan ilmu pengetahuan untuk kemanusiaan.Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam sambutannya mengatakan bahwa acara penganugerahan ini akan menjadi agenda tahunanBNPB. Melalui acara ini, beliau mengharapkan terjalin hubungan kemitraan sinergis semua pihak sehingga memiliki visi yang sama untuk membangun masyarakat dan bangsa yang tangguh menghadapi bencana. Hal senada juga disampaikan Kepala BNPB, Syamsul Maarif bahwa urusan bencana tidak bisa dilakukan oleh pemerintah sendiri, harus melibatkan masyarakat dan semua pihak yang terkait. Syamsul Maarif juga menghimbau kepada tokoh-tokoh inspiratif agar menularkan sifat yang baik ini kepada kalayak ramai.
Mengenal sosok Eliza Kissya
Eliza Kissya lahir pada 12 Maret 1949 di Negeri Haruku, Maluku Tengah. Beliau menikah dengan Elizabeth dan dikarunia 6 orang anak yaitu Cliff Kissya (laki-laki), Maksimilian Kissya (laki-laki), Golda Kissya (Perempuan), Benito Kissya (Laki-laki), Yohana Kissya (Perempuan), Alida Kissya (Perempuan).Eliza Kissya atau akrab disapa Om Elly adalah Kepala Kewang di Komunitas Adat Negeri Haruku, Maluku. Beliau diangkat sebagai Kepala Kewang sejak tahun 1979. Menurut Om Elly saat ini ada 40 orang Kewang yang bertugas menjaga bumi Haruku, 5 orang diantaranya adalah perempuan.Dalam komunitas adat Negeri Haruku, Kewang adalah lembaga adat yang dipercaya untuk mengelola sumberdaya alam dan ekonomi masyarakat, sekaligus sebagai pengawas pelaksanaan aturan-aturan adat dalam masyarakat. Ada Kewang darat, Kewang laut dan sasi merupakan salah satu aturan adat Negeri Haruku. Sebagai Kepala Kewang, Eliza Kissya menjadi pelopor gerakan masyarakat adat dalam pelestarian lingkungan Negeri Haruku. Beberapa kegiatan yang selama ini ditekuninya antara lain; melestarikan habitat mangrove, membuat pembibitan mangrove, membuat talud pantai (pemecah ombak sederhana/ pemancangan kayu dan penimbunan batu) untuk mencegah erosi, melestarikan habitat burung maleo, membuat penangkaran dan penetasan telur maleo, serta melestarikan penyu. Selain itu Om Eli juga melestarikan upacara adat yaitu sasi lompa. Om Eli sangat perduli pada pendidikan lingkungan anak-anak, untuk itu dia mendirikan rumah pendidikan lingkungan Kewang Haruku. Mereka belajar di alam terbuka agar dalam diri anak-anak tumbuh semangat cinta pada lingkungan. Membangun perpustakaan lingkungan di dekat rumah Kewang. Disamping itu Om Eli juga mengadakan lomba menulis dan melukis anak-anak dengan thema lingkungan. Berkat dedikasi dan pengabdiannya, Om Eli bersama Komunitas Adat Negeri Haruku meraih beberapa penghargaan yaitu; Kalpataru (1985), Satya Lencana (1999), Coastal Award (2010) dan kini penghargaan sebagai tokoh inspiratif dalam penanggulangan bencana BNPB, 2012. Menurut Eliza Kissya penghargaan ini membuktikan bahwa masyarakat adat mampu melestarikan lingkungannya sendiri dengan baik.“Mengabdi itu bukan untuk mencari poppularitas, tapi kita mau tunjukkan pada dunia bahwa berbicara mengenai penyelamatan lingkungan masyarakat adat itu punya kualitas,” kata Elly Kissya. ///**** Annas Radin Syarif “Selamatkan Bumi Sekarang Juga” Sekarang hari sudahlah malam Singah dulu di Sanana Manfaatkan sumberdaya alam Secara arif dan bijaksana Di Maluku banyak kelapa Jalan berliku banyak tikungan Biar orang mau bilang apa Masyarakat adat penyelamat lingkungan Beta ini anak pelaut Tujuan hidup sudah terjangkau Takut berhadapan dengan maut Beta harus menanam bakau Ada orang menyerang kami Kami lari membawa tembakau Kalau takut dihantam tsunami Jangan anda menebang bakau Di Maluku banyak bengkudu Kalo nyamuk pakai autan Jangan anda sembarang nuduh Kami bukan perambah hutan.///**** Eliza Kissya.
Writer : Eliza Kissya | Jakarta