Oleh Apriadi Gunawan

Sekretaris Jenderal (Sekjen) AMAN Rukka Sombolinggi meminta seluruh pengurus untuk memperkuat konsolidasi internal sembari melengkapi struktur dan perangkat kerja. Upaya itu penting dilakukan untuk menentukan apakah kita kuat atau tidak ke depannya

“Ada banyak yang harus kita benahi. Mudah-mudahan kita semua bisa melakukannya dengan baik - work hard, play hard (kerja keras dan rekreasi juga dengan keras),” ungkap Rukka dalam sambutannya pada Rapat Pengurus Besar (RPB) AMAN XXX di Rumah AMAN di Sempur, Kota Bogor pada Jumat (13/1/2023).

Ia menyatakan bahwa secara internal, AMAN masih harus diperbaiki. Ia menuturkan kalau dilihat dari seluruh evaluasi selama ini, kita harus memperkuat lagi kaki kita yang sejauh ini tetap on progress (melangkah maju). Penguatan kaki yang dimaksud itu, adalah Pengurus Daerah (PD), Pengurus Wilayah (PW), dan kelompok-kelompok tingkat kampung, termasuk pemuda adat, perempuan adat, dan sekolah adat.

“Upaya penguatan kaki ini akan terus kita lakukan sampai kokoh,” kata Rukka. Ia menyebut, selain penguatan konsolidasi internal, AMAN juga masih punya pekerjaan rumah ke depan untuk melengkapi struktur dan memperkuat perangkat kerja. Menurutnya, pekerjaan itu penting untuk dituntaskan agar kita semakin kuat ke depan.  

Rukka menerangkan bahwa kekuatan kita pernah diuji saat pandemi Covid-19 lalu, di mana kala itu kita semakin kuat dan koordinasi kerja juga baik meskipun berbagai hal dilakukan secara daring (online).

Ia menambahkan, tahun ini diprediksi akan terjadi resesi ekonomi. Kekuatan kita pun kembali akan diuji. Dalam situasi tersebut, sambung Rukka, ketahanan pangan menjadi inti.

“Ekonomi-ekonomi lokal harus kita kuasai. Ini menjadi tujuan strategis lima tahun ke depan,” pungkasnya.

Rukka menyatakan bahwa kita harus terus mewarnai narasi publik. Kemudian, kita juga harus banyak mengembangkan publikasi kisah-kisah kita, baik di level kampung maupun global. Rukka menyebut, salah satu kelemahan kita saat ini, ada di data dan informasi. Menurutnya, data kita masih kurang untuk dilengkapi, sehingga perlu dikonsolidasikan.

RPB XXX Aliansi Masyarakat Adat Nusantara. Foto: Documentasi AMAN

“Ke depan, kita akan punya data yang besar dan terpusat,” ujarnya kepada peserta RPB AMAN XXX, meliputi para staf khusus, deputi, direktur, Dewan AMAN Nasional (DAMANNAS), dan perwakilan organisasi sayap.

Dalam RPB yang dibuka oleh Ketua DAMANNAS Stefanus Masius dan berlangsung selama dua hari pada 13-14 Januari 2023 tersebut, Rukka Sombolinggi sebagai Sekjen AMAN yang terpilih untuk periode kedua ini, juga menjadi peluang dalam melihat berbagai situasi terkait dengan perkembangan politik, di antaranya pengawalan Rancangan Undang-Undang tentang Masyarakat Adat (RUU MA) ke dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2023, advokasi penolakan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Cipta Kerja bersama Komite Nasional Pembaruan Agraria (KNPA), pengawalan RUU Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem (KSDAE) bersama koalisi, penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Penanganan Kasus Masyarakat Adat bersama Persatuan Pembela Masyarakat Adat Nusantara (PPMAN), dan konsolidasi persiapan politik elektoral.

Sementara untuk perkembangan organisasi, Rukka memaparkan perencanaan strategis organisasi untuk lima tahun ke depan, meliputi kebijakan yang mengakui dan melindungi Masyarakat Adat, publikasi pemberitaan dan kampanye media secara rutin, penyusunan buku prosiding hasil KMAN VI, peluncuran Gerai Nusantara (GeNus) sebagai strategi perluasan usaha, penyiapan kerangka administrasi dan kelembagaan pendanaan langsung Masyarakat Adat dan komunitas lokal (Nusantara Fund), serta konsolidasi jaringan pendukung penyelenggara KMAN VI.

Pada kesempatan tersebut, Rukka juga memaparkan soal keterbukaan dalam mengelola anggaran di AMAN. Ia menegaskan perihal AMAN sebagai organisasi yang mempunyai keterbukaan di publik urusan uang (transparansi dan akuntabilitas).

“Kita mempublikasikan uang kita di website,” ujarnya.

Rukka menuturkan bahwa cara itu meningkatkan kepercayaan donor kepada kita karena mereka hanya mau tahu uangnya tidak disalahgunakan. Rukka menyatakan, semestinya uang itu akan lebih mudah kita peroleh kalau semua pengurus bisa bekerja lebih maksimal.

“Uang akan mengikuti ketika kita kerja dengan baik,” ungkapnya.

Stefanus Masius yang memimpin RPB, mengapresiasi laporan Sekjen AMAN yang sangat komprehensif. Menurutnya, semua itu menunjukkan bahwa AMAN sudah mempunyai tata kelola organisasi yang baik.

“Yang penting bagaimana kaki-kaki ini bisa kokoh. Karena kalau kaki ini kokoh, saya kira itulah yang menjadi kekuatan AMAN untuk eksis,” ujarnya.

Stefanus menilai seluruh capaian yang telah dilakukan Sekjen AMAN dan teman-teman di Pengurus Besar (PB) AMAN, telah luar biasa, terutama dalam pendanaan.

“Sekarang, sangat sulit mencari dana, jadi kalau kita tidak punya kemampuan dalam mencari dana, maka tidak akan mampu mendapatkan sumber pendanaan,” ujarnya.

***

Writer : Apriadi Gunawan | Jakarta
Tag : Masyarakat Adat DAMANNAS RPB XXX