Sekjen AMAN Resmikan Pusat Pendidikan Ekonomi Masyarakat Adat Bengkulu
27 Mei 2024 Berita SepriandiOleh Sepriandi dan Apriadi Gunawan
Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Rukka Sombolinggi meresmikan Pusat Pendidikan Ekonomi Masyarakat Adat Bengkulu disela kegiatan Musyawarah Wilayah (Muswil) ke IV AMAN Bengkulu di wilayah adat Lembak Bulang, pada Rabu 22 Mei 2024.
Rukka dalam sambutannya menyatakan bahwa Masyarakat Adat harus mengutamakan ketersediaan pangan di kampung. Kemudian, memperkuat pendidikan di sekolah-sekolah adat agar kemudian kampung wilayah adat kita tidak hilang karena ditinggalkan penerusnya.
"Terbukti, karena pangan kita berlimpah, kita masih cukup berjaya selama masa pandemi," kata Rukka Sombolinggi.
Rukka meminta agar pengurus AMAN Bengkulu terus melakukan konsolidasi berkunjung ke wilayah adat untuk memastikan ketersediaan pangan secara ekonomi. Rukka juga meminta kampung-kampung di wilayah adat tetap dipertahankan agar Masyarakat Adat terus bisa berdaulat.
"Sepanjang kita memperkuat kampung, kita berdaulat mempertahankan kampung kita, ekonomi kita tentu dipastikan aman," terangnya.
Selain memastikan ketersediaan pangan di wilayah adat, Sekjen Rukka Sombolinggi juga meminta agar sekolah adat di kampung terus dipertahankan. Kemudian, mendorong pemuda-pemuda adat untuk ikut berpartisipasi dan merawat tanah leluhur.
"Anak muda harus tinggal di kampung. Mengelola dan mempertahankan sekolah adat. Bantu tetua, tokoh adat agar kita terus dapat mempertahankan identitas adat di wilayah masing-masing," katanya.
Dewan AMAN Nasional (DAMANAS) Def Tri Hardianto, yang pernah menjabat Ketua Pengurus Harian AMAN Bengkulu menyampaikan bahwa masih banyak tugas-tugas penting yang masih menjadi catatan dalam menjaga wilayah adat di Bengkulu. Oleh karena itu, ia meminta agar Pengurus Harian AMAN Bengkulu yang baru terpilih untuk terus berkonsolidasi dengan pengurus daerah lainnya dalam meningkatkan perekonomian Masyarakat Adat.
"Tugas kita untuk membangun perekonomian Masyarakat Adat yang lebih baik. Ini pekerjaan rumah kita dalam rangka penguatan masyarakat adat di kampung agar secara ekonomi lebih meningkat,” kata Def Tri.
Penguatan Ekonomi Masyarakat Adat
Direktur Pengembangan Ekonomi & Pengelolaan Sumber Daya Lestari (PEPSAL) PB AMAN Feri Nur Oktaviani menjelaskan bahwa AMAN sudah mulai mengembangkan pusat pendidikan ekonomi Masyarakat Adat sejak 2021. Dikatakannya, pusat pendidikan ekonomi Masyarakat Adat di Bengkulu ini merupakan salah satu upaya untuk penguatan ekonomi Masyarakat Adat dalam konteks promosi dan pemasaran produk Masyarakat Adat yang dikelola oleh Kelompok Usaha Masyarakat Adat (KUMA) dan Badan Usaha Milik Masyarakat Adat (BUMMA).
“Kita ingin pusat pendidikan ekonomi Masyarakat Adat ini nantinya bisa menjadi "rumah" bagi Masyarakat Adat dalam berbagai aktivitas,” terangnya.
Dikatakannya bahwa akses pasar seringkali menjadi masalah bagi KUMA- BUMMA untuk bisa memasarkan produk Masyarakat Adat karena terletak di remote area dan aksesibilitasnya sulit. Untuk menjembatani hal tersebut, sebut Feri Nur, AMAN memproyeksikan untuk bisa membentuk semacam hub and warehouse (pusat pemasaran yang akan mengkoneksikan KUMA- BUMMA). Lokasinya terletak di wilayah-wilayah yang strategis di 7 (tujuh) region: Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
“Di Region Sumatera, Pengurus Wilayah AMAN Bengkulu sebagai "host" untuk hal tersebut,” terangnya.
Feri Nur menyatakan selain mendirikan pusat pendidikan ekonomi Masyarakat Adat, AMAN juga memiliki Gerai Nusantara Coffee & Boutique sebagai "rumahnya produk Masyarakat Adat" yang berada di Bogor sebagai pusat promosi dan pemasaran produk Masyarakat Adat Dan saat ini juga sedang berproses untuk perampungan di Makassar. Tim PW AMAN Sulawesi Selatan yang mempersiapkan hal tersebut.
Feri Nur menuturkan pusat pendidikan ekonomi Masyarakat Adat ini diharapkan bisa menjadi "rumah" bagi Masyarakat Adat untuk bertemu, berbagi pengalaman dan meng-upgrade kemampuan skill, inovasi dan manajemen dalam penguatan ekonomi Masyarakat Adat. Kemudian, mendekatkan produk Masyarakat Adat dengan pasar.
“Kita ingin pusat pendidikan ekonomi Masyarakat Adat ini menjadi pusat promosi dan pemasaran bagi produk- produk Masyarakat Adat,” ujarnya.
***
Penulis Sepriandi adalah Jurnalis Masyarakat Adat di Bengkulu